Bab 12 Pria Sejati

by Marry Su 23:42,May 30,2020
Marvin Su sangat senang, dia menggigit bibir merahnya Fenny Liu.

Walaupun masih belum begitu berpengalaman, tapi sebelumnya dia pernah memaksa mencium Fenny Liu dengan nafsu, sekarang setidaknya sudah ada sedikit kemajuan.

Sedikit gigitan di bibir merahnya Fenny Liu, Marvin Su merasa ciuman inilah yang paling nyaman.

Lagi pula, ciuman ini adalah atas permintaan Fenny Liu sendiri, keindahan ini otomatis meningkat beberapa level.

Lidah tidak berhenti bermain sehingga terus menerus menyentuh gigi Fenny Liu, dia agak kuat menghisap lidah mungilnya Fenny Liu ke dalam mulutnya, kemudian mencicipinya dengan pelan-pelan.

Fenny Liu bernapas dengan termegap-megap, dia merasa dirinya sudah hampir keropos.

Tidak pernah dicium seperti ini, saat pernah pernikahan juga tidak pernah. Suaminya Martin Su, badannya tidak temasuk besar dan sehat, waktu kebersamaan juga tidak banyak, terutama beban kerja yang semakin bertambah setelah pernikahan, kondisi sub-kesehatan dia semakin lama semakin parah.

Setelah berkali-kali tidak dapat memuaskan keinginan istrinya, Martin Su mulai menolak untuk urusan kamar, lagi pula, setiap kali melihat Fenny Liu yang tidak puas, dia merasa sangat melukai harga dirinya.

Lambat laun, jangankan untuk bertanya duluan, Martin Su mulai menghindari Fenny Liu.

“Marvin Su.” Fenny Liu memanggil nama Marvin Su dengan lembut, tangan mungilnya mulai meraba di badannya.

Tangan Fenny Liu sangat lembut, bagaian badan yang dipegang menikmati kelembutan luar biasa, meraba dari atas ke bawah, membuat Marvin Su merinding, merasa begitu nyaman.

Merasakan rasa nyaman seperti ini, bagian bawah Marvin Su mulai tergerak: “Kakak ipar, aku ingin...”

Mata Fenny liu yang terpejam, Fenny Liu tidak menjawab perkataan Marvin Su, tetapi ekspresinya, mengisyaratkan setuju.

“Glekk...” Marvin Su menelan air liur Fenny Su, dia menindih Fenny Liu di atas ranjang dengan kuat, merabanya dari atas ke bawah, dan meneruskan ciuman.

Merasakan gilanya Marvin Su, merasakan dirinya sudah meleleh, dengan cepat, dia sudah kehabisan tenaga.

Bagian bawahnya yang keras tepat berada di atas perut Fenny Liu, Marvin Su dengan cepat melepaskan baju Fenny Liu, hanya tersisa dalaman renda yang berwarna putih.

Melihat lingkaran mulus dan montok yang tertutup dalaman bermotif renda, Marvin Su sambil mengecapnya, sebelah tangan sambil berusaha melepaskan dalamannya dari punggung Fenny Liu.

“Hufff!”Setelah mencoba beberapa kali, juga tidak bisa terlepas, Marvin Su hanya bisa menarik nafas, dia sangat tergesa-gesa.

Melihat Marvin Su yang panik, Fenny Liu tertawa, berkata: “Apakah kamu termasuk pria sejati? Sama sekali tidak berpengalaman...”

“Siapa bilang aku tidak berpengalaman!” Marvin Su paling takut dirinya dianggap bocah kecil oleh Fenny Liu, mendengar perkataannya, dia langsung menarik dalamannya, dan langsung menggigit isinya.

“Ah!” Fenny Liu terperanjat, bagian yang digigit oleh Marvin Su seperti terkena aliran listrik, dia mendesah dengan manja.

Suara ini sangat menarik di telinga Marvin Su dan semakin bergairah, dia terus menghisapnya, dia mulai menurunkan celana Fenny Liu.

Fenny Liu yang berantakan, dia tidak memikirkan apa-apa lagi, setiap masalah dalam kehidupannya, saat ini semuanya hilang dalam seketika!

Jelas-jelas sangat sehat, tetapi karena harapan mertua untuk mendapatkan cucu, dia harus minum ramuan obat yang tidak jelas, di usianya yang masih muda, tidak dapat mendapat kepuasan dari suami, bahkan kondisi semalam yang begitu kritis, suaminya tetap meninggalkannya demi pekerjaan!

“Sebenarnya siapa aku ini? Apakah kamu menikahi aku, hanya menganggap aku sebagai vas bunga untuk pajangan di rumah dan perlu menyayanginya lagi?”

Walaupun beberapa ketidakpuasan masa lalu mulai menghilang, tapi yang hilang... juga termasuk harapan Fenny Liu terhadap Martin Su!

Walaupun yang terjadi dengan Marvin Su saat ini di atas ranjang sangat tidak logis, tetapi wanita memiliki berapa rasa logika? Dia sudah pikirkan, setelah Martin Su pulang, mereka akan mengurus prosedur perceraian.

Masalah yang akan terjadi, Fenny Liu tidak pikir terlalu jauh!

Marvin Su juga tidak berpikir lebih jauh lagi, dia hanya lugu merasa dirinya tulus mumbuat kakak iparnya terharu, asalkan bisa menikmati Fenny Liu, juga tidak takut hidupnya diperpendek tiga tahun karena kesalahan ini.

Dengan cepat, Marvin Su menurunkan celana yang dipakai Fenny Liu sampai lutut, semuanya sepertinya hanya tinggal langkah terahkir.

“Glekkk...” Marvin Su tidak tahan untuk menelan air liurnya, melihat tangan Fenny Liu yang sedikit gemetaran.

Muka Fenny Liu juga sangat merah, dia terbaring di atas ranjang, seperti anak gadis yang belum pernah melakukannya, walaupun hal ini sudah dilakukan berkali-kali setelah pernikahan, tetapi tidak ada satu kali pun yang membuat mukanya memerah dan jantungnya berdetak seperti ini!

“Ting tong, ting tong!”

Saat ini terdengar bunyi bel pintu.

Marvin Su tiba-tiba teringat saat dia membantu Fenny Liu mengoleskan obat, dan Martin Su yang tiba-tiba menelepon, membuat dia terkejut sampai menaikan celana sambil melompat ke atas.

Fenny Liu juga terkejut parah, walaupun dia sudah memutuskan untuk cerai dengan Martin Su, tetapi perkataan belum disampaikan, mereka berdua masih suami istri secara hukum, jika suaminya mengetahui apa yang dilakukan dirinya dan adik iparnya di atas ranjang, dirinya akan sangat malu.

“Bagaimana?” Marvin Su terburu-buru menaikkan celananya, dia berkata dengan panik.

Sebenarnya berapa umur Fenny Liu, tidak seperti Marvin Su yang begitu serompongan, dia mengenakan dalaman putihnya dengan tenang, berkata: “Kamu pergi buka pintu dulu, berikan aku sedikit waktu untuk membereskan ini!”

“Ok, ok.” Marvin Su menyetujui, setelah memakai tali pinggangnya, segera keluar dan menutup pintu kamar Fenny Liu.

Berjalan sampai depan pintu, Marvin Su berpura-pura batuk ringan, supaya suara dia tidak terdengar serak, barulah dia membuka pintu.

Dia melihat yang berdiri di depan pintu adalah seorang wanita cantik yang memakai celana jeans berlubang, setelah dia melihat Marvin Su, dia senang dan tersenyum, berkata: “Ih??? Marvin Su, dimana kakak iparmu?”

Setelah Marvin Su melihat yang muncul di depan pintu adalah Anggi Yang, dia menarik nafas, rasa paniknya mulai berkurang dalam seketika, setelah itu baru menjawab: “Kakak ipar berada di kamarnya...’

“Di mana kakak sepupumu?” Anggi Yang bertanya kembali.

“Pagi ini pulang tidak beberapa menit, dan kembali ke kantornya.” Marvin Su menjawab apa adanya.

Saat ini, setelah Fenny Liu membereskan dirinya, juga merapikan ranjang, dia berjalan keluar dari kamar dengan alami, dengan ramah berkata: “Anggi, kenapa tidak telepon dulu sebelum datang? Aku bisa turun menjemputmu!”

“Jemput aku?” Anggi tertawa licik, berkata: “Melihat kamu yang kelihatan bersalah, pasti terkejut karena kedatangan aku yang mendadak kan?”

“Omong kosong apa?” Fenny Liu berkata dengan manja, dia tiba-tiba merasa panik.

Marvin Su juga merasa, hatinya jelas, Anggi Yang pasti menyadari sesuatu, kalau tidak dia tidak akan berkata demikian.

“Hanya bercanda!” Anggi Yang mengedipkan matanya dan terlihat ceria, berkata: “Bagaimana dengan tadi malam, tidak diapa-apakan oleh Direktur Li kan?”

Teringat kejadian tadi malam, Fenny Liu masih ada rasa takut di hatinya dan berkata: “Untunglah kalian datang tepat waktu...”

“Yang datang tepat waktu adalah Marvin Su, saat itu aku menelepon pacarku beberapa kali dan dia malah tidak sempat... sekarang kalau dipikir-pikir, benar-benar tidak bisa dibayangkan!” Kata Anggi Yang.

Melihat Anggi Yang yang begitu memuji dirinya, Marvin Su merasa sangat senang, dia memandangi Anggi Yang lagi, dia merasa Anggi Yang adalah gadis yang terlahir sempurna, beralis tebal mata bulat dan bentuk muka oval, kulitnya putih mulus, rambut warna coklat yang bergelombang, menonjolkan aura gadis kota.

Dibandingkan dengan Fenny Liu yang bersikap anggun dan seksi, kecantikan Anggi Yang lebih menonjolkan sifat liarnya.

Kaos katun berwarna putih, ada gambar tengkorak pink yang bermanik-manik, bagian bawah adalah celana jeans biru, bagian yang bolong, koyakannya sangat besar, celana yang dipakainya sama sekali tidak berfungsi untuk menutupi kakinya, bagian yang koyak hanya sebagai hiasan saja.

Setelah berbicara sebentar dengan Anggi Yang, Fenny Liu pergi mencuci buah, sesaat, di ruang tamu hanya ada Anggi Yang dan Marvin Su.

Anggi Yang memandangi Marvin Su, Tertawa jahil dan berkata: “Si ganteng kecil, apa yang kamu lakukan kepada Fenny Liu tadi malam?”

“Apa.. melakukan apa?” Marvin Su mulai panik.

“Setelah aku turun dan tidak dapat mengejar Direktur Li, dan menunggu kalian di depan hotel selama 20 menit... kamu ini, apa yang kamu lakukan kepada Fenny Liu?” Anggi Yang berkata sambil melihat laki-laki ini dengan pandangan galak.

Marvin Su menelan air liurnya, sedikit panik dan berkata: “Tidak... Tidak ada?”

“Tidak ada?” Anggi Yang terus bertanya: “Kalau begitu kenapa kamu gugup?”

“Aku... aku tidak gugup!” Marvin Su merasa panik sampai telapak tangannya berkeringat, kenapa pertanyaan orang ini begitu menusuk!

“Mengakulah baik-baik, aku tidak akan melapor.” Anggi Yang terus bertanya.

Marvin Su sangat panik, ketika masih memikirkan bagimana menjelaskan, Fenny Liu keluar dengan membawa buah-buahan, dia tersenyum dan berkata: “Apa yang kalian bicarakan, kelihatan seru.”

“Mulut adik iparmu ini cukup manis... dia memuji aku cantik, dia bilang dia suka aku!” Anggi Yang berkata dengan jahil, dan melirik ke arah Fenny Liu.

Download APP, continue reading

Chapters

112