Bab 2 Ibu-ibu Sedang Menyaksikan
by Yumiko Yang
10:19,Dec 19,2020
Pintu kamar tidak tertutup, mungkin karena tidak ada yang menyangka dia akan pulang tiba-tiba. Oleh karena itu Flora pun bisa langsung melihat keadaan di dalam kamar.
Satu lagi sepatu hak tinggi merah itu terletak di depan pintu. Dan di lantai kamar, dari pintu sampai ke kasur, pakaian-pakaian berserakan, ada pakaian lelaki, juga ada pakaian perempuan, menunjukkan ketidaksabaran dan nafsu kedua orang itu.
Bisa dilihat kedua orang yang baru saja melampiaskan nafsu mereka tidak menyangka Flora tiba-tiba pulang, Calvin masih bergetar beberapa detik di atas tubuh perempuan tersebut, dia baru berbalik dan melihat Flora dengan tatapan kaget.
Dalam waktu sedetik itu, dari wajah Calvin, Flora melihat kekagetan----dan kejijikan.
Benar, jijik!
Karena Calvin mengerutkan kening, dari dalam matanya terlihat ketidaksabaran. Reaksinya ini sama seperti dulu ketika Flora memasak makanan yang dia tidak suka!
Sampai saat ini, kesakitan yang amat sangat baru secara perlahan menyerang hati Flora.
Dia berdiri kaku di tempat, menunggu kesakitan itu menyebar ke seluruh tubuhnya.
"Ada apa?" Perempuan tersebut sepertinya menyadari ada yang aneh, dia pun mengangkat kepalanya dari pelukan Calvin, ketika dia melihat Flora yang berdiri di tengah kamar, dia pun berteriak ringan.
Calvin juga sadar kembali, keningnya berkerut, kemudian dengan perlahan mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam tubuh perempuan tersebut.
Flora melihat, setelah gerakan Calvin itu, ada cairan putih kusam yang mengalir dari antara kedua kaki perempuan itu.
Dia merasa kesakitan tajam dari hatinya, darahnya mengalir deras ke otaknya, seluruh tubuhnya seperti terbakar. Flora langsung menerjang ke arah kedua orang itu.
Tenaga Flora yang kehilangan akal sehat lebih kuat daripada biasanya, Flora langsung menarik selimut yang menutupi tubuh perempuan itu, dia mengangkat tangannya dan mengibaskannya ke arah perempuan itu!
Tapi pergelangan tangannya tiba-tiba digenggam oleh sebuah tangan yang kuat, kemudian tangan itu melepaskan pergelangan tangannya dan mendorongnya ke belakang, Flora pun melangkah mundur beberapa langkah.
Flora melihat Calvin dengan wajah kaget, setelah sekian lama, dia berkata dengan gemetar: "Calvin, demi dia, kamu berbuat seperti ini kepadaku?!"
Calvin mengerutkan alisnya, namun tidak berbicara, hanya berbalik dan memeluk perempuan itu.
Saat ini, Flora baru mengikuti arah pandangan Calvin, dia melihat dengan jelas wajah perempuan telanjang di dalam pelukan Calvin.
Kalau ini adalah dunia novel pendekar-pendekar, maka perempuan itu adalah siluman rubah.
Perempuan itu kira-kira berumur 20 tahun, bentuk wajahnya adalah bentuk V yang akhir-akhir ini populer, matanya sangat besar, hidungnya mancung, bibirnya merah dan tebal.
Saat ini dia sedang terdiam di dalam pelukan Calvin, terlihat sangat lemah dan tidak berdaya, seakan Flora adalah siluman yang memakan orang.
Air mata mengalir deras dari matanya, dia sambil memasukkan wajahnya ke bahu Calvin, sambil menggosok dada Calvin dengan tubuhnya.
Sinar matahari sangat terang, Flora melihat perempuan itu dari lehernya yang penuh dengan bekas ciuman, kemudian ke tulang selangkanya, kemudian turun dan melihat kedua puncak gunungnya yang penuh dan putih.
Benar-benar bulat dan penuh, bahkan cocok untuk jadi model pakaian dalam.
Dan di puncak gunung tersebut, juga ada bekas ciuman Calvin.
Dengan gosokan ringan dari perempuan tersebut, Flora melihat, nafsu Calvin yang tadinya sudah tertidur lagi-lagi terbangun, tidak tahu apakah karena perempuan tersebut tiba-tiba menghembuskan angin ke arah bahunya, namun tidak sampai satu detik, nafsunya sudah terbangun kembali.
Karena perempuan itu sudah memang ada di pelukannya, jadi, alat kelaminnya yang panas menyentuh paha perempuan itu, perempuan itu mengeluh manja: "Kak Calvin, kamu.... tadi kamu membuatku bengkak, sekarang lagi-lagi..... Disini masih ada satu ibu-ibu yang sedang menyaksikan, kamu tahan sedikit!"
Ibu-ibu?!
Flora merasa hatinya penuh dengan api yang mau meledak, dia seakan sudah gila dan langsung menerjang mereka dan memukul sembarangan dengan tinjunya.
Karena kemarahan Flora, Calvin tidak sempat menariknya, Clara menggunakan seluruh tenaganya untuk menampar Calvin, suara yang keras terdengar, membuat ketiga orang yang ada disana membeku!
"Plak!" Setelah dua detik, Flora merasakan kesakitan dan kepanasan di wajahnya, bahkan ada rasa-rasa amis darah di dalam mulutnya, dia gemetar dan melihat ke arah perempuan yang tangannya gemetar karena menamparnya.
Mungkin karena tatapan Flora terlalu tajam, perempuan itu langsung meringkuk ke pelukan Calvin dan menunjuk Flora berkata: "Siapa suruh kamu memukul Kak Calvin?! Siapapun tidak boleh menindas lelaki milikku! Dia baru saja sembuh malah kamu pukul, kamu kenapa sekejam itu?!"
"Aku kejam?!" Flora tertawa keras, namun air matanya malah mengalir deras: "Siapa yang menjaga dia selama 24 jam dalam 2 tahun ini? Kalau bukan karena aku, apakah sekarang dia bisa berdiri?!"
Flora mengelap air matanya, ujung jarinya menyentuh darah di sudut bibirnya, dia melihat ke arah Calvin: "Calvin Shi, dia memukulku seperti ini, kamu masih saja melindungi dia, hati nalurimu dimana?!"
Satu lagi sepatu hak tinggi merah itu terletak di depan pintu. Dan di lantai kamar, dari pintu sampai ke kasur, pakaian-pakaian berserakan, ada pakaian lelaki, juga ada pakaian perempuan, menunjukkan ketidaksabaran dan nafsu kedua orang itu.
Bisa dilihat kedua orang yang baru saja melampiaskan nafsu mereka tidak menyangka Flora tiba-tiba pulang, Calvin masih bergetar beberapa detik di atas tubuh perempuan tersebut, dia baru berbalik dan melihat Flora dengan tatapan kaget.
Dalam waktu sedetik itu, dari wajah Calvin, Flora melihat kekagetan----dan kejijikan.
Benar, jijik!
Karena Calvin mengerutkan kening, dari dalam matanya terlihat ketidaksabaran. Reaksinya ini sama seperti dulu ketika Flora memasak makanan yang dia tidak suka!
Sampai saat ini, kesakitan yang amat sangat baru secara perlahan menyerang hati Flora.
Dia berdiri kaku di tempat, menunggu kesakitan itu menyebar ke seluruh tubuhnya.
"Ada apa?" Perempuan tersebut sepertinya menyadari ada yang aneh, dia pun mengangkat kepalanya dari pelukan Calvin, ketika dia melihat Flora yang berdiri di tengah kamar, dia pun berteriak ringan.
Calvin juga sadar kembali, keningnya berkerut, kemudian dengan perlahan mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam tubuh perempuan tersebut.
Flora melihat, setelah gerakan Calvin itu, ada cairan putih kusam yang mengalir dari antara kedua kaki perempuan itu.
Dia merasa kesakitan tajam dari hatinya, darahnya mengalir deras ke otaknya, seluruh tubuhnya seperti terbakar. Flora langsung menerjang ke arah kedua orang itu.
Tenaga Flora yang kehilangan akal sehat lebih kuat daripada biasanya, Flora langsung menarik selimut yang menutupi tubuh perempuan itu, dia mengangkat tangannya dan mengibaskannya ke arah perempuan itu!
Tapi pergelangan tangannya tiba-tiba digenggam oleh sebuah tangan yang kuat, kemudian tangan itu melepaskan pergelangan tangannya dan mendorongnya ke belakang, Flora pun melangkah mundur beberapa langkah.
Flora melihat Calvin dengan wajah kaget, setelah sekian lama, dia berkata dengan gemetar: "Calvin, demi dia, kamu berbuat seperti ini kepadaku?!"
Calvin mengerutkan alisnya, namun tidak berbicara, hanya berbalik dan memeluk perempuan itu.
Saat ini, Flora baru mengikuti arah pandangan Calvin, dia melihat dengan jelas wajah perempuan telanjang di dalam pelukan Calvin.
Kalau ini adalah dunia novel pendekar-pendekar, maka perempuan itu adalah siluman rubah.
Perempuan itu kira-kira berumur 20 tahun, bentuk wajahnya adalah bentuk V yang akhir-akhir ini populer, matanya sangat besar, hidungnya mancung, bibirnya merah dan tebal.
Saat ini dia sedang terdiam di dalam pelukan Calvin, terlihat sangat lemah dan tidak berdaya, seakan Flora adalah siluman yang memakan orang.
Air mata mengalir deras dari matanya, dia sambil memasukkan wajahnya ke bahu Calvin, sambil menggosok dada Calvin dengan tubuhnya.
Sinar matahari sangat terang, Flora melihat perempuan itu dari lehernya yang penuh dengan bekas ciuman, kemudian ke tulang selangkanya, kemudian turun dan melihat kedua puncak gunungnya yang penuh dan putih.
Benar-benar bulat dan penuh, bahkan cocok untuk jadi model pakaian dalam.
Dan di puncak gunung tersebut, juga ada bekas ciuman Calvin.
Dengan gosokan ringan dari perempuan tersebut, Flora melihat, nafsu Calvin yang tadinya sudah tertidur lagi-lagi terbangun, tidak tahu apakah karena perempuan tersebut tiba-tiba menghembuskan angin ke arah bahunya, namun tidak sampai satu detik, nafsunya sudah terbangun kembali.
Karena perempuan itu sudah memang ada di pelukannya, jadi, alat kelaminnya yang panas menyentuh paha perempuan itu, perempuan itu mengeluh manja: "Kak Calvin, kamu.... tadi kamu membuatku bengkak, sekarang lagi-lagi..... Disini masih ada satu ibu-ibu yang sedang menyaksikan, kamu tahan sedikit!"
Ibu-ibu?!
Flora merasa hatinya penuh dengan api yang mau meledak, dia seakan sudah gila dan langsung menerjang mereka dan memukul sembarangan dengan tinjunya.
Karena kemarahan Flora, Calvin tidak sempat menariknya, Clara menggunakan seluruh tenaganya untuk menampar Calvin, suara yang keras terdengar, membuat ketiga orang yang ada disana membeku!
"Plak!" Setelah dua detik, Flora merasakan kesakitan dan kepanasan di wajahnya, bahkan ada rasa-rasa amis darah di dalam mulutnya, dia gemetar dan melihat ke arah perempuan yang tangannya gemetar karena menamparnya.
Mungkin karena tatapan Flora terlalu tajam, perempuan itu langsung meringkuk ke pelukan Calvin dan menunjuk Flora berkata: "Siapa suruh kamu memukul Kak Calvin?! Siapapun tidak boleh menindas lelaki milikku! Dia baru saja sembuh malah kamu pukul, kamu kenapa sekejam itu?!"
"Aku kejam?!" Flora tertawa keras, namun air matanya malah mengalir deras: "Siapa yang menjaga dia selama 24 jam dalam 2 tahun ini? Kalau bukan karena aku, apakah sekarang dia bisa berdiri?!"
Flora mengelap air matanya, ujung jarinya menyentuh darah di sudut bibirnya, dia melihat ke arah Calvin: "Calvin Shi, dia memukulku seperti ini, kamu masih saja melindungi dia, hati nalurimu dimana?!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved