Bab 2 Bos Restoran Cantik dan Gadis Remaja Cantik

by Erico Zhang 09:32,Jan 29,2021
Meskipun Desa Qijia tidak kaya, tapi orang-orang mempunyai sebuah rumah dengan halamannya. Di sini, tanah malah menjadi hal yang paling tidak berharga. Di tangan setiap orang setidaknya juga ada beberapa "mu" bidang tanah. "Mu" kedengarannya banyak, tapi kalau diganti dengan meter kuadrat, satu "mu" adalah 600 meter kuadrat lebih. Beberapa mu, artinya beberapa meter kuadrat!

Tentu saja, Parker Qi tidak mempunyai tanah, karena dia bukanlah orang yang lahir di Desa Qijia, hanya tumbuh besar di sana saja.

Rumah yang sekarang di tinggali ditinggalkan oleh Paman Ketiganya untuknya. Paman ketiga, sejak dia berumur tujuh tahun sudah menjaganya selama belasan tahun. Hanya saja sayangnya, ketika dia duduk di bangku SMA 2, Paman Ketiganya menderita kanker paru-paru dan meninggal.

Rumah itu adalah rumah kuno. Saat turun hujan, bahkan akan bocor. Namun, bagi Parker Qi, sudah cukup ada suatu tempat yang aman untuk berlindung.

Tidak ditinggali selama beberapa bulan, di dalam ruangan dipenuhi dengan debu.

Parker Qi sudah selesai membereskan ruangan dan waktu sudah sore hari.

Tidak makan seharian, dia mengelus perut yang keroncongan, lalu mengelus lagi 500 Yuan yang tersisa di dalam kantong celananya, dan menghela napas panjang.

500 yuan, adalah sisa uang terakhirnya.

Kelihatannya, dia harus segera mencari uang. Kalau tidak beberapa hari lagi, dia bahkan tidak dapat menjamin lagi isi perutnya, apalagi latihan.

Berpikir sampai sini, dia mengeluarkan Nokia 110 dari kantongnya, lalu menelepon, "Kak Vanie, ini aku!"

"Parker, kamu sudah kembali dari pusat kota?" terdengar suara wanita yang malas dari ujung sambungan, "Apakah tahun ini sama seperti sebelumnya?"

Kak Vanie adalah kepala restoran toko Kentucky di Desa Gulan. Meskipun restoran cepat saji di Desa Gulan sangat banyak, tapi tidak ada satu pun restoran yang bisa dibandingkan dengan Kentucky di bawah nama Kak Vanie.

Sejak SMA, setiap akhir pekan dan libur musim panas, Parker Qi akan pergi magang di restoran Kak Vanie. Karena itu juga dia baru bisa menghidupi dirinya sendiri.

Hatinya penuh dengan rasa terima kasih kepada Kak Vanie.

"Iya, aku sudah pulang! Besok aku mau pergi bekerja di restoran!"

"Baik!"

Setelah menutup telepon, Parker Qi merasa hatinya hangat. Beberapa tahun ini, kalau bukan karena penjagaan Kak Vanie, dia mungkin tidak dapat menjamin hidupnya, apalagi membiayai hidupnya!

Setelah pergi ke belakang gunung untuk menggali sedikit sayur liar, dia pergi ke satu-satunya toko di dalam desa untuk membeli sekantong beras. Setelah Parker Qi makan kenyang, dia duduk di atas ranjang dan menyilangkan kakinya.

Tidak berkata selama semalaman.

Keesokan paginya, setelah Parker Qi mandi, dia tidak sempat sarapan, dan langsung pergi ke pusat kota.

Kentucky adalah restoran cepat saji yang buka selama 24 jam. Saat Parker Qi baru jam enam pagi, tapi di restoran sudah ada banyak pelanggan yang datang untuk makan sarapan.

Melihat kedatangan Parker Qi, beberapa kenalan di dalam restoran menyapanya. Dengan cepat, Kak Vanie datang.

Nama Kak Vanie adalah Vanie Lin, salah satu wanita tercantik di dalam kota. Bentuk tubuhnya dan kharismanya sangat menarik, dan pesonanya mampu memikat banyak pria di dalam kota.

Bisa dibilang, kebanyakan pria yang datang ke Kentucky ini, semuanya datang untuk Vanie Lin.

Hanya saja sayangnya, Vanie Lin angkuh. Dia tidak suka pada pria yang biasa. Kalau tidak berapa banyak pria di dalam kota yang akan bertarung untuk mendapatkannya!

Vanie Lin mengenakan sepatu hak tinggi hitam dan berjalan dengan anggun ke arah Parker Qi.

Seiring dengan gerakannya, banyak pria di restoran yang melihat bentuk tubuh anggunnya dan tidak bisa mengalihkan pandangan mereka.

Sebagai sebuah bunga emas di Desa Gulan, kemana pun Vanie Lin pergi mampu membuat orang terpesona!

Jantung Parker Qi juga tanpa bisa ditahan berdetak cepat.

Kak Vanie benar-benar sangat cantik. Bukan hanya cantik, juga sangat berkharisma. Setiap kali melihat wanita itu, jantungnya berdetak sangat cepat, seperti detik berikutnya dapat melompat keluar dari dadanya.

"Kak Vanie!"

Parker Qi memanggil dengan patuh, terlihat senyum Vanie Lin, "Kali ini berencana bekerja selama berapa lama?"

Kak Vanie memang benar Kak Vanie. Bahkan bicara beberapa kalimat yang hangat saja juga begitu mempesona.

Detak jantung Parker Qi berubah semakin cepat. Dia berusaha menenangkannya dan menjawab, "Sampai tidak ada waktu untuk bekerja!"

Kak Vanie menganggukan kepala, lalu melihat sekilas karyawan perempuan di toko yang sangat sibuk, dan berkata, "Kamu tetap bertugas di pengantaran makanan saja!"

Setelah selesai bicara, Vanie Lin naik ke lantai atas dengan sepatu hak tingginya yang menimbulkan suara runcing.

Sampai tubuh Vanie Lin yang anggun itu hilang dari pandangan, Parker Qi baru tersadar.

Setelah menenangkan perasaan berdebarnya, dia pun memulai pekerjaannya.

"Taman Mutiara, Gedung 16, Nomor 8!" Parker Qi melihat alamat di atas struk, lalu menunjukkan ekspresi tersadar, "Ini adalah rumah Kakek Zhang!"

Meskipun sudah tidak bekerja selama beberapa bulan ini, tapi Parker Qi masih lumayan mengingat alamat orang yang sering memesan pesanan.

"Ting tong."

Setelah sampai di depan rumah Paman Zhang, Parker Qi membunyikan bel, lalu terdengar suara orang tua dari dalamnya, "Siapa itu?"

Parker Qi menjawab, "Kakek Zhang, aku pengantar makanan!"

Pintu dibuka dari dalam. Kakek Zhang melihat Parker Qi yang berdiri di luar dengan terkejut, "Parker? Bukankah kamu bilang pergi kuliah?"

Parker Qi memberikan makanan dan pen tanda tangan kepada Kakek Zhang, tidak lupa menjawab, "Bukankah ini sedang libur musim panas. Aku pulang untuk bekerja sebentar!"

Kakek Zhang menganggukan kepala, "Benar-benar anak yang rajin!"

Saat mereka berdua bicara, seorang anak perempuan berumur 16 sampai 17 tahun keluar dalam rumah dan berkata dengan senang, "Kakek, apakah Kentucky-ku sudah datang?"

Nama perempuan ini adalah Yolanda Zhang, cucu perempuan dari Kakek Zhang. Setiap Kentucky yang Kakek Zhang pesan adalah untuknya.

Anak perempuan itu cantik dan fashionable, tidak termasuk nakal, tapi mengenakan celana pendek yang hampir mencapai pantatnya, menunjukkan kakinya yang panjang dan kurus. Karena di dalam rumah, dia mengenakan sandal hitam, semakin menunjukkan warna kontras antara kakinya yang putih dan sandal hitamnya.

Kakek Zhang berbalik dan menyerahkan bungkus makanan itu ke tangan gadis itu lalu berkata dengan kesal, "Kamu tidak makan baik-baik, malah makan makanan sampah yang tidak bergizi seperti ini!"

Parker Qi tidak dapat menahan rasa malunya. Kentucky selalu merupakan "nama indah" dari makanan sampah. Namun, Kakek Zhang, apakah boleh tidak mengatakannya di hadapan pria ini? Setidaknya, apa tidak bisa bisa bicara setelah pria ini pergi?

Yolanda Zhang tidak menjawab, menerima makanan siap saji itu, tersenyum, mengedipkan satu mata kepada Parker Qi, baru masuk ke kamar sambil melompat-lompat.

Kakek Zhang memberikan uang kepada Parker Qi, berpesan hati-hati di jalan, lalu kembali ke kamar.

Sebelum menutup pintu, Kakek Zhang berceloteh sambil memegangi punggungnya, "Aduh, pinggang tuaku ini, semakin hari semakin sakit! Pinggangku ini..."

Mata Parker Qi yang sedang ingin membalikkan badan menyala terang. Pinggangnya sakit?

Dia ingat dalam Teknik Pengobatan Rumput-rumputan, ada beberapa obat yang sangat berkhasiat dalam mengobati penyakit rematik. Kalau beberapa obat ini dibuat, pasti akan menghasilkan keuntungan yang sangat besar!

Berpikir sampai sini, hatinya menjadi membara.

Download APP, continue reading

Chapters

530