Bab 2 Bu, Maaf (1)

by JavAlius 21:42,Feb 29,2020
Ibuku seorang wanita yang sangat suka bersih, pakaian yang dia gunakan setiap hari selalu rapi, dia berdandan selalu tampil cerah, sekarang, dia tiba-tiba berubah menjadi seperti ini, otakku tiba-tiba mati rasa, kedua kakiku tanpa disadari bergetar. Selama ini, ibuku selalu menjadi pelindungku, aku merasa sangat tenang, tapi disaat seperti ini aku merasa langit pun runtuh!

Disaat aku tertegun, ibuku menyadari aku, dia langsung segera berteriak: “Chandra, cepat lari, cepat lapor polisi!”

Nada suara ibuku sangat terburu-buru, tapi reaksi 4 lelaki itu lebih cepat, mereka tidak memberiku kesempatan untuk kabur, langsung mengarah kearahku, dan menangkapku, mereka juga mengunci pintu.

Ibuku melihat aku ditangkap, seluruh emosinya langsung meledak, dia sambil memberontak, sambil berteriak: “Kalian kalau ada masalah lawan aku, cepat lepaskan anakku!”

Mendengar ibuku berteriak seperti itu, aku baru tersadar dari rasa tertegunku, baru menyadari terjadi masalah apa, ini adalah penculikkan, terjadi penculikkan didalam rumah! Disiang bolong begini, ternyata ada gangster yang masuk kedalam rumah masyarakat, menculik ibuku, mana mungkin, kenapa bisa begini?

Seketika, aku teringat olive, pasti dia, pasti dia yang membalas dendam, kali ini, aku semakin takut, seluruh hatiku dipenuhi rasa takut, aku tidak tahu harus melakukan apa, aku tidak berhenti gemetaran!

Saat ini, salah satu gangster yang paling galak si botak mencambak rambutku, dengan suaranya yang berat mengatakan padaku: “Melepaskan dia? Kamu berpikir terlalu indah, masalah ini dimulai dari pengecut satu ini, mana mungkin aku melepaskan dia!”

Sambil berkata, si botak sekuat tenaga menarik rambutku, sakitnya hingga membuatku hampir nangis.

Ibuku melihat mereka begitu kasar padaku, matanya sudah memerah, bagi ibuku, aku adalah nyawanya, dia rela untuk rugi, tapi tidak bisa melihat orang lain menyakitiku, saat itu, dia berteriak pada si botak suaranya terserak: “Binatang, jangan menyentuh anakku, kalau tidak aku akan membuat kalian mati!”

Keadaan seperti ini, ibuku masih bisa begitu galak, aku benar-benar salut padanya, dia adalah wanita kuat dan pemberani yang hanya ada satu di dunia, wanita yang paling pemberani, 4 lelaki ini, terlihat pasti gangster, aku menghadapi orang seperti ini, seluruh badanku melemas, memikirkan untuk melawan saja aku tidak berani, tapi ibuku malah tidak takut, masih berani membentak mereka. Hanya, semakin ibuku keras, mereka malah semakin marah. Terutama si botak setelah, setelah dia mendengar kata-kata ibuku, langsung melepaskanku, berjalan kearah ibuku, dan menampar wajah ibuku, bahkan memarahi ibuku: “Diam, wanita murahan, sudah sampai saat seperti ini kamu masih berani membentakku, tidak memberimu pelajaran kamu tidak takut mati ya!”

Melihat ibuku dipukul, air mataku mengalir semakin deras, hatiku merasa sangat sakit, orang yang selalu melindungiku, ibu yang tidak takut langit bumu, hari ini karena aku, mengalami perlakuan yang kejam seperti ini, hatiku sangat sedih, tapi, selain aku takut sakit, tidak bisa melakukan apa-apa!

Ibuku juga tau, sekarang kita bagaikan ikan yang diatas talenan, dibantai oleh orang, walaupun ingin membantah juga tidak ada gunanya, jadi, dia perlahan mulai tenang, tapi sorot matanya masih begitu menakutkan, matanya yang merah, seperti ingin memakan orang.

Si botak sepertinya pemimpin dari 4 orang ini, dari tadi dia yang selalu berbicara, sekarang melihat ibuku nurut begitu, dia langsung tertawa dengan sangat menyeramkan, seketika, dia menggunakan tangannya meremas dagu ibuku, memaksa ibuku melihat kearahku, lalu dia kata demi kata dia mengatakan: “Sudahlah, aku tidak ada waktu omong kosong padamu, aku harap kamu bisa baik-baik bekerjasama denganku, awalnya, itu hanyalah masalah antara siswa, kamu sebagai orang tua malah ikut campur, malah memukul sepupuku sampai terluka begitu, aku sebagai sepupunya tidak mungkin diam saja bukan, syarat yang aku berikan tidak berlebihan bukan, bagaimana, kamu sekarang bisa benar-benar berpikir?”

Setelah ibuku mendengar kata-kata si botak, tidak berpikir lagi langsung meludahi si botak, berkata: “ mimpi!”

Saat mengatakan itu, mata ibuku dipenuhi dengan kebencian, masih ada kemarahan yang teguh, terlihat jelas, syarat yang diajukan si botak, ibuku tidak bisa terima. Hari ini si botak sampai kerumahku dan menculik ibuku, pasti menggunakan keadaan olivia, dan memeras ibuku, menggunakan kesempatan dengan baik. Saat itu diludahi ibuku, si botak juga tidak marah, dia hanya tertawa dengan bengis, lalu mengeluarkan tangannya yang kotor itu, mengelus tubuh ibuku, semakin mengelus dia semakin gembira: “Katanya nyonya su adalah mawar berduri, hari ini benar-benar memberiku pengetahuan baru, Hehe, tapi aku suka yang seperti ini, bukannya pria tidak boleh menyentuhmu, aku sekarang akan menyentuhmu, kamu mau apa?”

Si botak semakin berbicara semakin ganas, dan 3 lainnya juga mengikuti, katanya ingin membuat ibuku tunduk padanya.

Ibuku seketika seperti orang gila, sambil berontak dan berteriak, ibuku paling membenci lelaki, dia tidak pernah membiarkan lelaki mendekatinya, hingga sangat jarang berkomunikasi dengan laki-laki. Tapi sekarang, malah ada pria lain sembarangan menyentuh tubuhnya, bagaimana dia bisa menerima ini, kalau bukan karena diikat, ibuku pasti sudah menghabisi si botak, tapi disaat seperti ini, dia hanya bisa melawan dan mengeluarkan kata-kata kasar.

Lalu, si botak menekan dan tidak memperdulikan ibuku, dia terus mencibir dan mencabuli ibuku, dia kelihatan sangat gembira.

Aku berdiri di samping, melihat dengan kedua mataku, seketika merasa seluruh bumi sedang bergetar, gigiku sedang bergetar, tubuhku juga gemetar, dan hatikupun juga begitu. Ibu yang paling aku hormati, dipermalukan didepan mataku, perasaan seperti ini, bahkan lebih menyakitkan dibanding mati. Tapi, menghadapi gangster yang menakutkan seperti ini, aku tidak memili kemampuan, aku menjadi bodoh, bahkan satu katapun tidak bisa aku keluarkan, hanya menderita dan sakit hingga gemetar.

Ibuku masih melawan, walaupun sudah memohon pada tuhan tapi tidak ada jawaban atau mujizat yang diberi, saat si botak akan menyentuh dada ibuku, ibuku langsung dengan sekuat tenaga menggigit telapak tangan, sampai, dia langsung menggigit daging si botak.

Saat itu, teriakkan si botak yang keras bergema di seluruh ruang tamu, dia melotot dengan mata yang sangat menakutkan, dengan amarah mengatakan pada ibuku: “Dasar wanita jalang, tidak memberi kamu pelajaran kamu tidak akan mengerti, kamu tidak tau kehebatan aku!”

Download APP, continue reading

Chapters

537