Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)

by JavAlius 21:42,Feb 29,2020
Aku juga tidak memperdulikan yang lain, dengan suara memohon menjelaskan pada olive: “Aku sudah berusaha!”

Olive melihatku lemah seperti ini, tidak dapat menahan tertawa, dia menertawakanku dan berkata: “Aku bilang Chandra, kamu itu pria bukan? Aku kenapa merasa mental kamu ini, tidak seperti pria, jangan-jangan kamu ini cewek ya?”

Perkataan olive, mewakilkan suara hati seluruh kelas, semua sangat setuju, mengatakan aku tidak memiliki keberanian, aku seperti seorang wanita.

Aku mengigit bibirku, tidak berani membantah, tetapi hatiku sangat sakit.

Olive berhenti, lalu melepaskan kerahku, memegang muka kecilku dan berkata: “Masalah uang, aku percaya kamu pasti sudah berusaha, tidak mempersulit kamu dulu. Tapi aku beneran penasaran dengan jenis kelaminmu, sini, biar kakak periksa dulu, kamu sebenarnya cowok atau cewek!”

Selesai bicara, olive segera beraksi, membuka celanaku dengan paksa, dia menunduk dan melihat, segera dia bahagia, tertawa dan berkata: “Benar-benar masih seorang lelaki!”

Yang lainnya dengan cepat memanjangkan lehernya dan melihat, seketika, seluruh kelas dipenuhi dengan suara tertawa yang menghina.

Saat itu aku tertegun di tempat, suasana hatiku sangat kacau, aku hampir gila, air mataku seketika mengalir keluar. Saat itu, aku merasa sangat ingin mati, rasa malu dan sakit seperti menusuk hatiku, aku benar-benar tidak habis pikir, olive ternyata orang seperti itu, waktu yang sudah begitu Panjang, aku selalu mendengarkan perintah dia, setiap hari memberinya uang jajan, sekalipun dia tidak berterima kasih padaku, sekalipun tidak menghargaiku, tapi jangan didepan kelas mempermalukanku seperti ini! Walaupun aku begitu pemalu dan lemah, tapi aku seorang lelaki, aku masih memiliki harga diri, bagaimana bisa dia seperti ini padaku!

Aku sudah tidak tahan lagi, saat satu kelas menertawakanku, aku menaikkan celana, nangis dan lari keluar kelas.

Sepanjang aku berlari, sejauh itu juga aku terus menangis, dari kecil hingga dewasa, walaupun aku sering menerima hinaan dari orang lain, tetapi penghinaan kali ini benar-benar kelewatan, perlakuan olive begitu melukai perasaanku, aku benar-benar sedih, dan benar-benar sakit.

Sampai di rumah, mataku sudah membengkak, di wajahku masih tertinggal bekas air mata, ibuku melihat jam pelajaran aku berlari pulang, dia langsung mengerutkan kening, sangat serius bertanya padaku: “Apa yang terjadi?”

Aku tidak berani menyembunyikan apapun, dan menceritakan semua pada ibuku. Ibuku selesai mendengar, emosinya langsung meledak, satu tangannya mengenggam tanganku, sambil berjalan dan berkata padaku: “Ayo, ikut denganku ke sekolah!”

Sampai diluar kelas, para siswa lain sedang belajar, pintu kelas tertutup, ibuku tidak memperdulikan apapun, dengan satu tendangan membuat pintu kelas terbuka, dengan aura yang sangat kuat seketika membawaku masuk ke dalam kelas.

Saat masuk kedalam kelas, ibuku langsung berdiri di atas podium, berteriak dengan keras ke semua murid: “Siapa yang bernama Olive, berdiri keluar!”

Aura ibuku sangat kuat, membuat guru yang di atas podium pun juga terkejut, dibawah podium terlebih lagi tenang, tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Hanya Olive seorang, mentalnya memang sedikit lebih besar, sedikit ragu, dia berdiri keluar, dengan sombong berkata pada ibuku: “Aku orangnya!”

Ibuku melihat Olive, dari matanya memancarkan cahaya yang sangat kuat, disaat itu juga, langkah kaki ibuku dengan cepat melangkah, dengan emosi yang membara menuju kearah olive.

Sampai didepan olive, ibuku dengan sangat cepat, menarik rambut olive, dengan sekuat tenaga, langsung melemparkan olive jatuh ke bawah, sukses dengan satu gerakan!

Olive juga bukan orang yang mudah diganggu, dengan kesal berdiri, tapi ibuku tidak memberi olive kesempatan, dengan mudah dia mengangkat satu bangku, di saat suara teriakkan murid lain, memukul olive dengan bangku tersebut.

Suara “Brak”, olive terbaring dengan lemah di lantai, dan tidak ada tenaga untuk bangun lagi!

Melihat kejadian ini, otakku seketika kosong, ditelingaku hanya terdengar suara ibuku yang sangat nyaring: “siapa yang berani menganggu anakku lagi, aku akan mengambil nyawanya!”

Mulai hari itu, olive tidak lagi kesekolah, seketika aku menjadi orang yang terkenal disekolah, tidak ada yang berani mengangguku lagi. Kehidupanku seketika berubah menjadi aman dan tentram, tapi, aku tidak ada sedikitpun merasa tenang dan bahagia, siswa lain terlihat tidak akan mengangguku, tetapi dalam hati mereka masih tetap meremehkanku, yang mereka takutkan adalah ibuku yang perkasa.

Dikelas, setiap hari aku tidak berani mendonggakan kepalaku, aku semakin jarang berbicara, hatiku juga hampir kosong, Secara logis, tidak ada olive setan wanita yang mengangguku, aku seharusnya merasa gembira, tetapi kenyataannya, hatiku seperti ada bongkahan yang digali, sangat kosong. Saat pelajaran, aku terkadang bisa melirik kearah kursi olive, memikirkan olive, memikirkan gaya sombongnya yang mengangguku, mungkin ini pelakuan yang kejam!

Seringkali, hatiku merasa sedikit gelisah, aku selalu merasa olive tidak mungkin semudah itu mengalah, walaupun waktu aku mengenalnya tidak lama, tapi aku mengerti dia, dia wanita yang tidak mengaku kalah, tidak mudah dijatuhkan, jadi tidak mungkin mundur begitu saja.

Seiring waktu, kegelisahanku semakin kuat, benar saja, setengah bulan kemudian, masalah datang!

Itu adalah hari sabtu siang, sekolah hanya ada setengah hari kelas, pelajaran ke 4 pagi selesai, aku langsung pulang kerumah makan, tapi, saat masuk kedalam rumah, aku langsung tertegun.

Sejak aku lahir, rumahku tidak pernah dimasukki laki-laki, tapi saat itu, ruang tamuku berdiri 4 orang lelaki, dan yang membuatku lebih terkejut lagi, ibuku diikat dengan erat di atas kursi, hingga membuat rambutnya berantakkan, bajunya pun juga berantakkan.

Download APP, continue reading

Chapters

537