Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu

by Rudy Gold 22:59,Jul 24,2020
Melihat Erik Luo yang begitu ganas, dia merasakan bahwa si gilak itu pasti benar-benar bisa membunuhnya, dia pun dengan segera menganggukkan kepalanya, bersujud di bawah lantai dan berkata: “Maafkan aku, maafkan aku!”

Erik Luo pun menendangnya dengan satu kakinya dan berkata: “Sampah seperti ini tidak pantas menghadiri pernikahanku, pergi kamu!”

Riski Han dan beberapa teman-teman serta bawahannya pun dengan cepat kabur menuju pintu keluar.

Aula itu pun seketika hening, siapa sangka pengantin pria yang banyak direndahkan oleh orang-orang , tiba-tiba menjadi ganas.

Erik melihat ke arah seluruh tamu undangan dan berkata: “Aku adalah orang yang kasar, tidak mengerti caranya berpura-pura baik, orang yang menghormati aku silahkan untuk minum segelas bir dengan baik, jika kalian meremehkanku, maka janganlah mencari masalah.”

Setelah itu acara bersulang berjalan dengan lancar dari sebelumnya, semua orang pun tidak berani lagi merendahkannya dan segera meminum bersih bir yang ada di tangan mereka.

Ekspresi suami-istri keluarga Ye yang duduk di kejauhan tampak kaget, wajah ibu mertua Santi Tang pun menjadi pucat, lalu berkata kepada Wahyu Ye: “Sungguh bahaya sekali jika sudah membuat masalah dengan Riski Han, dia pasti akan kembali untuk membalaskan dendamnya, kenapa Erik malah mencari masalah dengannya, seterusnya pasti bertubi-tubi masalah yang akan datang.”

Wahyu pun berkata dengan nada dingin: “Kalau saja waktu itu aku tidak merebut bisnis pertama dari tangan Thomas Han, bagaimana mungkin bisa jadi seperti sekarang ini, menjadi seorang pria harus berani dan tidak boleh pasrah jika ditindas begitu saja, benar-benar wanita.”

“Kamu...”

......

Acara pernikahan pun selesai pada sore hari, tamu undangan satu persatu pun pulang, hanya tertinggal beberapa saudara dan teman yang mengikuti mereka pulang ke villa keluarga Ye, bermain dan mengobrol bersama Beti Ye.

Erik Luo tidak bisa mengobrol dengan orang-orang seperti mereka, jadi dia hanya mengobrol dan minum bersama suami-istri Surya Li.

Langit pun dengan cepat menjadi gelap, satu persatu saudara dan teman mulai berpulangan, sepertinya efek alkohol dari bir pun mulai naik di tubuh Erik, dia merasa tubuhnya sangat panas, dengan terlunta-lunta dia berjalan masuk ke kamar pengantin, begitu pintu dibuka, dia melihat Beti Ye yang sedang mengganti baju, tubuhnya yang putih bersih itu pun samar-samar terlihat dari matanya, pinggangnya yang ramping, serta kedua kakinya yang lembut......

“Ahh!” Beti Ye pun terkejut, dengan cepat dia mengambil bajunya dan menutup tubuhnya, dengan marah berkata: “Siapa yang suruh kamu masuk, keluar!”

Erik yang tadinya senang, begitu melihat wajah terkejutnya, dia pun menaikkan alis dan berkata: “Ini adalah kamar pengantin, kalau tidak tidur di sini aku mau tidur di mana?”

Beti pun menjawab dengan dingin: “Terserah mau tidur di mana pun, aku tidak peduli, lain kali jangan sembarangan masuk ke kamarku dan jangan menyentuhku, kalau tidak, kita akan cerai!”

Erik Luo menutup pintu dengan keras lalu pergi naik ke atap.

Angin malam berhembus datang, dia pun sudah lumayan sadar, dia berpikir Beti Ye tidak menyukainya dan nantinya pasti memintanya untuk bercerai, saat itu juga paman Ye pun tidak akan terlalu bersedih, dan dia sendiri juga tidak termasuk mengingkar janji terhadap permintaan ibunya itu.

Dan jika masalah ini selesai, maka dia akan pergi mengembara dan menjadi seorang pengembara yang bebas.

Satu hal yang paling sedih adalah setengah bulan yang lalu saat terakhir dia sedang bertugas, dia kehilangan “Mata jarak jauh” yang dia banggakan.

Erik Luo menyadari bahwa penglihatan jarak jauhnya tidak seperti orang-orang pada umumnya, dia bisa melihat dengan jelas sesuatu yang jaraknya 1 Km lebih, setelah menjadi tentara, tim khusus pun tertarik kepadanya, setelah berlatih selama dua tahun dia pun ke luar negeri untuk berperang, hanya dengan sekali tembakan bisa dengan tepat sasaran, bahkan dia sampai dijuluki sebagai “Hantu tembak”.

Hanya saja dua bulan yang lalu saat sedang melaksanakan tugasnya, dia mengalami kecelakaan, sebuah bola kecil yang berwarna kuning mengenai tubuhnya dan masuk ke dalam organ dalamnya, sehingga mengakibatkan kemampuannya pun mulai menurun drastis dan mempengaruhi mata jarak jauhnya itu, jadi dengan pasrah dia pun dipulangkan ke negaranya sendiri.

Sebenarnya bola kuning itu apa? Sampai-sampai bisa sehebat itu masuk ke dalam bagian tubuhnya?

Tanpa disadari dia mengusap bagian pusarnya, sampai sekarang bagian itu masih merasakan adanya hawa-hawa panas seperti adanya tenaga dalam yang sedang bergerak di dalam.

Saat mendongakkan kepala melihat langit, tiba-tiba saja di dalam tubuhnya ada sesuatu yang mengalir dan bergerak seperti udara panas lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Perasaan aneh ini pun tidak pernah dia rasakan sebelumnya, udara panas seketika mengalir di dalam tubuhnya, dan saat mengalir melewati kedua matanya, seketika itu pula dia merasa matanya cerah, sampai-sampai dia pun bisa melihat kumbang kotoran yang sedang berguling di bawah tanah dengan sangat jelas, perasaan ini seperti perasaan yang dia kenali dan mengejutkan seluruh tubuhnya.

Erik Luo memandang langit semalaman, sampai matahari terbit dia pun baru berhenti, dia merasakan semangatnya menjadi beratus kali lipat, penglihatannya pun sampai bisa melihat nyamuk yang beratus meter jauhnya, dia pun merasa tubuhnya lebih bertenaga dari sebelumnya, dan ini semua adalah efek dari panas yang menjalar dari perutnya itu.

Erik Luo pun merasa sangat senang sekali, dia tidak menyangka kesialan kali ini membawa keberuntungan baginya, dia tidak tahu efek baik apa lagi yang diberikan oleh tenaga dalamnya itu?

Melihat langit sudah cerah, Erik pun turun ke bawah dan bersiap-siap untuk mandi, lalu pergi berjiarah ke makan ibunya, tetapi dia malah bertemu dengan wanita cantik yang memiliki tubuh langsing di dalam kamar mandi, dia hanya mengenakan tank top yang sedikit transparan, setelah dilihat-lihat, ternyata itu adalah adik ipar, Bella Ye.

Dari awal dia tidak menyukai Erik Luo, pernikahan semalam dia pun juga tidak hadir dan malah pergi bermain bersama dengan teman-temannya, walaupun dia melihat Erik, dia juga tidak menyapanya dan hanya pergi begitu saja.

Erik Luo pun juga tidak perhitungan dengannya, setelah makan sarapan, Wahyu Ye berkata: “Hari ini adalah hari kematian ibunya Erik Luo, tinggalkan urusan kalian semua dan kita akan pergi berjiarah, Bella Ye, jika kamu masih mau kabur, maka aku akan mematahkan kakimu setelah pulang nanti!”

“Kenapa berbicara seperti itu, anakmu sekarang sudah besar, masih pakai acaman untuk mematahkan kaki? Seperti preman saja......” Santi Tang mengoceh tanpa henti. Erik Luo setelah selesai mengganti bajunya, dia pun membawa barang-barang dan menunggu di dalam mobil.

Baru saja masuk ke dalam mobil, Bella Ye pun sudah mengejeknya: “Wah, pakaianmu formal sekali, saat ibumu meninggal waktu itu dia tidak melihatmu, dan sekarang malah kamu berpura-pura menjadi orang hebat, apa gunanya?”

Awalnya hati Erik sudah berat, tetapi setelah mendengar kata-kata ini hatinya pun semakin sakit.

Saat itu dia sedang menjalankan tugas di luar negeri sehingga tidak bisa pulang, sampai-sampai tidak bisa melihat wajah terakhir ibunya, dia pun tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri, jadi dia pun tidak menyangkal kata-kata dari Bella Ye, hanya saja matanya memerah.

Erik Luo mengendarai mobil ke pemakaman pinggiran kota, tempat ini sepi sekali dan tidak terlihat satupun orang, semakin berjalan mendekati makam ibunya, hati Erik Luo pun semakin berat.

Akhirnya dia sampai di depan batu nisan ibunya, melihat foto ibunya yang tersenyum berseri-seri, Erik Luo pun tidak tahan lagi, kedua kakinya bersujud di hadapannya, di dalam pikirannya dia teringat masa-masa ibunya yang memeluknya dan membaca cerita untuknya, air matanya pun mengalir deras dan tidak bersuara.

Keluarga Ye saling bertatapan dan hanya terdiam.

Tidak tahu sudah berapa lama, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang amat ribut dari belakang, Wahyu pun melihat ke arah asal kaki itu, dan terlihat Riski Han membawa segerombolan orang ke arah mereka dengan mengangkat alisnya.

“Wah, bukankah ini adalah menantu sampah keluarga Ye si Erik Luo? Kebetulan sekali!” Riski Han pun tertawa kuat dan berjalan ke arah mereka.

Wahyu berkata: “Bocah, hari ini adalah hari kematian ibunya, lebih baik kamu jangan mencari masalah.”

“Paman Ye garang sekali, sesombong itukah mendapat menantu sampah seperti dia?”

Riski Han tertawa dingin dan melihat ke arah Beti Ye, lalu berkata: “Kamu begitu cantik, tubuh kamu juga sangat indah, kenapa malah menikah dengan seorang tentara jelek seperti dia? Aku rasa sebaiknya kamu menikah denganku, kedua keluarga kita bergabung dan menjadi kuat, dan kita pun tidak akan takut siapapun lagi di kota Hedong ini.”

“Hati-hati kata-katamu! Kalau tidak ada urusan lebih baik pergi dari sini!” kata Wahyu Ye dengan marah.

“Ada urusan, tentu saja ada urusan!” raut wajah Riski Han pun terlihat mulai serius, sorot matanya melihat ke Erik Luo yang sedang bersujud di lantai dan berkata: “Wah, ibumu mati? Bagaimana matinya?”

Erik Luo seperti tidak mendengar kata-katanya, dia hanya terdiam dan melihat batu nisan itu.

“Brengsek, hei, tuan muda sedang bertanya padamu!” pengawal yang berada di sebelahnya pun menendang seluruh persembahan di depan batu nisan itu, buah-buahan pun terjatuh berserakan di lantai, “Phiang” suara gelas teh terjatuh dan pecah.

Download APP, continue reading

Chapters

173