Bab 7 Ruang Kantor

by Andika 15:23,Sep 17,2019
Andri sangat ingin menghabisi Hendy saat itu juga. Suara mereka pun begitu keras sampai terdengar anggota kelompok yang lain. Mereka satu per satu mengalihkan pandangan ke arah Andri dan Hendy, fokus kepada celana dalam yang dipungut Hendy.

Andri tak ingin mereka salah sangka dan mengira bahwa dirinya transgender, ia pun menjelaskan, “Kamu yang suka memakai celana dalam wanita! Aku ini membelikan pacarku!”

“Kau sudah punya pacar?” Hendy menunjukkan ekspresi terkejut, seakan fakta bahwa Andri memiliki pacar adalah hal yang sangat aneh.

“Kenapa? Tidak boleh?” tanya Andri.

Hendy melihat celana dalam yang telah dibereskan oleh Andri dan berkata pelan, “Bro, apa kau tak tahu? Kelompok kita tak diperbolehkan berpacaran. Kalau sampai ketahuan oleh John Jiang, pasti kau akan dipecat!”

Andri bertanya tak mengerti, “Ada peraturan seperti itu?”

Hendy mengangguk-angguk, lalu melanjutkan, “Kepala John berkata, berpacaran bisa mengganggu pekerjaan.”

Sementara itu, 3 anggota lain berjalan mendekat, masing-masing mengiyakan pernyataan itu, “Bro, sebaiknya kau berhati-hati, di kelompok kita sudah banyak sekali anggota yang dipecat.”

Anggota yang lain, yang berpostur kurus pendek, berkata dengan nada getir, “Kamu lihatlah kita, melihat perempuan tidak boleh naksir, tahukah kamu betapa menjengkelkannya itu?”

Anggota yang terakhir, usianya lumayan tua, ia tampak punya pengalaman paling banyak, “Aku sudah 4 tahun di perusahaan ini, usiaku sudah hampir 30, sampai sekarang belum memiliki pacar, cintaku sudah hampir terkubur di Dairy Milk LTD.”

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru, Devon Xu yang agak gemuk berkata pelan, “Kepala John datang.”

Orang-orang segera kembali ke meja kerja masing-masing, John Jiang berjalan masuk, bertepuk tangan dan berkata nyaring , “Semua orang, hentikan pekerjaan kalian, kita akan mengadakan rapat kecil.”

Semua orang segera mengalihkan perhatiannya ke John Jiang. John meletakkan tangan di belakang pungung, berpose layaknya pemimpin dan berkata, “Hari ini anggota kelompok 6 bertambah 1 orang, namanya Andri Chen. Mari kita sambut dia!”

Mendengar namanya disebut, Andri berdiri dan membungkukkan badan. Keempat anggota lainnya meyambut bertepuk tangan.

John Jiang berkata dengan hati-hati, “Peraturan di kelompok 6 sudah pernah saya umumkan dulu, namun karena hari ini kita kedatangan anggota baru lagi, maka saya umumkan sekali lagi, saya harap kalian semua mematuhinya dan berusaha menjadi kelompok terbaik di Departemen Pemasaran. Yang pertama, harus kompak sebagai satu kelompok; kedua, dilarang keras berpacaran; ketiga, makan-makan dan minum-minum sebaiknya pergi saja, kelompok kita tidak meninggalkan sampah; keempat, anggota kelompok 6 harus berani tantangan...”

John Jiang seketika mengumumkan begitu banyak peraturan, tentu saja beberapa ada yang merupakan peraturan perusahaan, namun beberapa adalah ketetapan dari John sendiri. Ia ingin menjadi pahlawan penjualan di Dairy Milk LTD, sehingga ia menekan anggota-anggotanya dengan banyak beban berat.

Di tengah rapat, sosok Yuni tiba-tiba muncul di tengah kelompok 6, kehadirannya menyedot perhatian mereka. Si gendut berkata pelan, “Bos baru kita cantik juga!”

John Jiang menyapa hormat ketika melihat Yuni, “Direktur Lin!”

Yuni hanya melihat sekilas dan menemukan sosok Andri di sana. Ia segera berkata pada John Jiang, “Aku mencari Andri Chen.”

John tahu Andri si anak baru ini masih baru di perusahaan,namun sudah punya nama karena menyelesakan suatu masalah kecil di perusahaan.

Namun, ia tak menyangka Direktur Lin yang baru menjabat bisa sampai datang sendiri ke Departemen Pemasaran mencarinya, dan lagi ia melihat hubungan keduanya agak tak biasa.

John Jiang mencoba bertanya, “Direktur Lin, ada urusan apa Anda mencarinya?”

Yuni sudah pasti tak bisa mengatakan perihal celana dalam kepada John Jiang , ia berkata dengan wajah dingin, “Ada urusan apa aku mencarinya, apa perlu seizinmu?”

Begitu mendengar kesalahpahaman ini, John segera berkata sambil mengerutkan alis, “Direktur Lin, bukan itu maksud saya, saya hanya...”

Yuni tak ingin mendengarkan penjelasan John. Ia pernah mendengar bahwa John Jiang adalah adik sepupu Wakil Direktur, sehingga ia menumpahkan amarah perihal Wakil Direktur yang tiba-tiba izin sakit kepada John Jiang.

Yuni baru saja menjabat hari ini, Wakil Direktur sudah izin tidak masuk sebulan, beberapa manajer dari departemen lain juga bersamaan izin. Sepengetahuannya, manajer dari departemen-departemen ini adalah anak buah Chandra, jadi kasus izin bersama ini adalah perbuatan sengaja Chandra, tujuannya hanya satu, tak lain untuk mempermalukan Yuni, membuatnya menelepon dan memohon mereka untuk kembali.

Alasan Chandra berbuat begini, adalah karena Yuni telah merebut posisinya. Awalnya, Dairy Milk LTD tidak memberikan kuasa penuh kepada Chandra untuk mengurus perusahaan, tak disangka, malah merekrut seorang gadis muda tak berpengalaman dari luar negeri. Chandra tak terima, atas dasar apa dia? Atas dasar beberapa lembar ijazah itu?

Membiarkan seorang gadis muda yang sama sekali tak punya pengalaman memimpin tim Chandra, tentu saja pria itu tak rela. Dairy Milk LTD bisa berkembang sampai sebesar ini, semua berkat kontribusinya.

Yuni berkata dengan tak sabar, “Cukup, aku tak ingin mendengar penjelasanmu.”

Kemudian, Yuni langsung menyebut nama,”Andri Chen, ikut sebentar ke ruanganku.”

Di bawah tatapan orang-orang, Yuni langsung membawa Andri pergi dari Departemen Pemasaran.

Beberapa rekannya amat iri, semua memprotes dalam hati mengapa dirinya jelek, kalau tidak pasti juga bisa menikmati perlakuan khusus seperti Andri.

Mereka juga sedang mencurigai apakah Andri dan Yuni memiliki hubungan khusus, kalau tidak bagaimana bisa mencarinya sendiri sampai ke Departemen Pemasaran.

Setelah Andri dan Yuni pergi, John meludah ke tempat sampah, ia menggerutu, “Bah! Apa yang kau sombongkan? Cepat lambat aku akan menyingkirkanmu, lihat saja berapa lama kau bisa berada di atas angin!”

Sesampainya di ruangan Direktur Utama, Andri segera memberikan celana dalam tersebut sambil meminta maaf, “Direktur Lin, maafkan saya tadi tidak sengaja merobek tasnya.”

Yuni melihat sekilas celana dalam di dalamnya, dahinya berkerut dalam, “Bagaimana bisa merah muda?”

Andri mengusap-usap belakang kepalanya, ia meringis, “Di catatanmu juga tidak tertulis keterangan mau warna apa, jadi aku memilihkan warna merah muda untukmu. Menurutku, merah muda pasti bagus kalau kau pakai.”

Yuni memelototinya dengan marah, “Siapa yang bilang padamu kalau aku yang pakai?”

Andri tergagap, “Direktur Lin, pagi tadi...bukankah kau tidak memakai...itu...”

Belum selesai bicara, Yuni langsung memotongnya dengan paksa, “Diam! Selanjutnya tidak boleh mengatakan kejadian yang kau lihat pagi ini!”

Andri segera mengangguk-angguk, menunjukkan ekspresi menurut. Ia tahu titik kelemahan Yuni.

“Juga, tidak boleh berpikir aneh-aneh!” perintahnya tak masuk akal.

Perkataan ini sedikit menyusahkan Andri, ia berkata dengan penuh rasa bersalah, “Direktur Lin, hal ini bagaimana bisa dikontrol? Otakku juga bukan televisi yang bisa berhenti begitu kau pencet.”

“Aku tidak peduli, kalau kau berani berpikir macam-macam, aku bunuh kau!”

Andri tertawa sinis dalam hati, dilakukan di atas ranjang, atau tempat yang tak biasa?”

Memikirkan hal ini, muncul senyum nakal di wajah Andri. Yuni memergokinya.

“Apalagi yang kau pikirkan? Percayakah kau kalau aku akan memegang kepalamu dan membongkarmu?” kata Yuni sambil mengeluarkan gunting dari lacinya.

Melihat hal itu, Andri ketakutan, tanpa sadar ia memegangi selangkangannya, dengan tegang bertanya, “Direktur Lin, kau membongkar otakku untuk apa memegang gunting?”

Kres! Yuni memotong tag harga celana dalamnya. Ia berkata penuh arti, “Kalau kau berani berpikir macam-macam tentangku lagi, aku akan memotongnya!”

“Tidak akan!” Andri buru-buru berjanji.

Di saat Yuni memotong tag harga itulah, ia berkata, “Kau keluarlah bantu aku menjaga pintu, jangan biarkan siapapun masuk, termasuk kau. Kalau kau masuk tanpa persetujuanku, aku benar-benar akan memotongmu!”

Ruangan Yuni bermodel tertutup, begitu pintu ditutup, dari luar ruangan tidak akan terlihat apa-apa. Bahkan, di dalam terjadi hal apa juga tak akan terdengar dari luar. Tapi Andri melihat, selain kantor Direktur Utama, kantor yang lain bermodel terbuka. Kalau tidak begitu, Yuni hanya bisa berganti di kamar mandi.

Andri tentu saja tahu apa yang akan dilakukan Yuni, ia sengaja berkata, “Direktur Lin! Kau pakailah dengan tenang! Aku akan menjaga pintu, takkan kubiarkan siapapun masuk.”

Mendengar hal ini, wajah putih Yuni pun memerah karena malu, ia terus-terusan mendesaknya, “Kau cepatlah keluar!”

Download APP, continue reading

Chapters

743