Bab 9 Perkenalan Singkat

by Tristan Xu 10:23,Jul 07,2020
Erwin Gu sambil tersenyum berkata: “Semua ayo kita main sebentar lagi, aku sudah membayarnya, jika minuman ini tidak habis, kalian bisa membawanya pulang, aku adda sedikit urusan, jadi aku pamit dulu, jika nanti terlalu malam aku tidak bisa menaiki bis, aku itu tidak rela naik taksi.”

Bagi Sally Su kata ini seperti sedang mengejeknya, semua itu sengaja dilakukan Erwin Gu, seperti agar bisa didengar oleh Sally Su

Nicholas Ren memandangi minuman yang ada di atas meja, dia berpikir dalam hatinya, saat ini Erwin Gu sudah pergi, dan minuman yang ada di atas meja ini ada 10 botol dan baru saja dibuka 1 botol, sisanya bisa dibawa pulang dan dijual dengan rumah.

“Kak Nicholas, ayo pergi, kita?”

Tapi Nicholas Ren, seperti tidak ingin pergi, dan berkata “Sally Su, masih ingin main sebentar lagi kan Sally Su.” Nicholas Ren dengan muka tebal berkata.

Rekan kerja yang lain melihat Nicholas seakan sudah mengerti. Nicholas Ren ingin memakannya sendiri, awalnya Doni Li berniat untuk membawa satu botol, tapi melihat kondisi saat ini dia memutuskan untuk mengurungkan niatnya, siapa suruh dia adalah supervisor!

Semua orang dengan terpaksa meninggalkan ruangan itu, sedangkan Nicholas Ren yang berada di sana saat ini tertanya dengan puas.

Di sisi lain, setelah Erwin Gu keluar, dia langsung menuju warnet, dan Erwin Gu juga sering mengunjungi warnet itu. Biasanya hanya untuk bermain game, dan menonton film.

Tapi kali, Erwin Gu datang bukuan untuk bermain game. Dia sedang melihat, apakah ada yang bisa dia ubah dari mobilnya. Waktu dia membeli mobil, salesnya berkata, jika masih banyak tempat yang bisa dia tingkatkan di mobil ini.

Setelah memasuki warnet, Erwin Gu mencari sudut yang terlihat sedikit lebih tenang, baru saja dia membuka komputer, dia telah memperhatikan perempuan yang berada di sampingnya, dalam hati berkata, perempuan ini lumayan cantik juga.

Baru saja dan belum sempat ingin mencari informasi tentang mobilnya, tiba-tiba dia mendengar suara wanita ini berbicara, ternyata suaranya sangatlah manis.

Erwin Gu menolehkan kepalanya, wanita cantik ini sedang menonton drama. “Huh! Dasar wanita jahat! Huh! Memanglah wanita yang jahat! Biarkan kamu tersedak! Huh! Biarkan kamu mati tersedak.”

Melihat adegan yang sedang berhenti di layar komputer, terlihat seorang wanita sedang memberontak di dalam air.

Erwin Gu terkejut, jangan bilang wanita cantik ini adalah orang bodoh?

Tiba-tiba dengan emosi wanita ini menoleh menghadapat Erwin Gu dan berkata: “Kamu tidak mungkin bilang aku orang bodohkan?”

“Bagaimana mungkin, tidak mungkin.” Apa yang Erwin Gu pikirkan tidak mungkin langsung diucapkan!

“Benarkah? Coba kamu lihat apakah wanita ini terlihat kasihan? Wanita ini, karena ingin mendapatkan posisi ratu, dengan kejam mengkhianati laki-laki yang bertahun-tahun mencintainya. Huh, pantas saja dia hanya bisa menjadi pemeran pembantu, menurut kamu benar kan?”

“Benar-benar, kadang kala jika aku sedang melihat film dan drama, aku juga bisa terbawa suasana, jadi aku bisa mengerti.” Erwin Gu langsung berkata pada wanita itu.

“Oh ya! Benarkah? Ternyata bertemu dengan orang yang berhobi sama, kamu lihat aku sedang menghentikan framenya, agar membiarkan wanita ini mati tenggelam.”

“Kamu bisa memutarnya berulang kali, bukankah dengan begitu lebih menyiksanya?” Dalam hati, Erwin Gu tertawa, wanita ini memang benar-benar berbeda.

“Terimakasih ganteng, ide kamu ini sangatlah bagus.” Kata wanita itu, kemudian melihat wanita itu memilih waktu putar video, agar wanita yang berada di dalam video tersebut, berkali-kali mati tenggelam. Erwin Gu juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena pada awalnya dia ingin mengajak wanita ini berbicara, tapi siapa sangka, wanita ini begitu menghayati dramanya.

Tiba-tiba wanita ini menghentikan pergerakan tangannya, dan langsung memutar kepalanya menghadap Erwin Gu, tatapan mata ini, membuat mata Erwin Gu yang awalnya melihat wanita ini sedikit malu.

“Kamu baik sekali, bagaimana kalau kita menjadi teman! Halo, namaku Lily Lin. Kalau kamu? Nama kamu siapa?”. Tanya wanita itu sambil dengan mata yang berkedip memandangi Erwin Gu. Sambil mengulurkan tangannya.

Erwin Gu berpikir, kenapa nama ini terdengar begitu familiar.

“Halo, namaku Erwin Gu.” Kata Erwin Gu dan dengan hati-hati bersamalaman dengan Lily Lin, terasa lembut namun sedikit dingin.

"Aku ini si imut, aku adalah si imut...” Setelah berkata ponsel Lily Lin pun berbunyi, ringtone ini sangat cocok untuk gadis sepertinya.

Tapi seketika, setelah gadis ini melihat ponselnya wajahnya berubah menjadi terlihat sedikit sedih, dan akhirnya setelah mengambil ponselnya dia langsung keluar.

Seketika bibir Erwin Gu sedikit terbuka. Dia lebih baik dengan cepat melakukan tugas awal dia datang, lebih baik menunda untuk berkenalan dengan gadis ini terlebih dulu. Kemudian dia membuka browser untuk mencari informasi terkain modifikasi mobil, terlihat sangat serius.

Selang beberapa waktu, Lily Lin kembali untuk mengambil barangnya dan mematikan komputernya lalu pergi.

Erwin Gu dengan serius larut di dalam informasi yang dia cari, setelah satu jam lebih, dia baru bisa menemukan cara awal untuk memodifikasinya, setelah itu dia baru mematikan komputernya.

Saat keluar dari warnet, Erwin Gu berniat untuk pergi ke bengkel mobil, tapi karena hari sudah malam, dan sepertinya sudah waktunya beristirahat.

Baru saja meninggalkan warnet, Erwin Gu melihat seseorang yang sedang menangis di depan minimarket, terlihat sangat kasihan. Erwin Gu langsung mengenalinya, jika orang itu adalah Lily Lin, bukankah rambut bermodel ekor kuda itu adalah dia?

Pertemuan yang terlihat seperti takdir, Erwin Gu akhirnya turun dari mobilnya, dan berjalan menuju tubuh yang sedikit bergetar itu.

“Apakah kamu tidak apa-apa?” Tanya Erwin Gu yang berdiri di sampingnya.

Lily Lin mengangkat kepalanya, dan terlihat wajah memerah yang berada di bawah cahaya lampu jalan, dan juga terlihat air mata yang sedikit bersinar tersisa di matanya. Meskipun riasan wajah Lily Lin telah luntur, masih kecantikannya masih sangat mempesona.

Hanya melihat Lily Lin yang mengedipkan matanya dengan air mata, sambil berkata pada Erwin Gu: “Apakah kamu berani menjadi pacarku?”

Seketika Erwin Gu terdiam. Dia baru saja mengenal orang ini, dan hanya berbicara beberapa patah kata, dan sekarang dia ingin aku menjadi pacarnya? Meskipun aku ganteng, kaya, sopan dan ramah, tapi tidak harus seperti ini juga, bisa membuat seorang wanita yang baru beberapa jam lalu saling kenal jatuh ke dalam pelukannya?

Apakah dewa jodoh melihat aku terlalu hebat? Sehingga memberikan wanita cantik ini untukku agar dia menjadi pacarku? Apakah dewa asmara nakal itu yang tidak mendengarkan omongan orangtuanya, saat ingin memanah malah memanah miring? Dan kebetulan aku yang terkena panahan itu?

Aku melihat wajah Lily Lin yang penuh dengan air mata ini, ternyata aku memiliki niat untuk menjaganya!

Download APP, continue reading

Chapters

121