Bab 7 Wanita Cantik

by Winston 12:18,Jul 08,2020
Setelah Yulius Zhang mengutak atik ponsel barunya, tiba-tiba dia bertanya kepada Tiano Lin.

"Apakah Celine mengetahui rumahmu yang dibongkar?"

"Tidak tahu, ketika aku bersiap-siap ingin memberitahunya, dia sudah terlebih dahulu memberitahuku sebuah kabar yang tidak pernah aku sangka."

Yulius Zhang merasa dirinya seharusnya tidak mengungkit masalah ini di saat ini, dia terlihat tidak berdaya.

"Wanita ini terlalu sombong, jika tidak apakah dia perlu mendekati Alvis Zhang?"

Sony Song menyindir.

"Juga tidak boleh berbicara seperti itu, karena bagaimanapun juga Alvis Zhang bukan orang biasa, keluarga dia memiliki harta yang tidak bisa dibandingkan oleh kita." Cedric Lee berkata dengan tidak berdaya.

"Tetapi ini adalah hubungan, tentu saja berbeda. Bagaimana perasaan Tiano Lin terhadap Celine? Dia bahkan bisa mengukir nama wanita itu pada tangannya."

Yulius Zhang menyela pembicaraan.

Melihat mereka berbicara di sana, hati Tiano Lin merasa rumit.

Jika memberitahu mereka kenyataannya, apa yang akan terjadi?

"Kita jangan membahas ini kembali, selagi senang, kita bantu Tiano Lin mengusir kesialan. Kita adakan sesuatu di pintu belakang lalu pergi bernyanyi."

Yulius Zhang tiba-tiba memberikan ide.

Setelah mendengarnya, beberapa orang langsung menyetujuinya.

Di pintu belakang sekolah, terdapat sebuah jalur kuliner. Bukan hanya harganya yang murah, rasanya pun sangat nikmat. Tempat itu merupakan tempat favorit anak muda.

Setelah melakukan beberapa hal sepele, beberapa orang dengan senang hati pergi ke pintu belakang, menemukan toko, duduk di bangku rendah hati, dan menyiapkan barbekyu.

Yulius Zhang menenteng satu dus bir, dia berjalan dengan terhuyung-huyung.

"Hari ini aku yang akan mentraktir kalian, hari ini kita akan berpesta, semoga Tiano Lin bisa mendapatkan kekasih yang lebih cantik dibandingkan Celine!"

Setelah mereka mendengar, mereka mengangkat bir yang berada di tangan dan meminumnya.

Tiano Lin tiba-tiba teringat perkataan Vickie Chu bahwa dirinya tidak boleh meminum bir.

Tetapi hari ini, dia sangat senang.

"Tiano Lin, kamu sekarang juga sudah termasuk orang kaya. Tetapi ada suatu hal yang harus aku ingatkan kepadamu, kita menjadi orang harus baik, tidak boleh karena kita memiliki banyak uang, kita menjadi seperti Alvis Zhang si brengsek itu, pada saat itu kamu jangan menyalahkan kami jika kami memotong kamu!" Yulius Zhang berkata.

Yulius Zhang yang mereka sekelas, dan sering ditindas.

"Bukannya hanya mengandalkan karena memiliki mobil pribadi, dia pun sengaja berputar-putar di sekolahan untuk pamer."

Sony Song bergumam dengan marah, dia mengigit dua gigitan dan menelannya.

"Berapa harga mobil milik dia itu?"

Tiano Lin bertanya dengan ekspresi kebingungan.

"Tidak tahu, dengar-dengar lebih dari 300.000 yuan."

Melihat ekspresi Tiano Lin yang serius, Sony Song terbatuk.

"Jangan-jangan kamu juga ingin membeli satu? Ini tidak mungkin terjadi, ayah dia itu memiliki koneksi, sedangkan kamu tidak akan mudah untuk mendapatkan uang."

Cedric Lee melanjutkan: "benar, sudah mau lulus lebih baik menggunakan uang ini untuk membuat usaha kecil-kecilan dibanding untuk berfoya-foya."

Tiano Lin tersenyum.

Dia sadar dengan keadaannya saat ini, dia sedang mengantongi satu miliar di sakunya, tentu saja mobil dengan harga ratusan ribu tidak ada artinya.

Tetapi karena kawan-kawannya takut dia terburu-buru, dan mereka berniat baik membujuknya, Tiano Lin pun menghilangkan pemikiran ini.

Setelah selesai makan barbekyu, mereka pun mencari kendaraan dan pergi ke KTV di daerah sekitar.

Setelah naik ke atas kendaraan, Sony Song mengusap Tiano Lin dengan cemas.

"Tiano Lin, kamu jangan melakukan hal bodoh ya. Jika tidak kami tidak akan menganggapmu."

"Tidak, tidak. Sekarang saja aku tidak bisa mengendarai mobil, untuk apa membuang-buang uang tersebut."

Mendengar perkataan Tiano Lin, mereka akhirnya merasa lega.

Kendaraan dengan cepat sampai di depan KTV, mereka membayar tagihan dan naik ke lantai atas.

Mereka memesan ruangan berukuran sedang dan mulai bernyanyi.

Setelah bersenang-senang, tiba-tiba ada beberapa uang merasa sedih, karena pertemuan mereka akan semakin sedikit karena kelulusan yang sudah semakin dekat.

Mereka berempat berdekatan, lagu-lagu bertema persaudaran diulang terus menerus.

Setelah kelelahan karena bernyanyi, Cedric Lee beranjak dan berkata pergi mengambil dua dus bir untuk melanjutkan acara minumnya.

"Sebaiknya aku saja yang pergi." Tiano Lin menahan Cedric Lee yang sudah beranjak berdiri.

Cedric Lee menangguk-anggukkan kepalanya, Tiano Lin pergi keluar.

Begitu sampai di resepsionis, Tiano Lin berkata ke arah resepsionis.

"Nona permisi, apa merk arak termahal di sini?"

"Royal Salute, 8000/dus. Jika membeli lebih banyak, harganya akan lebih murah."

Tiano Lin tersenyum, segera memesan dua dus.

Resepsionis sedikit terkejut, sangat sedikit ada pelajar yang berinisiatif membeli arak sebanyak itu. Sedangkan pemuda di depannya ini tidak terlihat seperti orang yang memiliki banyak uang.

"Oh iya, masih ada permintaan kecil yang perlu kamu bantu. Ketika nanti akan mengantarkan arak, kamu katakan saja ini merupakan pemberian toko."

Resepsionis tidak mengerti, tetapi karena ini merupakan permintaan pelanggan, dia pun mengiyakannya.

Dengan cepat, pegawai memindahkan dua dus arak ke dalam ruangan Tiano Lin.

Tiano Lin datang terlambat, begitu sampai di depan pintu ruangan, dia mendengar suara nyanyian Sony Song yang memekakkan telinga, Dia pun tidak bisa menahan ketawaannya dan bersender pada tembok lorong dan memainkan ponselnya.

Dikarenakan bukan merk ponsel murahan, Tiano Lin menjadi pusat perhatiaan dimata wanita-wanita cantik yang lewat di sana.

Sosok wanita cantik tiba-tiba muncul di depannya, sepasang mata terus menatapnya.

"Pria tampan, apakah ada api?"

Wanita cantik itu bersender kemari sambil memegang sebatang rokok sambil bertanya ke arah Tiano Lin.

Tiano Lin tertegun, dia pun mengeluarkan korek api dari sakunya.

Meskipun dia jarang merokok, tetapi dia selalu membawa korek api.

"Merk ponselmu lumayan, tetapi korek api ini terlihat tidak cocok."

Wanita itu tersenyum dan melempar korek api tersebut ke arah Tiano Lin.

Paras wanita ini sangat cantik, dalam kecantikannya terdapat kedewasaan dan seksi.

Tiano Lin tidak bisa menahan untuk tidak melirik ke arah bawah dia.

Kelihatannya bukan hanya wajahnya saja yang seksi, tetapi lekuk tubuhnya membuat Tiano Lin sedikit tidak bisa menahan diri.

"Apakah ingin mencicipinya?"

Setelah wanita itu berbicara, dia mengeluarkan rokok dari mulutnya.

Terdapat bekas lipstik wanita itu pada batang rokok tersebut.

Tiano Lin merasa sedikit bersemangat, dia ingin mengambilnya tetapi tidak berani.

Setelah dia tertegun selama beberapa detik, dia menjulurkan tangannya dengan pelan, ketika baru saja ingin memegang batang rokok wanita tersebut, rokok tersebut ditarik kembali oleh dia.

Download APP, continue reading

Chapters

200