Bab 11 Gairah Melonjak

by Marcella Wang 14:10,Jan 05,2021
Sebutan ini sudah aku ucapkan dua kali dalam waktu yang singkat, ini adalah hal yang tidak pernah terpikirkan pada sebelumnya.

Namun melihat ekspresi dan gerakan istri, jelas istri yang sudah sangat amat bergairah tidak lagi menolak, bahkan setiap kali mendengar suami memanggilnya dengan sebutan seperti itu, napas istri juga akan menjadi kuat.

Sebutan yang tampak sangat sederhana, tetapi entah bagi aku atau bagi istri, juga penuh dengan rangsangan psikologis yang amat besar.

Sepasang mata istri yang cemerlang sedang menatap lurus pada badanku, kedua bola matanya yang besar bulat sedang berputar.

Pada biasanya aku dan istri memiliki pengendalian diri yang sangat tinggi, walau kami sedang bermesraan, juga tidak pernah mengucapkan perkataan seperti itu.

Aku berkata seperti itu adalah karena rangsangan dari Kunto, karena tadi tidak hanya sekali dia mengatakan bahwa dia berharap istriku, yaitu kakak iparnya, dapat terbuka sepenuhnya di hadapan dia yang muda, serta menampilkan sisinya yang paling sundal.

Tepat karena kata yang rendah dan hina ini, membuat tingkat kegairahanku melonjak tinggi.

Jelas istri juga belum pernah dipanggil dengan sebutan itu, setelah aku mengucapkannya, aku tidak menyentuh istri sedikitpun, namun istri merapatkan kakinya yang terbalut dalam stocking seksi, bibirnya yang merah menggoda juga terbuka pelan, mengeluarkan desahan ‘ah’ yang indah.

Istri membalikkan bola mata kepada aku, tatapannya membawa nafsu seksual, tetapi dia tidak berkata apa-apa terhadap sebutan ‘sundal’ dariku.

Istri menjulurkan kedua tangan, dia menarik ujung celana dalamku dan perlahan-lahan menurunkannya, bahkan benda yang terkekang di dalamnya juga ikut tertarik ke bawah.

Gerakan istri begitu pelan dan lembut, tetapi di dalam gerakan yang pelan ini, perasaan yang haus dan menantikan barulah yang paling indah.

Aku menyadari sesuatu, lalu aku diam-diam melangkah maju, semakin mendekat dengan wajah istriku.

Istri menatap lurus pada celana dalamku sambil mengangkat dagunya yang seksi, celana dalam aku sudah diturunkan hingga ke paha. Ketika celana dalam aku menggantung di paha, benda kemaluan yang sudah tidak tertahan ke bawah langsung melontar dari kekangan celana dalam.

Ketika kepalanya yang bulat bergesekan dengan wajah istri yang merah menggoda, mengacung dengan gemetaran dan sewaktu-waktu melonjak, aku menarik napas dalam-dalam.

“Pintu tidak tertutup, sambil mendengarkan suara percakapan adik sepupu dan pacarnya di luar sana, kamu melahap benda kemaluan suamimu di dalam kamar, rasanga menggairahkan sekali.

Sayang, aku tidak tahan lagi, lakukanlah oral seks untukku.” Sambil berbicara, aku melangkah maju, menggesekkan benda kemaluanku yang panas pada bibir istri merah dan seksi.

Perkataanku juga sedang merangsang istri dengan dalam, dia secara refleks melirik pintu kamar. Samar-samar terdengar suara percakapan di ruang tamu, jelas Atika si gadis cantik dan polos itu sedang mengobrol dengan Kunto .

Saat ini aku tidak memperhatikan di luar, juga tidak memperhatikan kapan mereka akan berpura-pura mengintip. Saat ini aku memiliki keinginan yang kuat agar istri melakukan oral seks untuk aku, perasaan ini jauh lebih kuat daripada kegairahan badan, serta kebebasan dalam hati dan hasrat untuk menaklukkan.

Tidak ada yang lebih menggairahkan dibanding seorang wanita yang matang dan seksi menghadapkan wajahnya yang memikat pada daerah kemaluanmu dan melahapnya.

Terhadap penantianku dan sambil mendengarkan suara percakapan yang samar-samar di luar sana, malam ini istri benar-benar jauh lebih gila dan terbuka dari sebelumnya.

Seolah-olah menyatakan bahwa dia dipaksa olehku, istri membalikkan bola mata padaku, lalu dia membuka bibirnya yang merah seksi, membawa rasa ingin namun menolak.

Gerakan istri pelan seperti biasanya, ketika bibir merahnya membaluti bagian kepala dari benda kemaluanku, badanku menegang tak tertahankan, aku mendongak kepala dan menarik napas dalam-dalam.

Mulut istri terus bergerak, ketika aku merasa bagian kepala benda kemaluanku terbalut erat oleh perasaan yang panas dan basah, aku tidak tahan untuk mengeluarkan suara teredam.

Suara ini mungkin adalah pujian terbaik bagi istri, dia terus menelan dengan dalam, ketika aku merasa istri sudah mencapai pada bagian batasnya dan perlahan-lahan mengeluarkan benda kemaluanku, istri berusaha mengeratkan bibir merahnya. Entah menelan atau mengeluarkan, rongga mulut istri yang terasa indah serta bibirnya yang merah selalu membawakan rasa gesekan yang tinggi padaku.

“Peluk aku dan teruskan, raba aku.” Aku merasa kedua kaki aku sendiri sedang bertenaga dengan tak terkendali, walau sedang berdiri, aku juga seperti sedang melakukan olahraga berat.

Mendengar perkataanku, istri meletakkan tangannya pada pinggang aku, lalu mulai meraba paha dan bagian belakang tubuhku. Gerakannya malu-malu dan bodoh, namun istri tetap sedang berusaha.

Entah apakah istri si wanita matang ini memiliki perasaan insting terhadap reaksi pria.

Istri perlahan-lahan melahap dan menggerakkan kepala, ketika rambut panjang dan lembutnya bergoyang pelan, secara tidak sengaja istri menyentuh kantong buah zakar aku yang lembut. Aku merasa bagai disengat listrik, lalu aku mengeluarkan dengusan yang berat.

Gerakan istri tidak mahir, tetapi dia secara naluri mengeratkan bibir merahnya, gesekan yang dibawakan terasa begitu indah.

Kemudian, sambil melakukan gerakan melahap, istri mulai menyentuh pelan pada kantong buah zakar aku yang sensitif dan berkeriput, seolah-olah menemukan mainan baru.

Dibandingkan kemesraan yang konservatif di antara aku dan istri, malam ini entah mengapa kami seolah-olah tersadarkan, memiliki kegairahan yang tak terucapkan.

Mungkin semua kegairahan ini berasal dari sepasang pria dan wanita di ruang tamu yang muda serta energik, serta masalah yang akan terjadi pada malam nanti.

Aku sedang berpikir sambil menikmati keindahan yang amat tinggi, aku meletakkan tanganku pada kepala istri, lalu membantunya menggerakkan kepala, di saat bersamaan aku menggerakkan badan ke depan.

Istri juga merasakan rasa malu dari gerakan ini, namun sepertinya dia sudah tenggelam ke dalam, serta gerakannya menjadi jauh lebih cepat.

Istri terjerumus dalam kegairahan yang memalukan, mulut seorang wanita yang seksi menggoda dijadikan sebagai daerah kemaluan, benda kemaluan pria yang menjijikkan tidak hentinya keluar masuk di sana.

Hal ini memang membawa rasa malu yang tinggi, ditambah lagi dengan percakapan pasangan kekasih yang samar-samar terdengar di telinga, serta pintu kamar yang tidak tertutup rapat.

Semua ini merangsang istri dengan dalam.

Aku juga sedikit susah menerima rangsangan yang kuat ini, sebelumnya ketika bersama dengan istri, ketika dapat memiliki dia pada setiap saat, sangat terasa membosankan. Namun sekarang memikirkan adik sepupu aku yang muda kekar hendak menjarah dan menikmati istriku yang matang serta seksi, aku justru merasa tidak rela.

Aku memegangi kepala istri dan menghentikannya, karena aku takut jika istri terus melakukan oral seks, aku akan meledak di kedalaman rongga mulutnya yang hangat dan seksi.

Istri mengangkat kepala, wajahnya yang putih cerah menempel erat dengan benda kemaluan aku, dia menatapku dengan sepasang matanya yang sangat menggoda, tatapannya penuh dengan kebingungan.

“Istri, jangan makan lagi, jika kamu terus melahapnya, aku akan mencapai orgasme. Tak disangka malam ini kamu begitu hebat, aku pun hampir celaka.” Ketika aku berbicara kepada istri sambil tersenyum, suara percakapan di luar melonjak tinggi.

Aku tertegun, tetapi istri jelas terbengong di tempat karena gugup dan bergairah.

Aku bertatapan dengan istri, lalu dia memalingkan tatapan dengan malu.

Aku tersenyum menatapnya, aku tahu istri juga menyadari kedua orang itu hendak berjalan ke koridor menuju kamar.

Aku menahan istri di atas kasur, mengapitkan kedua kakinya yang ramping seksi, serta masih memakai stocking dan sepatu hak tinggi ke atas pundak.

“Mereka akan segera kemari, biarlah adik sepupu kita dan pacar mudanya melihat seberapa sundalnya kamu.” Aku menyingkap rok super pendek istri, celana dalamnya sudah basah kuyup, lalu aku menyingkapnya ke samping.

Download APP, continue reading

Chapters

120