Bab 1 Mati Lampu

by Marry Su 12:21,May 30,2020
“Duak!”

Suara dari kamar mandi membuat Marvin Su yang baru sadar buru-buru berlari masuk ke dalam.

“Kakak ipar ?”

Saat mendorong pintu, Marvin Su melihat Fenny Liu yang tanpa mengenakan apapun terpeleset di atas lantai.

Fenny Liu mengosok bagian yang sakit, awalnya karena cuaca yang panas dan dia terus berkeringat, membuatnya merasa tidak nyaman dan mandi, tanpa diduga dia terpeleset, dan sekarang Marvin Su berdiri di pintu, wajahnya tiba-tiba memerah dan malu.

“Bocah, kamu masih lihat saja!” Fenny Liu buru-buru menarik handuk dan menutupi tubuhnya yang sempurna.

Namun, handuk yang sepanjang satu meter itu hanya bisa menutupi bagian penting saja, kedua kakinya yang indah dengan tetesan air jernih, dan kamar mandi yang beruap, membuat mata terlihat kabur.

Suasana seperti ini membuat tubuh Marvin Su bereaksi.

“Aku, aku…… Aku mendengar suara……takut terjadi apa-apa!” Marvin Su tergagap, matanya masih melihat tubuh Fenny Liu.

Marvin Su tahun ini berusia 18 tahun, dia bukan lagi anak yang tidak tahu apa-apa, dia kuliah di kota ini dan sering tinggal di rumah kakak sepupunya.

Fenny Liu melihat mata Marvin Su masih menatap dirinya sendiri, membuatnya cemas dan marah, dia ingin berdiri, tetapi pergelangan kakinya sakit dan dia kembali terduduk di lantai.

“Cepat bantu aku !” Fenny Liu marah dengan lembut.

“Ah ? Oh !” Marvin Su tersadar, dan dengan cepat mengangkat Fenny Liu dengan hati-hati dan bertanya, "Kakak ipar, kamu baik-baik saja?"

“Sepertinya kakiku keseleo……” Fenny Liu mengerutkan dahinya, terlihat sangat kesakitan.

Memegang tangan Fenny Liu yang licin, jantung Marvin Su berdetak sedikit lebih cepat. Dia berpikir dan bertanya, "Atau, aku memapahmu kembali ke kamar saja ?"

Ketika Fenny Liu mendengarnya, wajahnya terlihat malu, dia sekarang hanya berbalutkan handuk yang hanya bisa menutupi setengah badannya, bagaimana caranya memapah? Sambil mengerutkan kening, dia berkata dengan suara rendah, "Kamu pelan-pelan jalan sambil pegang saja."

“Baik !”

Sampai di kamar tidur, Marvin Su melihat dress tidur dan pakaian dalam renda merah Fenny Liu di atas tempat tidur, dan sebuah pertanyaan muncul di benaknya, apakah kakak ipar berjalan ke kamar mandi tanpa memakai apa-apa ?

Memikirkan hal ini, tubuh Marvin Su langsung bereaksi, dan pemandangan di kamar mandi yang baru saja terjadi kembali muncul di benaknya. Kaki putih dan ramping yang bersilangan, terlihat lebih indah dan ramping di kamar mandi yang beruap.

Matanya yang seperti pencuri memandangi celana dalam renda merah Fenny Liu, celana yang sangat seksi…… apalagi belum kering!

“Jangan lihat sembarangan, cepat bantu aku cari obat salep untuk menggurut kakiku!” Wajah Fenny Liu kembali panas, dan dia memukul kepala Marvin dengan marah.

Marvin Su berkata, "Aduh," sambil menggosok kepalanya dan memandangi Fenny Liu yang wajahnya sedikit kemerahan, membuatnya entah kenapa menjadi gelisah.

“Masih lihat ?” Fenny Liu mengerutkan kening.

Melihat Fenny Liu tampak marah, Marvin Su terkejut dan bergegas menuju ruang tamu mencari kotak obat, tetapi sebelum dia keluar dari kamar, Fenny Liu berkata lagi: “Pergi ke lemari pakaian di sebelah kiri dan bawakan aku pakaian tidur……dan pakaian dalam.”

“Oke.” Marvin Su dengan cepat pergi mengambil baju tidur dan pakaian dalamnya, lalu pergi mencari kotak obat.

Ketika kembali ke kamar, Fenny Liu sudah mengenakan pakaiannya, meskipun rambutnya masih basah, tapi dia tidak terlihat begitu memalukan lagi.

“Kakak ipar, aku……aku bantu gosokkan ya?” Marvin Su bertanya dengan hati-hati.

“Cepatlah, aku sudah kesakitan !” Fenny Liu mengulurkan kaki kecilnya, dan di kulit putihnya terdapat kemerahan yang jelas.

Melihat dia tidak menolak, Marvin Su berjongkok untuk membuka kotak obat, mengeluarkan salep dan meletakkannya di telapak tangannya, lalu mengambil kaki kecil Fenny Liu dengan tangan satunya dan dengan lembut menggenggamnya.

“Aduh……pelan sedikit !” Fenny Liu memukul kepala Marvin Su, matanya terlihat sedikit marah.

Melihat Fenny Liu kesakitan, Marvin Su tidak berani lagi mengurutnya, pergelangan kaki yang putih itu terlihat merah dan bengkak, hatinya merasa sedih dan kasihan.

“Kenapa kamu tidak bergerak?” Fenny Liu bertanya sambil menarik nafas.

“Takut, takut kamu sakit.” Marvin Su tergagap.

“Bocah bodoh, tidak ada cara lain, jika ingin cepat sembuh, lebamnya harus segera digosok.” Fenny Liu tidak bisa menahan tawa menatap Marvin Su yang gugup.

Setelah mendengarnya, Marvin Su menarik napas dalam-dalam, dan kemudian memegang kaki kakak iparnya lagi.

Fenny Liu kesakitan, tetapi ia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara…...

Kaki yang halus dan lurus membuat darah Marvin Su bergejolak, tiba-tiba Marvin Su mengerakkan pantatnya dengan tidak nyaman.

Bagian bawahnya bereaksi, sungguh merepotkan mengenakan jins ketat ini.

Fenny Liu yang melihat gerakan tersebut tidak mungkin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Marvin Su……

Yang aneh adalah, Fenny Liu bahkan tidak marah pada reaksi Marvin Su, tetapi agak senang. Dirinya sendiri sudah berusia dua puluh enam tahun, tetapi masih bisa membuat hati pemuda ini tergerak, yang juga berarti dia masih mempunyai pesona.

“Kakak ipar, apakah sudah lebih baik?” Marvin Su mencium aroma Fenny Liu dan bertanya dengan bodoh.

“Ah ?” Fenny Liu tertegun dan sadar: “Sudah mendingan……tapi, lututku masih sedikit sakit !”

Marvin Su tidak bodoh, dia melihat mata Fenny Liu yang menawan, dan tanpa ragu-ragu tangannya meraba-raba di sepanjang betis Fenny Liu.

“Oh, geli!” Fenny Liu tidak bisa menahan untuk menjerit, dan mengulurkan tangannya untuk memukul kepala Marvin Su sambil memarahinya, tetapi terdengar suara dari luar.

“Tok tok tok tok……” terdengar ketukan pelan di pintu.

Ini membuat Fenny Liu dan Marvin Su terkejut, dan kemudian telepon Fenny Liu berdering.

Yang menelepon adalah Martin Su……

“Hallo, sayang, kenapa kamu telepon jam segini, apakah ada masalah?” Fenny Liu menjawab telepon dan bertanya dengan lembut.

Melalui telepon, nada bicara Martin Su sedikit bersalah, dia tersenyum dan berkata, "Aku baru selesai kerja, sampai depan rumah aku baru sadar kunci rumah tertinggal di kantor, tolong bukakan pintu untukku!"

“Ah ?” Fenny Liu panik, dia tidak menyangka suaminya akan pulang pada saat ini, untungnya dia tidak membawa kunci, kalau tidak dia akan melihat Marvin Su dan dirinya berada di sebuah ruangan yang sama, ini akan sulit untuk dijelaskan.

Download APP, continue reading

Chapters

112