Bab 4 Melakukannya di Depannya
by Yumiko Yang
10:19,Dec 19,2020
Saat ini Flora sudah mendekati mereka sambil memegang pisau masak, dia mengarahkan pisau ke arah kedua orang yang ada di atas kasur.
Hanya saja, beberapa saat sebelum pisau itu ditikam ke arah mereka, Calvin langsung mengambil sebuah bantal dan menghadang pisau tersebut dengan bantal tersebut.
Seketika, pisau masak itu merobek bantal tersebut, dan bulu putih salju di dalam pun beterbangan, seperti turun salju bulu yang indah.
Namun karena hadangan bantal, kekuaran pisau sudah berkurang setengah, Calvin pun langsung mencengkeram punggung pisau, kemudian merebut pisau itu.
Kemarahan di hatinya langsung keluar: "Flora Lan, kamu sudah gila, kamu bisa-bisanya mau membunuhku?!"
Dia melempar pisau masak tersebut ke arah yang jauh dari mereka semua, kemudian melompat turun dari kasur dan menekan bahu Flora: "Kamu bisa-bisanya berani membunuh orang?!"
"Kenapa tidak berani?!" Flora merasa bahunya sudah dibuat patah oleh Calvin, dia menatapi Calvin, ingin menikamnya berkali-kali: "Kamu berbuat seperti ini kepadaku, kamu tidak akan mati dengan tenang!"
"Awalnya, aku masih berencana memberimu biaya alimentasi." Calvin sudah kembali tenang, dia berkata datar: "Sekarang, sepertinya sudah tidak perlu. Aku tidak melaporkanmu berencana membunuh orang sudah sangat murah hati. Aku langsung memberitahu pengacara untuk mengurus perceraian. Tentu saja, kalau kamu tidak bekerjasama, aku bisa melaporkan percobaan pembunuhanmu."
"Lapor! Kamu pikir aku takut mati?!" Flora melihat Calvin dengan tatapan benci: "Kalaupun aku menjadi setan, aku juga tidak akan melepaskan kalian!"
"Kamu lebih baik mati, daripada cerai?" Calvin menyipitkan matanya, tatapannya tajam.
"Aku tidak mungkin membiarkan kalian bersama!" Flora berkata pasti.
"Kalau begitu jangan salahkan aku tidak memikirkan perasaanmu!" sambil berbicara, Calvin kemudian membalik Flora dan mencengkeram bahu dan tangan Flora.
Perbedaan tenaga lelaki dan perempuan membuat Flora sama sekali tidak bisa bergerak, Flora sambil memberontak sambil berteriak: "Calvin Shi, kamu mau melakukan apa?"
"Lisa, kamu ke ruang bawah tanah cari tali." Calvin berkata ke perempuan yang ada dia atas kasur, nada suaranya sangat lembut.
Lisa? Ini adalah pertama kalinya Flora mendengar Calvin memanggil nama seorang perempuan dengan begitu lembut, dia emosi sampai hampir pingsan, tapi tubuhnya ditahan, sama sekali tidak bisa bergerak.
Perempuan di atas kasur itu mengambil kemeja Calvin dan memakainya, saat ini, Flora baru melihat, kaki perempuan itu panjang dan juga putih, tubuhnya yang langsing dan tinggi memakai kemeja yang longgar, terlihat semakin menggoda.
"Kak Calvin, aku segera kembali!" Setelah berkata, dia pun berlari keluar.
Tidak lama kemudian, perempuan itu membawa sebuah tali dan memberikannya ke Calvin.
"Calvin Shi, kamu mau mengikatku?!" Semarah sebenci apapun, tapi, kesakitan karena dikhianati oleh orang yang dicintainya membuat pandanganya buram, dia merasakan tubuhnya perlahan-lahan diikat, air matanya mengalir deras, tubuhnya bergetar hebat.
Akhirnya, seluruh tubuhnya terikat, tali tersebut mengikatnya dengan sangat erat, karena tali tersebut kasar dan tebal, dia merasa ada beberapa bagian kulitnya robek dan terluka.
"Apa yang sebenarnya mau kamu lakukan?!" Dia menatapi orang yang pernah dia putuskan untuk dia jaga seumur hidup ini, orang yang biasanya terlihat sangat tampan dan mencolok, orang yang telah dia jaga selama 2 tahun, orang yang hidup di hatinya selama 2 tahun, dia merasa bagian hatinya yang paling lembek seperti diremas berulang kali oleh tangan yang tidak terlihat, darah dan daging bersatu, sudah tidak lagi sama seperti hatinya yang dulu.
"Aku ingin kamu melihat hal yang akan terjadi sekarang, agar kamu kembali mempertimbangkan apakah kamu mau bercerai atau tidak." Calvin berkata tenang, sambil berkata dia meremas dagu Flora, kemudian memasukkan sebuah handuk ke mulut Flora.
Mata Flora melebar, dia merasakan firasat buruk di dalam hati.
Setelah itu, Calvin berjalan ke depan perempuan itu, tangannya mengarah ke kancing kemejanya dan membuka dua kancing paling atas, kemudian, dia berpaling ke arah Flora: "Sudah lihat, orang yang kucintai adalah Melisa Chen, sekarang, kami akan melakukan hal yang paling intim antara lelaki dan perempuan....."
Sambil berkata, Calvin merangkul pinggang Melisa dan menunduk mencium bibirnya.
Melisa langsung mengulurkan tangan dan merangkul leher Calvin, mendongak membiarkan Calvin menciumnya.
Flora membeku melihat mereka berdua yang semakin cium semakin dalam, kemudian Calvin sudah membuka kancing terakhir Melisa.
Tangannya berjalan ke arah punggungnya yang mulus, berjalan ke arah bawah, melewati pinggangnya yang ramping dan sampai di pantatnya yang bulat.
Calvin meremas pantatnya dengan lembut, setiap gerakannya seperti sedang mengagumi sebuah mahakarya, sampai Melisa merasa tidak nyaman karena bagian bawah Calvin yang keras, dia mengeluh dengan suara kecil: "Jangan, tadi baru saja......"
Calvin sepertinya menganggap penolakannya sebagai undangan, Calvin mengecup Melisa dari atas ke bawah, sambil mengecup sambil tertawa rendah: "Siapa yang pernah bilang mau melakukan ini di seluruh sudut rumah? Sekarang, ayo kita mulai!"
Sambil berkata, Calvin sambil menggendong Melisa dan menekannya ke dinding, kemudian masuk ke tubuh Melisa.
Flora dibuang di sudut kamar seperti kain robek, ketika dia melihat adegan ini, dia merasa seluruh dunia seperti sudah kiamat!
Semua yang terjadi tadi sudah sangat keterlaluan, namun dia tidak mengira, Calvin bisa-bisanya lebih keterlaluan lagi, di depan istri sahnya ini, melakukan hubungan intim dengan perempuan lain!
Hanya saja, beberapa saat sebelum pisau itu ditikam ke arah mereka, Calvin langsung mengambil sebuah bantal dan menghadang pisau tersebut dengan bantal tersebut.
Seketika, pisau masak itu merobek bantal tersebut, dan bulu putih salju di dalam pun beterbangan, seperti turun salju bulu yang indah.
Namun karena hadangan bantal, kekuaran pisau sudah berkurang setengah, Calvin pun langsung mencengkeram punggung pisau, kemudian merebut pisau itu.
Kemarahan di hatinya langsung keluar: "Flora Lan, kamu sudah gila, kamu bisa-bisanya mau membunuhku?!"
Dia melempar pisau masak tersebut ke arah yang jauh dari mereka semua, kemudian melompat turun dari kasur dan menekan bahu Flora: "Kamu bisa-bisanya berani membunuh orang?!"
"Kenapa tidak berani?!" Flora merasa bahunya sudah dibuat patah oleh Calvin, dia menatapi Calvin, ingin menikamnya berkali-kali: "Kamu berbuat seperti ini kepadaku, kamu tidak akan mati dengan tenang!"
"Awalnya, aku masih berencana memberimu biaya alimentasi." Calvin sudah kembali tenang, dia berkata datar: "Sekarang, sepertinya sudah tidak perlu. Aku tidak melaporkanmu berencana membunuh orang sudah sangat murah hati. Aku langsung memberitahu pengacara untuk mengurus perceraian. Tentu saja, kalau kamu tidak bekerjasama, aku bisa melaporkan percobaan pembunuhanmu."
"Lapor! Kamu pikir aku takut mati?!" Flora melihat Calvin dengan tatapan benci: "Kalaupun aku menjadi setan, aku juga tidak akan melepaskan kalian!"
"Kamu lebih baik mati, daripada cerai?" Calvin menyipitkan matanya, tatapannya tajam.
"Aku tidak mungkin membiarkan kalian bersama!" Flora berkata pasti.
"Kalau begitu jangan salahkan aku tidak memikirkan perasaanmu!" sambil berbicara, Calvin kemudian membalik Flora dan mencengkeram bahu dan tangan Flora.
Perbedaan tenaga lelaki dan perempuan membuat Flora sama sekali tidak bisa bergerak, Flora sambil memberontak sambil berteriak: "Calvin Shi, kamu mau melakukan apa?"
"Lisa, kamu ke ruang bawah tanah cari tali." Calvin berkata ke perempuan yang ada dia atas kasur, nada suaranya sangat lembut.
Lisa? Ini adalah pertama kalinya Flora mendengar Calvin memanggil nama seorang perempuan dengan begitu lembut, dia emosi sampai hampir pingsan, tapi tubuhnya ditahan, sama sekali tidak bisa bergerak.
Perempuan di atas kasur itu mengambil kemeja Calvin dan memakainya, saat ini, Flora baru melihat, kaki perempuan itu panjang dan juga putih, tubuhnya yang langsing dan tinggi memakai kemeja yang longgar, terlihat semakin menggoda.
"Kak Calvin, aku segera kembali!" Setelah berkata, dia pun berlari keluar.
Tidak lama kemudian, perempuan itu membawa sebuah tali dan memberikannya ke Calvin.
"Calvin Shi, kamu mau mengikatku?!" Semarah sebenci apapun, tapi, kesakitan karena dikhianati oleh orang yang dicintainya membuat pandanganya buram, dia merasakan tubuhnya perlahan-lahan diikat, air matanya mengalir deras, tubuhnya bergetar hebat.
Akhirnya, seluruh tubuhnya terikat, tali tersebut mengikatnya dengan sangat erat, karena tali tersebut kasar dan tebal, dia merasa ada beberapa bagian kulitnya robek dan terluka.
"Apa yang sebenarnya mau kamu lakukan?!" Dia menatapi orang yang pernah dia putuskan untuk dia jaga seumur hidup ini, orang yang biasanya terlihat sangat tampan dan mencolok, orang yang telah dia jaga selama 2 tahun, orang yang hidup di hatinya selama 2 tahun, dia merasa bagian hatinya yang paling lembek seperti diremas berulang kali oleh tangan yang tidak terlihat, darah dan daging bersatu, sudah tidak lagi sama seperti hatinya yang dulu.
"Aku ingin kamu melihat hal yang akan terjadi sekarang, agar kamu kembali mempertimbangkan apakah kamu mau bercerai atau tidak." Calvin berkata tenang, sambil berkata dia meremas dagu Flora, kemudian memasukkan sebuah handuk ke mulut Flora.
Mata Flora melebar, dia merasakan firasat buruk di dalam hati.
Setelah itu, Calvin berjalan ke depan perempuan itu, tangannya mengarah ke kancing kemejanya dan membuka dua kancing paling atas, kemudian, dia berpaling ke arah Flora: "Sudah lihat, orang yang kucintai adalah Melisa Chen, sekarang, kami akan melakukan hal yang paling intim antara lelaki dan perempuan....."
Sambil berkata, Calvin merangkul pinggang Melisa dan menunduk mencium bibirnya.
Melisa langsung mengulurkan tangan dan merangkul leher Calvin, mendongak membiarkan Calvin menciumnya.
Flora membeku melihat mereka berdua yang semakin cium semakin dalam, kemudian Calvin sudah membuka kancing terakhir Melisa.
Tangannya berjalan ke arah punggungnya yang mulus, berjalan ke arah bawah, melewati pinggangnya yang ramping dan sampai di pantatnya yang bulat.
Calvin meremas pantatnya dengan lembut, setiap gerakannya seperti sedang mengagumi sebuah mahakarya, sampai Melisa merasa tidak nyaman karena bagian bawah Calvin yang keras, dia mengeluh dengan suara kecil: "Jangan, tadi baru saja......"
Calvin sepertinya menganggap penolakannya sebagai undangan, Calvin mengecup Melisa dari atas ke bawah, sambil mengecup sambil tertawa rendah: "Siapa yang pernah bilang mau melakukan ini di seluruh sudut rumah? Sekarang, ayo kita mulai!"
Sambil berkata, Calvin sambil menggendong Melisa dan menekannya ke dinding, kemudian masuk ke tubuh Melisa.
Flora dibuang di sudut kamar seperti kain robek, ketika dia melihat adegan ini, dia merasa seluruh dunia seperti sudah kiamat!
Semua yang terjadi tadi sudah sangat keterlaluan, namun dia tidak mengira, Calvin bisa-bisanya lebih keterlaluan lagi, di depan istri sahnya ini, melakukan hubungan intim dengan perempuan lain!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved