Bab 1 Kasus yang Bermula dari Kencan One Night Stand

by Crystal Song 17:42,Dec 12,2019
Bandara internasional Jiang Cheng.

Seorang pria muda yang memakai tas selempang berwarna cokelat, berjalan keluar dari bandara, dan menghela:

"Seenak-enaknya tinggal di negeri orang, lebih enak tinggal di negeri sendiri, Kota Jiang Cheng, aku, Robert Qiu sudah pulang!"

Tapi mengingat tugasnya kali ini, Robert merasa pasrah.

Blind date?

Orang sepertinya, yang disukai semua orang, lelaki yang ketampanannya luar biasa ini, apakah masih perlu blind date?

"Sayangku, dokumen perusahaan Mo sudah kukirim ya, lindungi dengan baik anak perempuan direktur perusahaan Mo itu, oh bukan, maksudku, pacar murahmu." Baru saja keluar dari pintu bandara, teleponnya pun berdering, dia adalah rekan Robert, Hellen Ling.

"Aku katakan dulu konsekuensinya ya, kalau gadis ini jelek, aku pasti akan lari, hei, hei, sialan, Hellen Ling, berani-beraninya kamu tutup teleponku!" Kata Robert geram.

Melihat daftar kontak di hpnya, dia pun bersiap-siap menghubungi pelanggannya itu, tiba-tiba, dia menerima sebuah chat dari orang terdekat di wechat:

"Hei pria ganteng, mau one night stand?"

Di foto profilnya, wanita itu terlihat sangat cantik, Robert pun merasa bingung, benar-benar aneh ya orang zaman sekarang, apakah dia terlihat seperti pria yang suka kencan one night stand?

Tanpa ragu-ragu Robert pun langsung menjawab: "Oke!"

Begitu banyak pria di kota ini, mengapa wanita itu tidak mencari orang lain, tapi malah memilih dirinya? Robert hanya bisa memikirkan dua alasan, pertama, jodoh. Kedua, dirinya tampan.

Wanita itu pasti sangat tertarik dengan ketampanannya, kalau Robert tidak menerima ajakannya ini, berarti dia menyia-nyiakan jodoh yang diberikan Tuhan ini.

Alamat yang diberikan wanita itu ada di sekitar sini, sambil menanyakan jalan, dalam lima menit saja Robert sudah sampai.

Di samping sebuah mobil Ferrari berwarna jingga, bersandar seorang wanita berambut panjang ikal berwarna cokelat. Robert langsung bisa mengenalinya, karena wajah wanita ini, sama persis dengan foto profil wechatnya.

Wanita ini sangat cantik, tubuhnya dan wajahnya, adalah idaman setiap pria. Hanya saja, sikapnya sangat dingin.

Kedua payudaranya menjulang tinggi, setidaknya 34D, pinggulnya sangat ramping, Robert sempat kebingungan, pinggul seramping ini, apakah bisa menopang payudaranya yang besar itu?

"Lebih cantik dari foto ya!"

"Boleh juga, ternyata di kota Jiang Cheng ada wanita secantik ini!"

Robert tidak berhenti memujinya, dia merasa sangat senang, ini benar-benar sebuah keberuntungan yang jatuh dari langit!

"Hai, Halo." Robert pun melekukkan senyuman seorang "laki-laki polos".

"Ini kamu?" Wanita cantik itu menunjuk ke wechatnya.

"Benar, itu aku." Robert langsung menjawabnya, dia takut wanita itu salah orang dan malah pergi, kalau begitu dia akan sangat rugi.

"Naiklah ke mobil." Wanita cantik itu menatapnya, lalu melambai tangannya, dia sepertinya sedang terburu-buru, setelah naik ke atas mobil Ferrari itu, dia pun langsung menyalakan mesin mobilnya dan melaju cepat.

"Wanita ini lebih buru-buru dariku, aku suka!" Robert pun tersenyum.

Melihat gerak-gerik pria di sampingnya yang menjijikkan ini, wanita itu pun mengerutkan alisnya, seketika dia ingin sekali menyuruhnya segera turun dari mobil, kalau tidak karena satu hal penting, dia juga tidak akan membuat kebohongan yang membosankan seperti ini.

"Wow, Ferrari C9, mobil seharga 12 miliar rupiah, benar-benar ya wanita kaya zaman sekarang, semuanya nafsuan beginikah?" Robert bergumam, kedua tangannya pun mulai meraba jok mobil yang berlapiskan kulit asli itu.

Halus! Lembut!

Meraba dan meraba, hingga akhirnya meraba ke paha wanita itu.

"Tanganmu dimana!" Wanita itu mengerutkan alisnya dan merasa kesal.

"Kita kan mau kencan, aku ingin mencoba dulu kualitasmu, seharusnya tidak apa-apa kan!" Kata Robert sambil tersenyum.

"Kamu..." Wanita itu menahan amarahnya, demi hal penting ini, dia terpaksa menahan emosinya!

Awalnya, dia mengira wanita ini akan menyetir hingga ke hotel, tetapi melihat keluar, sepertinya mobil ini sudah sampai ke pinggiran kota, Robert pun mulai merasa ketakutan, masa baru hari pertama pulang, dia malah bertemu dengan pedagang manusia?

Tapi seharusnya bukan, mana ada pedagang manusia yang menyetir Ferrari?

Akhirnya, Ferrari ini berhenti di depan sebuah pabrik yang sudah terbengkalai, Robert terkejut, dia pun merasa semakin senang, jangan-jangan wanita ini juga suka yang seperti ini? Tidak suka di ranjang, tapi lebih suka public sex?

Wanita itu pun melihat sekilas ke Robert, lalu mengeluarkan semua uang di dalam tas Hermesnya, sepertinya ada tujuh sampai 16juta rupiah, dia pun menyodorkannya ke Robert.

"Ngapain ini?" Robert bingung, apakah karena melihatnya terlalu tampan, sampai-sampai dia tidak hanya rela untuk menyerahkan tubuhnya, tapi juga rela menyerahkan uangnya?

Robert merasa sedikit jengkel, apakah dia terlihat seperti orang yang hanya ingin one night stand dan meminta uang? Dia merasa direndahkan!

Kalau memang kamu memandang rendah diriku, kalau begitu aku... ya sudah deh, terserah kamu saja.

"Hei tuan, sekarang aku masih ada urusan, aku harus masuk ke dalam, kamu tunggu saja di mobil, setelah sepuluh menit, kalau aku belum keluar, tolong telepon polisi!" Wanita itu pun mematikan mesin mobilnya dan berkata dengan cepat.

Belum sempat menunggu Robert menjawab, wanita itu pun langsung bergegas masuk ke dalam pabrik itu.

Sepertinya wanita itu sedang dalam kesusahan, Robert pun merasa penasaran, lagipula dia juga sudah menerima uangnya, dia tidak bisa duduk diam disini saja, dia pun turun dari mobil dan berjalan mengikutinya.

……

"Ellen? Ellen? Kamu dimana?" Wanita itu masuk ke dalam pabrik gelap itu dengan hati-hati, dan memanggil pelan.

"Hehe, Alice Mo, kamu datang tepat waktu." Lampu tiba-tiba menyala, membuat Alice Mo seketika bisa melihat jelas keadaan di dalam pabrik.

Dia melihat sahabatnya Ellen Yu, terikat di sebuah kursi, dan sudah tidak sadarkan diri. Di sampingnya, ada tiga orang pria, mereka terlihat kasar dan genit, bisa terlihat mereka bukan pria baik-baik.

"Lepaskan Ellen!" Alice Mo berteriak panik.

"Boleh-boleh saja, tapi kamu harus beritahu kami, kamu sudah lapor polisi?" Tanya seorang pria dengan sebuah bekas luka di wajahnya.

"Tidak, aku tidak lapor polisi. Tapi kalau kalian berani macam-macam, keluarga Mo tidak akan mengampuni kalian!" Alice Mo berpura-pura bersikap tegar dan memperingati mereka.

"Hehe, baguslah kalau tidak lapor polisi!"

"Ellen adalah gadis keluarga Yu di kota Yan Jing, mana berani kami macam-macam, kali ini kami hanya ingin memancingmu datang, tidak kusangka, kamu benar-benar datang!"

"Tidak tahu film porno yang diperankan wanita tercantik di kota Jiang Cheng ini, akan ditonton berapa banyak pria, haha!"

Tiga orang pria itu pun melekukkan senyuman genit, berjalan maju mengepungi Alice Mo.

"Kalian, kalian..." Alice Mo kaget, apakah dia akan diperkosa oleh sekumpulan binatang ini, di tempat ini?

Syuut!

Saat ini, dari luar pintu terlempar sebuah batu kecil tepat ke punggung tangan salah satu pria itu.

"Ah!" Pria itu pun menjerit kesakitan, memegang punggung tangannya, dia merasa tangannya hampir saja putus.

"Siapa?" Dua pria lainnya pun bersikap waspada dan melihat keluar pintu.

"Gadis ini, dia sedang kencan denganku, berani-beraninya kalian merebutnya, tentu harus mendapatkan izinku dulu!" Robert berjalan masuk ke dalam pabrik dan berkata lancang.

"Bukannya, bukannya aku menyuruhmu lapor polisi?" Alice Mo panik, Robert Qiu adalah harapannya satu-satunya, tapi dia tidak hanya tidak lapor polisi, malah masuk kesini mencari mati, kali ini benar-benar habislah sudah.

"Kerjaan hero saves beauty seperti ini, bagaimana mungkin aku lapor polisi? Tentu saja aku harus menyelesaikannya sendiri!" Kata Robert dengan pede.

Mendengar ini, Alice Mo hampir pingsan, dasar idiot, apa sih yang dia pikirkan!

Salah satu pria pun marah: "Hei bocah, jangan ikut campur ya, kami ini dari Geng Buzzard, kamu tidak ingin hidup lagi di kota Jiang Cheng ini?"

"Geng Buzzard? Aku tidak tahu. Tapi zaman sekarang ini, komplotan-komplotan yang masih melakukan hal-hal keji seperti ini, pasti orang-orangnya rendahan." Robert berkata keji.

Tiga pria itu pun emosi, mengangkat pemukul kasti, bersiap-siap memukulnya.

Tapi, ujung baju Robert saja pun tidak bisa tersentuh oleh mereka, mereka malah dipukul Robert hingga bengkak-bengkak dan meminta ampun. Robert membuka baju mereka dan mengikat mereka bersama, lalu menutup mulut mereka dengan kaus kaki.

Setelah selesai, Robert Qiu pun tersenyum kepada Alice Mo dan berkata:

"Hei gadis cantik, masalahmu sudah kuselesaikan, ayo kita lanjutkan kencan kita!"

Download APP, continue reading

Chapters

504