Bab 9 Memohon Pengampunan Anda

by Vivi Huang 00:39,Jun 24,2020
Dengan menghadap ke arah manajer bar yang agresif itu, Gredy Du bertanya: “Kamu sudah siap untuk dipermalukan belum?”

Manajer bar dengan sangat marah berkata: “Aku yang akan mempermalukanmu, yang aku tanyakan adalah masalah kamu memukul wajahku dengan uang!”

Emosi Gredy Du pun sudah tidak bisa ditahan lagi, setelah manajer bar selesai bicara, Gredy pun mengeluarkan segepok uang dari saku pinggangnya dan langsung melemparkan uang itu di wajah manajer bar, “Menurutmu aku bisa memukul wajahmu dengan uang tidak?”

Dia pun kembali mengambil segepok uang dan melemparkannya kembali ke wajah manajer bar, “Aku tanya bisa tidak!”

“Hei, kamu tuli ya, aku sedang bertanya padamu!”

“Tadi masih berani berkata padaku, kamu tahu aku siapa?”

“Kamu bisa ya, tadi bukannya kamu emosi sekali? Dasar bajingan!”

Sekali berbicara segepok uang yang keluar, dan Gredy Du sudah berkata sebanyak lima kali, dengan begitu pula dia memukul wajah manajer bar dengan uang sebanyak lima kali pula.

Dan saat ini, wajah sebelah kanan manajer bar itu terdapat jejak merah!

Wajahnya memerah panas, dan hal ini sangat membuat manajer bar itu emosi, tetapi bagaimana pun juga dia sudah berani lagi membantahnya.

Dia benar-benar tidak berani lagi untuk bersikap jagoan dengan orang yang berani mengeluarkan uang 100.000 RMB langsung.

Dia memang manajer bar, tetapi dia juga manajer bar yang bergilir, bukan berarti dialah yang membuka bar itu.

Setelah mendapatkan beberapa kali pukulan dari Gredy Du, wajah yang merah itu mengeluarkan senyuman.

“Bisa, bisa pukul wajah, ini semua adalah surat hutang-piutang Siska Meng.”

Manajer bar pun dengan segera mengambil kuitansi hutang Siska Meng dari dompetnya.

Setelah Gredy Du mendapatkannya, dia pun segera memasukkan kuitansi itu ke dalam tangan Siska, “Kita pergi!”

Dengan menarik tangan Siska Meng, Gredy Du sama sekali tidak melihat ke arah manajer bar itu lagi, manajer yang sangat merendahkan orang lain, Cuihh!

Setelah keluar dari bar, Siska Meng pun mengucapkan terimakasih berkali-kali, dan kemudian menyelipkan kuitansi itu ke tangan Gredy Du.

“Kamu pegang kuitansi ini, uang 100.000 RMB itu akan secepatnya aku kembalikan setelah aku tamat sekolah, aku tidak akan membiarkanmu mengeluarkan uang……”

Sepertinya Siska Meng masih ingin berbicara, tetapi dengan cepat Gredy Du pun mendorongnya masuk ke dalam taksi.

“Sudah, sampai jumpa besok, selamat malam.”

Siska Meng yang duduk di dalam taksi pun terdiam.

Walaupun dia tidak tahu darimana asalnya uang Gredy Du, tetapi dia sangat merasa berterimakasih sekali terhadap bantuannya.

Orang baik pasti akan mendapatkan karma baik juga, Siska Meng pun berpikir demikian.

Tetapi orang baik yang baru saja dikatakan oleh Siska Meng tiba-tiba saja diculik oleh sebuah mobil Van hitam.

Di dalam mobil Van tersebut terdapat seseorang botak yang mengenakan kalung emas besar dan sedang melihat ke arah Gredy Du, “Tidak salah lagi, benar dia, kedua kakinya seharga 600.000 RMB!”

Saat itu kedua mata Gredy Du pun di tutup, jadi dia sama sekali tidak dapat melihat siapa orang yang menangkapnya.

Tetapi setelah mendengar orang itu berkata seperti itu, dia pun mengerti bahwa orang itu akan membunuhnya!

Tentu saja Gredy Du tidak ingin hal itu terjadi, dia pun membuka suara dan berkata: “Di belakang saku pinggangku masih ada 100.000 RMB, itu untuk kalian saja.”

Setelah berkata demikian, orang-orang yang berada di dalam mobil itu pun tampak kaget dan kebingungan.

“Apa maksudmu, kami semua ingin membunuhmu, dan sekarang kamu sendiri yang memberikan uang kepada kami?”

Tidak mengerti apa maksud Gredy Du, tetapi si botak besar itu memberikan isyarat kepada teman yang berada duduk di samping Gredy Du, untuk mengusap bagian sakunya.

Setelah tangannya masuk seperti sihir, segepok demi segepok uang pun keluar seperti tidak ada habisnya.

Sampai mengeluarkan uang gepok yang ke-10, temannya itu pun berkata kepada si botak besar itu, “Bos, benar-benar 100.000 RMB.”

Si botak itu pun menarik dan menghembuskan nafas panjangnya, dia merasa bahwa hal ini terlihat sedikit tidak wajar.

Teman-teman yang berada di sampingnya terlihat sangat senang begitu mengambil uang 100.000 RMB itu, tetapi tidak baginya.

Si botak besar itu tentu saja orang yang berpengalaman, dan dia tahu bahwa di dalam Bar Freedom itu adanya seorang wanita hebat yang mengawasi.

Melihat uang sebanyak 100.000 RMB itu keluar langsung dari sakunya, ditambah dengan disanjung oleh manajer tadi……

Dia berpikir bahwa Gredy Du bukanlah orang biasa.

Berulang kali dia berpikir, dan akhirnya dia bertanya: “Hei, Gredy Du, kamu selain sebagai mahasiswa, apa lagi yang kamu kerjakan?”

Orang itu tahu bahwa dirinya adalah mahasiswa? Dari poin ini, Gredy Du bisa memastikan bahwa orang yang berencana menculiknya adalah orang yang dia kenal.

Dengan cepat dia berpikir orang-orang yang mempunyai dendam padanya akhir-akhir ini, hanya dua orang yaitu antara Vincent Zhou atau ayah dan anak Heri Gou.

Dan orang yang berani membeli kedua kakinya seharga 600.000 RMB……

Gredy Du pun tertawa, “Kenapa, apakah Heri Gou tidak mengatakan kepada kalian siapa aku sebenarnya?”

Begitu Gredy Du berkata seperti itu, si botak itu pun tampak kaget, “Bagaimana kamu tahu orang yang mengutus kita adalah Heri Gou?!”

Tentu saja Gredy Du tidak dapat memastikannya, tetapi di antara kedua orang itu, dia hanya menebak yang akhir-akhir ini.

Dan dari jebakannya, ditambah pula dengan kata-kata yang jujur yang dilontarkan oleh si botak itu, maka bisa dibuktikan bahwa tebakan Gredy Du adalah benar.

“Heri Gou bisa mencari kalian, berarti dia percaya bahwa kalian sangat berpengalaman dan bisa mencari atau menggali informasi dari kalian. Kalau begitu aku langsung saja mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah Presdir baru dari perusahaan Honeycom, namaku Gredy Du.”

“Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa menelepon Edyanto Liu GM yang sekarang, siapa sebenarnya aku.”

“Aku rasa, kalian tidak mungkinkan tidak bisa menghubungi Edyanto Liu?”

Si botak besar itu pun terdiam sejenak, lalu memerintahkan supir untuk memberhentikan mobil di pinggir jalan, kemudian dia turun ke jalan untuk menelepon.

Teman komplotannya yang di dalam mobil berkata: “Bos, kamu untuk apa percaya dia, dia baru umur berapa, tentu saja dia itu berbohong!”

Ada yang menyambung, “Iya bos, dia hanyalah mahasiswa, dan juga pakaian dia sangat berantakan sekali, bagaimana mungkin seorang mahasiswa bisa menjadi Presdir? Pasti dia hanya membohongi kita!”

Mendengar teman-temannya berkata demikian, si botak besar itu pun dengan nada tinggi berkata: “Diam! Kalian tahu apa!”

Tentu saja yang mereka pikirkan sudah dia pikirkan sebelumnya, tetapi dia pun memikirkan lebih panjang.

Hanya dengan satu kali menelepon dia dapat menentukan nasibnya di kemudian hari, akan baik atau malah akan habis, jadi sangatlah penting baginya.

Dan setelah lima menit kemudian, akhirnya telepon itu pun terjawab dan membuatnya gembira atas keputusannya ini.

Setelah kembali ke dalam mobil, seorang anggota yang duduk di sampingnya, dengan hebat berkata: “Sudah kubilang kan bos, dia pasti hanya berpura-pura, sampah ini……”

Belum lagi kata-kata itu selesai dilontarkan, terdengar suara ‘Prakk’ suara tamparan yang sangat menyengat di telinga.

Setelah itu si botak besar itu pun dengan segan membuka penutup kain hitam yang menutup mata Gredy Du, serta melepaskan tali yang mengikat di tangannya.

“Presdir Du, maafkan kami orang-orang kecil ini yang tidak pintar dan telah dibohongi oleh Heri Gou, makanya bisa berbuat seperti itu.”

“Jika biasanya kami melihatmu dari jauh, itu hanyalah kekaguman kami, bagaimana mungkin kami berani untuk menyentuhmu.”

“Jadi kami harap anda dapat memaafkan kami sekelompok orang-orang yang tidak mengerti, aku mohon kepada anda.”

Dia sangat ketakutan karena di dalam telepon tadi, dia mengatakan bahwa Gredy Du adalah anak kandung dari Dimas Du.

Dimas Du adalah orang yang seperti apa, Dimas Du adalah orang yang berani mematikan orang-orang yang hidup dengan uang, bagaimana mungkin berani?!

Jadi sekarang dia tidak memohon apapun lagi, hanya saja memohon Gredy Du untuk mengampuni mereka.

“Presdir Du, kamu katakan saja kamu ingin pergi kemana, kami akan segera mengantarmu, uang 100.000 RMB itu akan kami kembalikan untukmu, dan uang Heri Gou sebanyak 300.000 RMB itu pun kami tidak mau lagi, semuanya kami berikan untukmu, hanya kami berharap, anda berlapang dada dan mengampuni kami, kami akan sangat berterimakasih sekali.”

Gredy Du dengan berlapang dada melambaikan tangannya, serta tidak membuat perhitungan dengan mereka, bagaimana pun juga mereka melakukan ini demi uang.

Tetapi tidak dengan Heri Gou yang berani menyentuhnya…… Hehehe!!!

Download APP, continue reading

Chapters

207