Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)

by JavAlius 21:43,Feb 29,2020
Olive sangat menakjubkan setiap kali muncul, kecantikannya, selalu bisa menarik hati orang-orang, namun, aku benci kepadanya, kebencianku sudah menyelimuti hatiku. Dan sekarang, aku tidak hanya benci dan kaget, aku benar-benar terkejut, aku tidak menduga, Olive sebenarnya mengenalku, atau bisa dibilang, dia sudah lama mengenalku!

Melihat Olive menunggu di pinggir jalan, dia sepertinya sengaja mencegatku di sini, dengan kata lain, dia sebelumnya sudah melihatku dikantin, hanya saja dia ada berkenalan denganku, sekarang menunggu tidak ada orang dia baru keluar.

Tampaknya, Olive masih peduli dengan citra publiknya, di mata orang lain, Olive adalah salah satu kembang sekolah yang sempurna, tetapi di mataku, dia adalah wanita yang selalu mengusikku, aku tidak ingin memiliki hubungan dengannya sama sekali. Jadi aku pura-pura tidak melihatnya, dengan segera berbalik badan, bersiap untuk melarikan diri. Tetapi Andi bajingan itu langsung menarikku dan berkata: “aku minta maaf, Chandra, Olive memanggilmu, kamu tidak dengar, buruan kesana!”

setelah dia selesai berbicara, Andi mengajukan diri untuk menarikku ke hadapan Olive, dan dia sangat agresif tersenyum kepada Olive dan berkata: “Kak Olive, barusan kamu panggil kami ya?”

Sekarang melihat tingkah laku Andi, hatiku merasa terkejut dan terjebak, seolah-olah dengan seketika, dia yang awalnya teman sekamarku, beralih menjadi pengikut Olive!

Olive menatapku, kemudian melihat Andi, dengan suara pelan berkata: “Aku ingin berbicara dengan Chandra sendirian, boleh gak?”

Ketika Andi mendengar suara Olive, dia langsung lemas, bibirnya masih tersenyum bahagia, dengan segera, dia menatapku dengan iri, lalu dengan semangat berkata kepada Olive: “Oke lah!”

Setelah selesai berbicara, Andi sangat memahami situasi ini dan segera menyingkir, meninggalkan aku dan Olive berduaan, berdiri di jalan yang sepi ini.

Ekspresi Olive sangat lemas, dia menggunakan kedua matanya yang halus, menatapku dengan tenang, setelah lama menatap, dia perlahan-lahan mengeluarkan suara: “Sudah lama tidak berjumpa!”

Saat ini, kurasa tidak mungkin pura-pura mati, hanya bisa mengatasinya: “Iya nih!”
Olive mengerutkan bibirnya, lalu berkata lagi: “Kamu tidak berubah sama sekali, masih tetap seperti ini!”

Nada suaranya, membawa sedikit simpati, bahkan, masih sedikit meremehkan, aku tahu, dia mau membicarakan kejadian yang barusan, aku di bully orang dikantin, dan aku tidak berani melawannya, dia pasti masih berpikir kalau aku adalah orang yang pemalu dan penakut. Aku juga tidak ingin menjelaskannya kepadanya, dengan tidak ramah berkata: “kamu telah berubah, berubah menjadi orang terkenal di sekolah ini, selamat ya, jika tidak ada yang mau diomongin lagi, aku mau jalan dulu, sampai jumpa!”

Sambil berbicara, aku berbalik badan dan ingin pergi, baru berjalan beberapa langkah, Olive memanggilku: “Tunggu,tunggu, aku mau bicara sama kamu!”

Dengan tidak sabaran aku berbalik badan, menatap Olive, dengan nada tidak senang berkata: “Apa yang mau dikatakan buruan katakana, aku masuh ada urusan lain!”

Olive perlahan-lahan melangkah kedepan, mengampiriku, dia melihatku dengan dekat, dengan nada tulus berkata: “Chandra, maaf ya!”

Mendengar permintaan maaf, hatiku tidak bisa menghindarinya, sejujurnya, aku menunggu permintaan maaf Olive, aku sudah lama menunggunya, ini adalah hutangnya, jika bukan karena dia, ibuku tidak akan menderita kejahatan seperti itu, aku benci dia!

Ketika aku sadar, kembali ke SMA, aku sangat ingin Olive mengakui kesalahannya, dengan mulutnya sendiri meminta maaf kepadaku. Tetapi sekarang, seiring berjalannya waktu semua berubah, mendengar permintaan maafnya, aku rasa, itu tidak berguna sama sekali, bahkan jika Olive ingin meminta maaf gimana pun, masa lalu tidak bisa diubah, aku membencinya, dan sangat membencinya! Jika boleh, aku hanya ingin mengubur masalah itu, dan mulai sekarang aku tidak mau berhubungan dengan Olive!

Terdiam sejenak, aku langsung berkata kepadanya seolah-olah tidak ada yang terjadi: “kamu tidak perlu meminta maaf kepadaku, kejadian itu sudah beberapa tahun yang lalu, aku sudah lupa!”

Melihat raut wajahku yang tidak peduli, wajah tenang Olive tiba-tiba seperti merasa khawatir, dia menggigit bibirnya dan terus berkata kepadaku: “Aku ingin menjelaskannya kepadamu, saat itu ...”

Tidak menunggu Olive selesai berbicara, aku langsung melambaikan tangan dan memotong perkataannya, dengan serius berkata: “masalah yang lalu biarlah berlalu, jangan dibicarakan lagi, tidak ada maknanya. Gak ada yang mau dibicarakan lagikan? Kalau begitu aku jalan dulu!”

Selesai berbicara, aku berbalik badan dan pergi, dengan tekad yang kuat!

Kali ini, Olive tidak memanggilku lagi, dia hanya berteriak dibelakangku: “Chandra, jika kamu membutuhkan bantuanku disekolah, silahkan cari aku!”

Haha, Olive yang awalnya cuman tahu mem-bully orang, sekarang menunjukkan kebaikannya, kebaikan dia ini, menurutku, itu adalah kemunafikan. Aku tidak menoleh kebelakang, dengan langkah besar terus berjalan, sambil berjalan dan bangga berkata: “Tidak perlu!”

Nada suaraku yang sangat tegas, mewakili tekadku, aku enar-benar tidak ingin ada hubungan dengan Olive, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu. Orang-orang demi dirinya sendiri harus menembus kesalahan mereka, cara aku menembus kesalahan adalah membuat diriku menjadi lebih baik, dan dengan kemampuan terbesar menghormati ibuku. Adapun Olive, selama dia tidak mengganggu hidupku, pisau yang dia tancapkan di hatiku, bahkan jika sudah sembuh, tetap masih ada bekas lukanya. Bekas luka yang dalam ini tidak akan pernah hilang!

Dengan tekad ini, aku mempercepat langkahku, dan semakin cepat, tidak lama, aku sudah berjalan keluar dari jalan setapak.

Begitu keluar dari jalan setapak, Andi berlari keluar seperti monyet, dia menghampiriku, dan berkata sambil tersenyum kepadaku: “Kakak Chandra, kamu sudah lama kenal Olive ya, mengapa kamu tidak mengatakan itu sebelumnya? Bagaimana kalian bisa kenal?”

Namun, pada saat berbalik, Andi merubah nama panggilanku, dan langsung menganggapku sebagai kakaknya, tampaknya, pengaruh Olive sangat besar. Tentu saja, aku tidak akan memberitahunya tentang permasalahan aku dengan Olive, dengan asal-asalan aku berkaa: “kita adalah teman sekolah lama, tapi kita tidak terlalu akrab, sudah berapa tahun kita tidak bertemu, barusan dia hanya menyapaku dan bertanya tentang masalahku sebelumnya, dan tidak ada apa-apa lagi!”
Andi sangat pintar, dia bisa melihat, bahwa hubunganku dengan Olive lebih dari itu, atau bisa dibilang, kita berdua agak tidak biasa. Jadi, dia masih ingin bergosip, mengejarku dan terus bertanya, tetapi aku tidak meresponnya, dia berbicara tanpa henti, dan dia terus bertanya sampai kami tiba di asrama.

Sampai di asrama, Andi dan dua teman sekamar lainnya berbicara, tentang bagaimana aku mengenal Olive, dan berbicara bahwa Olive yang cantik menyelamatkan beruang hitam demi mengeluarkan kepalaku, seharusnya yang dimiliki Olive berada dilangit, dan orang-orang jarang mendengarnya

Selain Andi, aku masih punya dua teman kamar, yang satunya dipanggil Hendra, dia ini gila game, setiap hari dia hanya tahu bermain game, dunia nyata sangat sulit baginya, dunia game adalah bagian hidup dia seutuhnya.

Yang satu lagi dipanggil Joko, dia adalah pria yang berbadan gemuk, ayahnya adalah OKB(orang kaya baru), keluarganya banyak uang dan merawat dia hingga gemul, tugas hariannya adalah memamerkan kekayaannya, seperti khawatir orang lain tidak tahu kalau keluarganya kaya.

Ketika Anji sudah mengatakannya, Hendra sepertinya tidak mendengarkannya sama sekali, dia masih terbenam dalam permainannya, tidak bisa melepaskan diri. Joko pria gendut itu, langsung melompat dan berteriak: “Oke, Chandra, kapan mau ajak Olive keluar untuk makan malam, aku yang traktir!”

Download APP, continue reading

Chapters

537