Bab 7 Kalau dia hamil, bukankah kamu harus memberikan posisimu kepadanya
by Yumiko Yang
10:19,Dec 19,2020
Flora Lan keluar dari vila, karena berjalan terlalu terburu-buru, kakinya juga keseleo dan tali sandalnya juga menggesek kakinya dan membuat kakinya perih.
Sinar matahari yang terik tidak juga tidak menghiraukan kesengsaraannya saat ini, dan tetap bersinar dengan terik.
Flora Lan berjalan tanpa arah dan tujuan. Entah sudah berapa lama dia berjalan, saat matahari sudah beralih, dia melihat sekeliling dan menemukan lingkungan sekitarnya benar-benar asing. Sepertinya ini adalah kawasan perumahan kelas atas yang baru di bangun.
Karena dari pagi dia belum makan, dan berada di bawah sinar matahari dalam waktu yang lama, Flora Lan merasa pusing dan perutnya mual, karena tidak tahan dia muntah sambil memegang pohon yang berada di samping.
Saat ini, dia melihat saputangan putih yang disodorkan kepadanya, suara laki-laki yang memikat dan rendah terdengar di sampingnya: "Kamu hamil?"
Flora Lan memalingkan wajahnya dan melihat pria itu berdiri di tempat yang berlawanan dengan cahaya, karena tubuh pria itu tinggi, bayangannya menutupi dirinya dan menghalanginya dari sinar matahari yang menyilaukan.
“Paman?” Flora Lan menatap mata Austin Shi yang terlihat tenang sambil menggelengkan kepalanya: “Aku tidak hamil.”
“Kalau Melisa Chen hamil, bukankah kamu harus memberikan posisimu kepadanya?” nada bicara Austin Shi sangat santai, seperti mengatakan sesuatu yang sepele.
Sekujur tubuh Flora Lan gemetar, dia mengangkat kepalanya menatap Austin Shi: "Apa yang kamu katakan ?!"
“Hari ini kamu keluar dari rumah dan luntang-lantung di jalan, bukankah karena dia?” Kata-kata Austin Shi sangat tepat.
Raut wajah Flora Lan menjadi pucat, lalu dia mengangkat kepalanya menatap Austin Shi: "Kalian Keluarga Shi ..."
Austin Shi menyela ucapannya: "Jangan samakan aku dengannya." setelah itu dia kembali berkata, "Ikut aku."
“Ikut kamu?” Flora Lan melihatnya dengan tatapan waspada: “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Austin Shi menoleh, tatapan matanya tertuju kepada Flora Lan, lalu dengan tidak segan-segan dia berkata: "Dengan kamu yang sekarang ini, menurutmu aku akan melakukan sesuatu kepadamu?"
Semua yang terjadi hari ini seperti mimpi buruk, pria di hadapannya bahkan tidak lupa untuk memperparah keadaan. Flora Lan marah hingga sekujur tubuhnya gemetar: "Apakah ini cara kalian menghina orang?!"
Austin Shi melengkungkan bibirnya, "Saat ini kamu masih belum layak."
"Kamu--" Flora Lan tidak menyelesaikan kata-katanya, satu-satunya benda yang ada di tangannya - -ponselnya, direbut oleh Austin Shi, jadi dia bergegas mengejarnya. : "Buat apa kamu mengambil ponselku?"
Austin Shi berhenti, lalu dia berkata dengan santai: "Aku tahu kalau aku mengulurkan tangan kamu pasti tidak akan ikut denganku, jadi aku mengambil ponselmu, ternyata benar kamu langsung mengejarku."
Saat Flora Lan merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi, dia menatapnya: "Ada sebuah pepatah yang mengatakan, sejak zaman kuno, saat orang sedang berbaik hati tidak ada yang akan memahaminya, hanya dengan menggunakan siasat baru bisa mendapatkan hati orang."
Melihatnya dalam keadaan linglung, Austin Shi melangkah maju: "Ikut aku, kamu tidak akan rugi."
Karena ponselnya direbut, Flora Lan hanya bisa mengikuti Austin Shi ke tempat tinggalnya.
Sebelum menikah dengan Calvin Shi, Flora Lan pernah beberapa kali bertemu dengan Austin Shi. Kesannya terhadap Calvin, dia selalu sulit di tebak.
Saat ini, juga sama.
Ketika Austin Shi membuka pintu, Flora Lan ikut masuk.
Ruang tamunya sangat besar, hampir semuanya bernuansa abu-abu dan biru, gayanya juga minimalis.
Austin Shi mengeluarkan sepasang sandal pria dari rak sepatu lalu menyerahkannya kepada Flora Lan: "Tidak ada sandal wanita, jadi pakailah dulu."
Melihat Flora Lan sudah mengganti sandalnya tapi dia tetap berdiri ditempat, Austin menunjuk ke sofa: "Silahkan duduk."
"Paman——" Saat ini, Flora Lan sudah jauh lebih tenang: "Kamu menyuruhku kemari, apakah karena ada sesuatu?"
“Kamu bisa masak kan?” Austin Shi tidak menjawab pertanyaan Flora Lan, sebaliknya dia berkata: "Di dapur ada bahan makanan, pergilah."
“Kamu menyuruhku menjadi koki?”Flora Lan tidak mengerti apa maksud Austin Shi.
"Kalau dugaanku tidak salah, saat ini kamu pasti tidak memiliki uang yang cukup untuk tinggal di hotel, meskipun kamu membayar dengan WeChat, kamu juga tidak membawa tanda pengenal apa pun." Austin Shi duduk di sofa sambil menatapnya: "Apakah malam ini kamu ingin kembali ke rumah Calvin? "
Flora Lan terdiam sesaat, kebenaran tragis yang dia ungkapkan dengan santai ini, membuatnya merasa sangat malu.
Austin Shi berdiri dengan perlahan, lalu dia berjalan ke hadapan Flora Lan, dia membungkuk sehingga matanya sejajar dengan matanya: "Masak untukku, malam ini aku akan membiarkanmu menginap gratis, bagaimana ... Flora? "
Dua kata terakhir dia ucapkan dengan sangat lambat, akhir kalimat yang dia ucapkan dengan suara memikat dan rendahnya terkesan memiliki makna yang ambigu.
Flora Lan mundur dua langkah ke belakang, lalu dia menatap Austin Shi dengan waspada: "Kenapa kamu berbuat seperti ini?"
Setelah mendengarkan ucapannya, Austin Shi berkata sambil berjalan ke lemari es untuk mengambil segelas jus lalu menyerahkannya kepada Flora Lan: "Kamu akan segera tahu."
Flora Lan tidak bisa menebak apa yang ada di dalam pikirannya, dan dia juga tidak punya mood untuk menebak. Kendatipun Calvin Shi yang dia kira sangat dia pahami, tapi pada akhirnya, semuanya hanya sebuah lelucon.
Saat ini, dia mana punya mood untuk memikirkan hal lain?
Setelah meminum jus, dia merasa tenggorokannya yang kering sudah jauh lebih baik, setelah itu dia berjalan ke dapur Austin Shi.
Dapurnya sangat bersih, di dalam lemari es ada sayuran dan daging segar. Flora Lan tidak tahu apa makanan yang Austin Shi suka, jadi dia berjalan ke pintu ruang tamu dan bertanya kepadanya, "Paman, apakah kamu memiliki pantangan makanan atau ada makanan yang kamu suka? "
"Tidak ada pantangan ." Austin Shi mengangkat kepalanya dan menatapnya, dari matanya yang dalam ada kilauan yang sulit di pahami: "Mengenai apa makanan yang aku suka, mulai sekarang kamu bisa mengamatinya pelan-pelan."
Sinar matahari yang terik tidak juga tidak menghiraukan kesengsaraannya saat ini, dan tetap bersinar dengan terik.
Flora Lan berjalan tanpa arah dan tujuan. Entah sudah berapa lama dia berjalan, saat matahari sudah beralih, dia melihat sekeliling dan menemukan lingkungan sekitarnya benar-benar asing. Sepertinya ini adalah kawasan perumahan kelas atas yang baru di bangun.
Karena dari pagi dia belum makan, dan berada di bawah sinar matahari dalam waktu yang lama, Flora Lan merasa pusing dan perutnya mual, karena tidak tahan dia muntah sambil memegang pohon yang berada di samping.
Saat ini, dia melihat saputangan putih yang disodorkan kepadanya, suara laki-laki yang memikat dan rendah terdengar di sampingnya: "Kamu hamil?"
Flora Lan memalingkan wajahnya dan melihat pria itu berdiri di tempat yang berlawanan dengan cahaya, karena tubuh pria itu tinggi, bayangannya menutupi dirinya dan menghalanginya dari sinar matahari yang menyilaukan.
“Paman?” Flora Lan menatap mata Austin Shi yang terlihat tenang sambil menggelengkan kepalanya: “Aku tidak hamil.”
“Kalau Melisa Chen hamil, bukankah kamu harus memberikan posisimu kepadanya?” nada bicara Austin Shi sangat santai, seperti mengatakan sesuatu yang sepele.
Sekujur tubuh Flora Lan gemetar, dia mengangkat kepalanya menatap Austin Shi: "Apa yang kamu katakan ?!"
“Hari ini kamu keluar dari rumah dan luntang-lantung di jalan, bukankah karena dia?” Kata-kata Austin Shi sangat tepat.
Raut wajah Flora Lan menjadi pucat, lalu dia mengangkat kepalanya menatap Austin Shi: "Kalian Keluarga Shi ..."
Austin Shi menyela ucapannya: "Jangan samakan aku dengannya." setelah itu dia kembali berkata, "Ikut aku."
“Ikut kamu?” Flora Lan melihatnya dengan tatapan waspada: “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Austin Shi menoleh, tatapan matanya tertuju kepada Flora Lan, lalu dengan tidak segan-segan dia berkata: "Dengan kamu yang sekarang ini, menurutmu aku akan melakukan sesuatu kepadamu?"
Semua yang terjadi hari ini seperti mimpi buruk, pria di hadapannya bahkan tidak lupa untuk memperparah keadaan. Flora Lan marah hingga sekujur tubuhnya gemetar: "Apakah ini cara kalian menghina orang?!"
Austin Shi melengkungkan bibirnya, "Saat ini kamu masih belum layak."
"Kamu--" Flora Lan tidak menyelesaikan kata-katanya, satu-satunya benda yang ada di tangannya - -ponselnya, direbut oleh Austin Shi, jadi dia bergegas mengejarnya. : "Buat apa kamu mengambil ponselku?"
Austin Shi berhenti, lalu dia berkata dengan santai: "Aku tahu kalau aku mengulurkan tangan kamu pasti tidak akan ikut denganku, jadi aku mengambil ponselmu, ternyata benar kamu langsung mengejarku."
Saat Flora Lan merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi, dia menatapnya: "Ada sebuah pepatah yang mengatakan, sejak zaman kuno, saat orang sedang berbaik hati tidak ada yang akan memahaminya, hanya dengan menggunakan siasat baru bisa mendapatkan hati orang."
Melihatnya dalam keadaan linglung, Austin Shi melangkah maju: "Ikut aku, kamu tidak akan rugi."
Karena ponselnya direbut, Flora Lan hanya bisa mengikuti Austin Shi ke tempat tinggalnya.
Sebelum menikah dengan Calvin Shi, Flora Lan pernah beberapa kali bertemu dengan Austin Shi. Kesannya terhadap Calvin, dia selalu sulit di tebak.
Saat ini, juga sama.
Ketika Austin Shi membuka pintu, Flora Lan ikut masuk.
Ruang tamunya sangat besar, hampir semuanya bernuansa abu-abu dan biru, gayanya juga minimalis.
Austin Shi mengeluarkan sepasang sandal pria dari rak sepatu lalu menyerahkannya kepada Flora Lan: "Tidak ada sandal wanita, jadi pakailah dulu."
Melihat Flora Lan sudah mengganti sandalnya tapi dia tetap berdiri ditempat, Austin menunjuk ke sofa: "Silahkan duduk."
"Paman——" Saat ini, Flora Lan sudah jauh lebih tenang: "Kamu menyuruhku kemari, apakah karena ada sesuatu?"
“Kamu bisa masak kan?” Austin Shi tidak menjawab pertanyaan Flora Lan, sebaliknya dia berkata: "Di dapur ada bahan makanan, pergilah."
“Kamu menyuruhku menjadi koki?”Flora Lan tidak mengerti apa maksud Austin Shi.
"Kalau dugaanku tidak salah, saat ini kamu pasti tidak memiliki uang yang cukup untuk tinggal di hotel, meskipun kamu membayar dengan WeChat, kamu juga tidak membawa tanda pengenal apa pun." Austin Shi duduk di sofa sambil menatapnya: "Apakah malam ini kamu ingin kembali ke rumah Calvin? "
Flora Lan terdiam sesaat, kebenaran tragis yang dia ungkapkan dengan santai ini, membuatnya merasa sangat malu.
Austin Shi berdiri dengan perlahan, lalu dia berjalan ke hadapan Flora Lan, dia membungkuk sehingga matanya sejajar dengan matanya: "Masak untukku, malam ini aku akan membiarkanmu menginap gratis, bagaimana ... Flora? "
Dua kata terakhir dia ucapkan dengan sangat lambat, akhir kalimat yang dia ucapkan dengan suara memikat dan rendahnya terkesan memiliki makna yang ambigu.
Flora Lan mundur dua langkah ke belakang, lalu dia menatap Austin Shi dengan waspada: "Kenapa kamu berbuat seperti ini?"
Setelah mendengarkan ucapannya, Austin Shi berkata sambil berjalan ke lemari es untuk mengambil segelas jus lalu menyerahkannya kepada Flora Lan: "Kamu akan segera tahu."
Flora Lan tidak bisa menebak apa yang ada di dalam pikirannya, dan dia juga tidak punya mood untuk menebak. Kendatipun Calvin Shi yang dia kira sangat dia pahami, tapi pada akhirnya, semuanya hanya sebuah lelucon.
Saat ini, dia mana punya mood untuk memikirkan hal lain?
Setelah meminum jus, dia merasa tenggorokannya yang kering sudah jauh lebih baik, setelah itu dia berjalan ke dapur Austin Shi.
Dapurnya sangat bersih, di dalam lemari es ada sayuran dan daging segar. Flora Lan tidak tahu apa makanan yang Austin Shi suka, jadi dia berjalan ke pintu ruang tamu dan bertanya kepadanya, "Paman, apakah kamu memiliki pantangan makanan atau ada makanan yang kamu suka? "
"Tidak ada pantangan ." Austin Shi mengangkat kepalanya dan menatapnya, dari matanya yang dalam ada kilauan yang sulit di pahami: "Mengenai apa makanan yang aku suka, mulai sekarang kamu bisa mengamatinya pelan-pelan."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved