Bab 11 Bawa Pulang

by Andika 15:23,Sep 17,2019
Andri Chen tidak menanggapinya, Yuni Lin dengan ganasnya menendang pria itu hingga jatuh kebawah kasur, dia tidak menyangka bahwa Yuni sangat kuat saat diatas ranjang, suatu saat jika wanita ini tidur sendiri diranjangnya, dia mungkin akan melempar dirinya kesemua sisi ranjang.
Ketika Andri sedang mengelus-elus pantatnya, dia medongak dan melihatnya, Yuni tersadar dan langsung terduduk diatas ranjang tanpa sadar dia mengambil selimut untuk menutupi dirinya, “kau… kenapa kau bisa disini¬?” tanyanya kaget.
Andri yang masih memakai piyamanya berdiri sambil mengelus-elus pantatnya berkata “Ini rumahku”
“Rumahmu?” Yuni tertegun dan seketika memperhatikan sekeliling kamar dan merasa sangat asing dengan tempat ini.
Yuni memperhatikan tempat tidur yang ia tiduri, ia tiba-tiba membungkus dirinya dengan selimut dan bangkit dari ranjang, dengan gegabah mengelilingi kamar dan melihat sebuah gunting yang terletak di atas meja komputer, “dasar kau pria brengsek, ku bunuh kau!” ancamnya dengan menggunakan gunting yang ada di tangannya.
Andri tanpa sadar mundur saat Yuni meraih gunting tersebut, terjadi pengejaran yang sengit dikamar yang berukuran 10 kaki persegi, dia tahu bahwa dia tidak akan terluka ataupun mati kalau yuni menangkapnya.
“Aku ingin membunuhmu!” Yuni mengejar Andri dengan tangan kiri memegang selimut yang membungkus tubuhnya, tangan kanan memegang gunting.
Namun, Yuni tak menduga kalau Andri akan berlari dengan sangat cepat, Yuni berusaha mengejarnya beberapa putaran bahkan hampir menyentuh tubuhnya, “brengsek! Akan ku bunuh kau!” geramnya.
Andri melompat keatas tempat tidur dan dengan terburu-buru menjelaskan “nyonya lin, jangan gegabah, biarkan aku menjelaskan apa yang terjadi, kita tidak melakukan apa-apa….”
Yuni menggertakan giginya “Dasar kau penjahat keji, sudah berbuat tapi masih tidak mengakuinya,kau ini masih seorang pria kan?”
Wajah Andri berubah sedih setelah mendengar perkataan yuni, “Nona Lin, intinya aku tidak melakukan apa-apa terhadapmu.”
“Kau tidak melakukan apa-apa? Huh! Hanya setan yang percaya!”
Bagaimanapun Yuni tetap ingin mengejar Andri dan membereskan ini semua. Pria brengsek ini benar-benar menjijikan, sebelumnya memanfaatkanku, dan sekarang tidur seranjang, Yuni tidak berani membayangkan apa yang sudah terjadi semalam, jika ia memikirkannya mungkin dia akan pingsan.
Mendengar ini, Andri merasa bersalah, jika saja dia tahu bahwa ini akan terjadi maka dia tidak akan membawa yuni kemari. Tapi untung saja Andri membantunya, kalau tidak dia benar-benar akan mati.
Saat Yuni hendak mengejarnya lagi, dia dengan terburu-buru berkata “nona Lin, dengarkan aku dulu, aku punya sesuatu yang bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah…”
Yuni baru saja akan berjalan mendekati Andri, dia segera menunjuk kearah komputer, “aku telah merekam video tadi malam, jika kau tidak percaya padaku kau bisa lihat sendiri videonya. Divideo ini akan membuktikan kalau aku tidak bersalah.”
Yuni menatap arah yang ditunjuk oleh Andri, ada lensa kamera yang diarahkan ke tempat tidur, dan dia melihat sosoknya dari layar komputer. Dengan penasaran yuni melihat ke komputer dan benar apa yang dikatakan Andri, dan videonya sudah berjalan sangat lama.

“Nona Lin, sudah kubilang kan kalau aku tidak berbohong padamu!” Andri melihat Yuni yang sedang duduk di depan komputer, Yuni menghela napas dengan lega, wanita ini sangat sulit untuk ditenangkan, jika suatu saat dia menikah suaminya wajib pulang kerumah.

Selanjutnya, Yuni duduk didepan komputer untuk menonton video yang direkam Andri semalam, mulai dari dia tertidur di sofa ruang tamu dan Andri membawanya ke kamar lalu Andri memakai piyama dan tidur disampingnya, dan semua kebiasaan buruk saat tidur dan memeluk Andri dari belakang, semuanya jelas terekam dikamera.

Setelah melihat video ini, wajah Yuni memerah dan dia sudah tidak sanggup melihatnya lagi karena seluruh video ini adalah aibnya, jika ada orang lain yang melihatnya mau taruh dimana wajah ini! Ya, dia sendiri juga seorang wanita yang seperti anak kecil, yang butuh berbahagia, pria ini tidak bersalah sama sekali, dan sikapnya sangat sopan sepanjang malam itu.

Pada akhirnya, dia selesai menonton seluruh video itu dan langsung mematikannya.

Sesaat Yuni bangkit dari tempatnya, “Bagaimana nona Lin, sekarang kau sudah percaya padaku?” tanyanya.

Dia awalnya berpikir bahwa Yuni akan bersikap sedikit lebih baik padanya,karena sepanjang malam dia sudah menjadi pria yang baik.

Namun, Yuni membalikkan wajahnya dengan cepat lebih cepat dari membalik buku, ketika berbalik dia langsung mengulurkan tangannya dan mencubit pinggang Andri dengan sekuat tenaga.Andri merasa kesakitan dan hampir menangis.

“Hei…. Sakit…. Sakit…..” Andri ingin melarikan diri tapi tangan kecil Yuni berasa seperti penjepit baja, Andri benar-benar kesakitan, tidak peduli bagaimana dia berjuang itu tidak akan bisa membantunya.

“Sekarang kau baru tahu itu sakit? Jadi kenapa semalam kau pergi? Siapa yang mengijinkanmu untuk tidur denganku? Siapa yang mengijinkanmu untuk memelukku?” dia berkata sambil menyeringai.

“Nona Lin, tolong lembut sedikit, Sakit…!” mohonnya.

Dia tidak menyangka wanita ini lebih kejam darinya, bagian yang dicubitnya tidak memiliki banyak lemak sehingga terasa sangat menyakitkan.

Untung Yuni hanya mencubitnya sebentar saja dan sekarang wanita itu sudah melepaskannya.

“Yuni, bisakah kau menceritakan apa yang terjadi semalam, kau mabuk dan pingsan, aku yang menjemputmu dari hotel, sudah larut malam dan aku juga tidak tahu dimana rumahmu karena itu aku membawamu kemari, aku bahkan membiarkanmu tidur di ranjangku, ini adalah kebaikan terbesarku,rumahku hanya mempunyai 1 ranjang, jika semalam aku membiarkanmu tidur di sofa kayu itu sepanjang malam mungkin kau sudah mati beku, sekarang kau baik-baik saja, tapi kau tidak berterima kasih kepadaku malah menyubitku, coba kau bilang dimana kau bisa mencari orang baik sepertiku?” jelasnya sambil mengeluh

Yuni melirik sekilas ruang tamu dan melihat ada sofa kayu disana, seperti kata Andri jika semalam dia membiarkanku tidur disana aku akan mati beku, karena kota Nanjing sudah berada diakhir musim gugur, ketika malam tiba dinginya seperti musim dingin ditambah lagi rumah ini sangat sederhana dan tidak memiliki selimut tambahan, orang ini sepertinya baru pindah kemari.

“kalau begitu mengapa kau tidak membawaku ke hotel saja?” Tanya Yuni. Merasa Andri masih salah paham.

“Pergi ke hotel? Apakah kau pikir aku ini orang kaya? Uangku hanya tersisa ratusan sekarang, dan aku membelikanmu seratus pakaian dalam untukmu semalam, berapa banyak uang yang harus kukeluarkan untukmu?” jelas Andri dengan sulit.

Yuni tercengang saat mendengar penjelasan Andri, dia membuka selimutnya dan memperhatikan dirinya sendiri semuanya baik-baik saja kecuali kancing baju yang terbuka.

Tapi dia masih meragukan Andri “apakah semalam kau ada mengambil keuntungan dariku?”

“Semalam tubuhmu bau alcohol, mau menghindarimu juga sudah telat” Andri tidak berani memberitahukan tentang serangan dada, karena gunting masih dipegang oleh yuni, kalau dia memberitahukannya itu sama saja dia mengali kuburannya sendiri.

Yuni mencium tubuhnya sendiri dan mencium bau alkohol, dia melihat jam tangannya dan sadar bahwa ini sudah hampir waktunya dia bekerja, dia harus cepat membersihkan dirinya, tapi kalau pulang dia akan terlambat saat ke kantor. Dia adalah bos perusahaan, masalah kecil seperti ini tidak boleh diketahui oleh karyawan-karyawannya, kalau ketahuan ini akan menjadi sebuah lelucon. Dia harus menjadi peran utama, apalgi dia baru saja menjabat menjadi ketua.

“Toilet ada disebelah mana?” bertanya sambil melemparkan selimut yang sedari tadi melilit ditubuhnya.

“Sebelah sana” sambil menunjuk ke sisi kanan ruang tamu.

Yuni keluar dari kamar menuju ruang tamu, mengelilingi rumah Andri dan berbalik kearah pintu kamar “Aku harus mandi, carikan aku handuk yang belum terpakai”

Mendengar kata "mandi", Andri sedikit bersemangat, tetapi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sedikitpun, sambil menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang "Tidak ada."

Pada saat ini, Yuni tidak peduli lagi dengan apapun untuk sementara dia menerima apa yang diberikan dan menunggu sampai pulang kerja untuk mandi.

Sebelum Yuni ke kamar mandi, dia memperingati Andri “kau harus jujur, jika kau berani mengintipku maka hari ini aku akan memotongmu!”

Selesai bicara, dia pergi ke kamar mandi sambil membawa gunting ditangannya.

Saat memikirkan Yuni mau mandi, Andri tidak bisa mengendalikan perasaannya.

Download APP, continue reading

Chapters

743