Bab 5 Hanya Ingin Bercerai

by Yumiko Yang 10:19,Dec 19,2020
Di depan dinding, Melisa berteriak tajam karena gerakan Calvin, dia sambil tersedu-sedu sambil mengeluh: "Kenapa sebesar ini? Kamu tadi membuatku kesakitan!"
"Sayangku, ini karena kamu terlalu ketat......" Calvin sambil bergerak sambil mengecup Melisa: "Relaks sedikit, kamu mencengkeramku terlalu kuat......"
Flora merasa dia seperti terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar, sekelilingnya penuh dengan angin kencang, angin yang dingin terus menerus menyayat setiap kulitnya.
Dia jelas-jelas sudah mau mati, tapi dia tetap masih hidup, dia pun terus menerus merasakan kedinginan dan kesakitan yang tidak bisa dideskripsikan!
"Lisa, kita ganti tempat----" sambil berbicara, Calvin pun menggendong Flora ke depan cermin dandan, dia meletakkan Lisa ke meja rias dan kemudian mengangkat kakinya dan meletakkannya ke bahunya, kemudian kembali memasuki Melisa.
"Enak?" Calvin sambil bergerak sambil berkata: "Aku suka kamu berteriak."
"Disini, ada, ada, ibu-ibu, sedang menyaksikan...." suara Melisa putus-putus, dia berdesah tanpa henti.
"Justru memang mau dia lihat!" Calvin menerjang Melisa dengan kuat, dia pun mendengar suara teriakan Melisa seperti keinginannya.
Matanya semakin semangat: "Dia bukannya tidak ingin bercerai? Kalau begitu kita lakukan di seluruh sudut kamar ini, agar dia lihat dengan jelas, setelah ini, setiap dia masuk ke rumah ini, dia pun akan teringat dengan adegan kita berhubungan intim!"
Di lantai, Flora meringkuk di atas lantai, mendengar suara Calvin yang dingin, air matanya membasahi permukaan lantai, mulutnya yang ditambal tidak bisa bersuara, namun tenggorokannya mengeluarkan suara tangisan.
Tapi, semua ini sama sekali belum selesai.
Calvin benar-benar melakukan hal yang dia katakan tadi, dia menggendong Melisa dan terus berpindah tempat, mengubah berbagai macam pose, di dalam kamar, suara desahan, suara erangan dan juga suara tabrakan tubuh terus menerus berbunyi, akhirnya Calvin mencapai klimaks dan mengeluarkan erangan.
Di dalam setengah jam ini, Flora merasa dia telah mengalami penyiksaan yang sangat lama.
Meskipun terakhir dia menutup mata, tapi di pikirannya tetap muncul adegan yang membuat hatinya robek itu, telinganya masih bisa mendengar suara dua orang yang berhubungan intim!
Ketika mereka selesai, dia merasa air matanya seakan sudah habis, dia meringkuk diam di atas lantai, sama sekali tidak bergerak, matanya yang merah membengkak sama sekali tidak ada sinar, seakan jiwanya sudah pergi.
"Sudah kamu pikirkan dengan jelas?" saat ini, Calvin sudah selesai mandi dan memakai baju, dia muncul di depan Flora.
Bola mata Flora sama sekali tidak bergerak, dia tetap diam di tempat.
Calvin menatapi dia, matanya penuh dengan ketidaksabaran.
Dulu ketika baru menikah, dia juga pernah merasa Flora cantik. Saat itu, Flora baru saja tamat kuliah, matanya jernih, wajahnya juga penuh dengan kolagen.
Ketika Flora tersenyum kepadanya, matanya melengkung seperti bulan sabit, matanya bersinar cerah, di pipinya ada dua lesung pipit kecil.
Saat itu, dia juga pernah berpikir, kalau dia bisa berdiri lagi, dia pasti akan menggandeng tangan Flora dan membawanya berjalan-jalan ke seluruh dunia, saling menemani sampai tua.
Tapi, kapan dia mulai berubah?
Tidak tahu sejak kapan, Flora perlahan-lahan menjadi semakin jelek, tidak bisa merias diri, setiap hari memakai baju rumah yang jelek.
Dari bibirnya hanyalah kata-kata sehari-hari, palingan tidak boleh makan ini, tidak boleh melakukan itu, atau, berulang kali memesannya hal yang sama.
Perasaan cinta dan juga suka yang pernah ada perlahan-lahan dikikis oleh kehidupan yang seperti ini, dia juga pernah berpikir seharusnya memperlakukan dia dengan baik, tapi, dengan hari-hari yang seperti ini, dia semakin tidak ada perasaan seperti itu.
Di antara mereka semakin lama semakin tidak ada topik pembicaraan, hampir seharian hanya mengatakan beberapa kalimat. Calvin juga perlahan-lahan dari suka, berterima kasih, sampai akhirnya jadi datar, bahkan benci.
Terutama, setelah mulai kerja, dia pun mengenal Melisa yang baru saja tamat kuliah. Melisa adalah fresh graduate yang diterima di bagian sekretariat, dia muda dan cantik, sangat pintar berbicara, dia memiliki semua hal yang tidak dimiliki Flora yang membosankan.
Oleh karena itu, dia pernah membawa Melisa pergi makan-makan dengan klien, setelah minum alkohol, mereka pun berhubungan intim, setelah itu, Calvin pun merasa jijik melihat Flora.
Flora selalu bertanya apakah dia sudah mau pulang kerja, ketika dia dinas keluar kota, Flora juga akan meneleponnya, semua ini membuatnya merasa kesal, bahkan dari beberapa hari yang lalu, dia sudah berpikir ingin bercerai.
Dia berpikir, dia berikan sedikit uang untuk Flora, anggap sebagai ganti untuk dua tahunnya ini.
Lagipula tahun ini Flora baru 25 tahun, Calvin juga tidak pernah menyentuhnya, kalau ingin menikah lagi juga bukanlah masalah.
Tapi, hari ini ketika Flora masuk dan merusak kesenangannya, kemudian terus menerus mengungkit masalah 2 tahun ini, membuat dia merasa sangat jijik, dan benci!
Sekarang, dia hanya punya satu pikiran, tidak peduli apapun caranya, dia mau bercerai dengan Flora!
Dia tidak ingin melihatnya lagi!

Download APP, continue reading

Chapters

515