Bab 11 Menjadi Anjing Kecilmu

by Bryan Wu 00:47,Jun 21,2020
Di kamar sebelah, Stanley Ning juga merasa bosan. Ketika ia hendak menutup ponselnya, tiba-tiba ponselnya bergetar.

Huft.......

Setelah Stanley Ning melihat foto di dalam ponselnya itu, seketika ia merasa panas pada hidungnya.

Gadis itu terlalu berani untuk mengirim ini!

Di dalam foto itu, Dewi Lin mengenakan sebuah bra mini berwarna hitam yang seksi. Kaus kaki stocking berwarna hitam menutupi kakinya dan membuat kedua kakinya itu terlihat panjang.

Meskipun bentuh tubuhnya tidak seindah Leticia Lin, namun foto ini benar-benar terlihat sangat seksi.

Yang lebih pentingnya lagi adalah dia merupakan adik iparnya sendiri.

Dwanwan (nama samaran Dewi Lin): “Kak Seannor (nama samaran Stanley Ning), apakah kamu menyukai ini?”

Stanley Ning memfokuskan tatapannya dan membalas pesan itu.

Seannor: “Suka.”

Dwanwan: “Kalau kedepannya kamu ingin melihat lagi, bolehkah aku mengirimkannya lagi untukmu?”

Jari-jari Stanley Ning sedikit kaku dan dia tidak tahu harus menjawab apa. Namun ketika dia terpikir akan sifat cuek pada Dewi Lin dikehidupan sehari-hari, dia pun tidak bisa menahan keinginannya.

Seannor (nama samaran Stanley Ning): “Baik....”

Setelah mengirimkan pesan itu, Stanley Ning langsung menutup aplikasi wechat miliknya. Bagaimana pun dia adalah seorang pria, ditambah lagi dia telah menikah selama 2 tahun dengan Leticia Lin, namun mereka berdua belum pernah berhubungan intim. Dapat dibayangkan seberapa besarnya nafsu yang terpendam di dalam dirinya.

Dia lalu menyimpan ponselnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Karena tidak ada yang harus dikerjakan, dia pun memilih untuk membereskan ruang tamu.

Tidak lama kemudian, Dewi Lin pun keluar dari kamar sambil menggenggam ponselnya. Ketika dia melihat Stanley Ning sedang membersihkan kaca, dia pun berkata dengan nada suara yang aneh: “Kakak ipar, apakah kamu tidak canggung berada di rumah sepanjang hari?”

“Aku juga tidak ingin di rumah saja. Namun bukankah kalian tetap membutuhkanku jika ingin keluar nanti?” kata Stanley Ning sambil membersihkan kaca.

Dewi Lin meletakkan ponselnya dan menghampiri Stanley Ning, lalu menendang salah satu ember yang ada di dekatnya: “Siapa yang membutuhkanmu? Apa yang bisa kamu lakukan selain mengerjakan pekerjaan rumah? Hmm, jangan-jangan kamu merasa kalau kakakku menikah denganmu karena dia suka padamu?”

Stanley Ning merasa sedikit tidak nyaman di dalam hatinya. Gadis kecil ini baru saja menerima uang sebesar 60.000 RMB (Sekitar 120 juta rupiah) dari dirinya. Apa lagi yang salah dengannya sekarang?

“Apakah kamu sudah selesai berbicara?”

“Tentu saja belum.” Kata Dewi Lin sambil duduk di atas sofa dan melipat kedua kakinya, ”Kamu sendirilah yang tidak berguna dan kamu malah menyalahkan keluarga kami. Apakah kamu tidak merasa malu? Janganlah lupa, selama dua tahun ini, kamu makan dan minum di keluarga kami dan kami tidak meminta satu sen pun kepadamu.”

Stanley Ning mengerutkan keningnya dan menatap ke arah Dewi Lin.

Dewi Lin dikejutkan oleh tatapan Stanley Ning. Tidak tahu apakah ini hanyalah sebuah kebetulan atau bukan, seketika ia merasakan dingin pada punggungnya sendiri.

“Kamu! Beraninya kamu melototiku!” kata Dewi Lin dengan nada suara yang keras dan tatapan yang tangguh, “Apakah perkataanku salah?”

“Hehe....”

Stanley Ning tidak ingin membahas masalah ini dengan Dewi Lin lagi. Dia sudah bosan mendengar semua itu.

“Akan aku katakan kepadamu, akan semakin baik jika kamu bercerai dengan kakakku secepat mungkin.” Ketika Dewi Lin melihat Stanley Ning hendak pergi, dia kembali menghinanya, ”Nanti malam, kakakku akan pergi makan malam bersama kak Sean. Kak Sean memiliki gaji 1 jutaan RMB pertahunnya. Dia juga merupakan seorang wakil presdir. Kamu sudah tidak memiliki harapan lagi sekarang.....”

“Makan malam?” Stanley Ning lalu melepaskan kain pada tangannya dan mulai mengerutkan keningnya, “Maksud kamu Leticia Lin dan juga Sean Yang?”

“Benar.” Kata Dewi Lin dengan bangga, “Aku berbaik hati untuk mengingatkanmu karena melihatmu telah tinggal di rumah ini selama 2 tahun lebih. Jikalau kamu tahu diri, silakan menyerah lebih awal agar nantinya tidak begitu memalukan.”

Stanley Ning lalu tersenyum; “Leticia Lin tidak akan menyukainya.”

“Tidak pasti!” kata Dewi Lin dengan pelan, “Kakakku telah bersamamu bersama 2 tahun dan kamu tidak pernah berhubungan dengannya bukan? Sangatlah rendah harga diri seorang pria jika hal itu terjadi padanya.”

Stanley Ning menatap ke arah Dewi Lin dengan tatapan yang cukup dingin: “Apa yang kamu katakan?”

Dewi Lin terkejut ketika melihat tatapan Stanley dan dia pun menjawabnya: “Aku, Aku berkata kalau kamu begitu direndahkan. Apakah itu salah? Kamu.... kamu tidak boleh menatapku dengan tatapan seperti itu.”

Stanley Ning kembali menatap Dewi Lin sambil berjalan keluar dari apartemen itu.

“Huft......”

Dewi Lin menghela napas, tadinya dia benar benar terkejut dan dia berhasil menenangkan dirinya dalam waktu yang singkat.

Sebuah amarah tiba-tiba menghampiri dirinya. Berani-beraninya pria yang tidak berguna itu menakuti dirinya?

Ketika ibu pulang nanti, aku akan melaporkan ini padanya. Dia sangatlah tidak tahu diri dan layak untuk mati!

Oh iya, kenapa kak Seannor (nama samaran Stanley) tidak membalas pesanku? Apakah dia tidak menyukaiku?

Jika harus mengurangi pakaiannya lagi, maka dia harus melepas semua bajunya lagi. Jika dia melakukan itu, apakah dirinya terlalu sembarangan....

Saat ini, Stanley Ning baru saja masuk ke dalam mobil dan dia merasa ponselnya kembali bergetar. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat ada 2 notifikasi dari aplikasi Wechat.

Dia merasa sedikit ragu, namun dia tetap membuka pesan itu.

Dia kembali menerima dua buah foto dan ketika Stanley Ning menatap jelas foto itu, dia benar-benar kehabisan kata-kata. Apakah gadis ini masih mengenal batas?!

Meskipun tidak terlihat wajah di dalam foto itu, namun dia tahu jelas kalau orang yang ada di dalam foto itu adalah adik iparnya sendiri....

Dwanwan (nama samaran Dewi Lin): “Kak Seannor (nama samaran Stanley), apakah kamu menyukai ini? Ini adalah kali pertamaku berfoto seperti ini. Kamu tidak boleh menunjukkannya kepada orang lain. Kalau tidak, aku akan merasa sangat malu......”

Ketika memikirkan ekspresi pada Dewi Lin tadi dan kembali melihat sikapnya yang mencari perhatian di tengah internet ini, Stanley Ning merasakan kepuasan tersendiri di dalam hatinya.

Seannor (nama samaran Stanley): “Bagaimana cara anjing kecil menggonggong?”

Di dalam kamar, Dewi Lin menerima pesan dari Seannor dan seketika melupakan segala rasa tidak senangnya tadi.

Dwanwan: “Wang..... Wang...”

Stanley Ning pun tertawa.

Seannor: “Bagus, aku menyukainya!”

Di dalam kamar, Dewi Lin berbaring di atas sebuah kasur besar yang lembut dan ternyata selera kak Seannor (nama samaran Stanley) seperti ini.

Dwanwan (nama samaran Dewi Lin): “Kalau begitu, bagaimana jika kedepannya aku menjadi anjing kecilmu? Aku akan menjadi apapun yang kamu inginkan, namun kak Seannor harus sering datang ke situs live untuk melihatku ya.”

“Hm.....” Stanley Ning sedikit cemberut dan semua ini hanyalah karena uang kan?

Dia lalu menutup aplikasi Wechatnya. Stanley Ning kembali terlihat ragu dan dia kembali menelepon Leticia Lin. Meskipun panggilan itu terhubung, namun tidak ada yang mengangkat panggilan itu.

“Tidak seharusnya begini.....”

Kata Stanley Ning di dalam hari. Meskipun pada kehidupan sehari-hari Leticia Lin tidak begitu menghiraukan Stanley, namun Leticia Lin selalu mengangkat teleponnya.

Stanley Ning merasa tidak tenang dan kembali menelpon beberapa kali dan hasilnya tetap sama.

“Apakah terjadi sesuatu?”

Stanley Ning mulai merasa waspada ketika memikirkan kembali perkataan adik iparnya tadi.

Namun sekarang bukanlah merupakan waktu makan malam, Leticia Lin seharusnya masih ada di perusahaan.

Setelah memikirkan itu, Stanley Ning langsung mengendarai mobilnya dan pergi ke perusahaan untuk menemui Leticia Lin.

Download APP, continue reading

Chapters

385