Bab 18 Perjodohankah Ini? (1)
by Lucy Liestiyo
12:08,Jan 17,2021
Melihat rasa bersalah bercampur selintas tanda tanya terpancar di wajah Ezra, sang Mama lekas mengibaskan tangannya dengan serius, demi untuk menunjukkan bahwa dia sama sekali tak bermaksud mengungkit dan mempermasalahkan ketidakhadiran Putri bungsunya saat itu.
Kemudian Bu Meta menoleh ke suaminya. Dia tampak sedikit ragu untuk melanjutkan perkataannya dan membutuhkan sedikit dukungan dari suaminya. Pak Aswin menangkap isyarat itu dan manggut kecil.
"Hei...! Jangan salah paham, Sayang. Jangan mikir ke sana. Nggak apa-apa kok, Ara.Serius, nggak apa-apa! Soal ketidakhadiranmu saat itu, kita semua mengerti. Sungguh. Begitu juga keluarga Om Wira. Bukan itu yang akan kita bicarakan sekarang," sela Pak Aswin untuk mengusir kemuraman serta selintas penyesalan yang membayang di paras Ezra, sang Putri bungsu yang sangat mandiri di matanya, juga dekat dengan Putra pertamanya, Arya.
“kalau begitu, lalu ada apa, Pa?” tanya Ezra sambil melirik semua orang di ruang tamu, berusaha mencari jawaban di mata mereka. Ezra tidak menyangkal, ada kegelisahan yang melanda dirinya sekarang, dan dia benci harus membuat menebak-nebak sendiri, di antara prasangka yang berkembang liar di benaknya.
Bu Meta memberi tanda kepada Pak Aswin. Sepertinya ia sudah memiliki kepercayaan diri yang baik untuk melanjutkan kata-katanya yang dijeda tadi. Pak Aswin mengangguk padanya.
Bu Meta menarik napas dalam-dalam sebelum berkata dengan lembut kepada Putri bungsunya.
"Jadi begini Ara sayang. Almarhum Bibi Yola, sepertinya memiliki sebuah permintaan terakhir," Bu Meta menghentikan lagi perkataannya beberapa saat. Tampaknya tetap saja berat bagi dirinya untuk langsung ke pokok permasalahan. Dia menelan ludah sejenak.
Melihat hal itu, Ezra tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya.
Dia langsung bertanya, “Permintaan terakhir? Permintaan terakhir apa yang Mama maksudkan?”
“Dan sejauh apa hubungannya dengan keluarga kita sampai kita harus berkumpul bersama untuk membicarakan soal ini?” hampir saja Ezra melontarkan pertanyaan ini. Untung saja dia masih sempat mengerem mulutnya.
Bu Meta berdeham sebelum melanjutkan kata-katanya.
“Ara sayang, betul, permintaan terakhir. Tetapi Om Wira baru menyebutkan tentang ini, ketika dia bertemu Papa sama Mama. Tepatnya pada peringatan 100 hari kepergian Tante Yola. Tapi melihat betapa sibuknya kalian.., maksud Mama, kamu sama.., Elbi, kami sepakat untuk menunda menyampaikan hal ini kepada kalian berdua. Kami menunggu sampai waktu yang tepat,” papar sang Mama.
Kata-kata Bu Meta yang yang menyebutkan kata sibuk, lalu menghubungkan kata itu dengan dirinya sendiri, begitu juga dengan Elbi, sontak membuat Ezra terkejut. Wajahnya segera menegang, saat sebuah pikiran mendarat di kepalanya.
Apa ini? Itu terlalu jelas bagiku! Jenis berita apa yang lebih konyol dari berita tentang perjodohan? Huh! Nggak banget! Iyalah, apalagi kalau bukan tentang perjodohan! Pikir Ezra dipenuhi prasangka.
Segera saja terlintas wajah seseorang dalam bayangan Ezra. Tak lain eman dekatnya, Pino, seorang tenaga Marketing perusahaan Property yang andal dan tengah menanjak karirnya di PT. Bangun Kukuh Lestari. Pino yang selalu menarik dan mengutamakan penampilan. Seseorang, yang hanya terpaut usia kurang dari satu tahun darinya. Pino adalah pria yang cerdas, dia humoris dan sepertinya memiliki stok kata-kata pujian yang segudang untuk Ezra. Pino, rekan diskusi yang menyenangkan karena wawasan dan pemikirannya yang luar biasa. Sesuatu hal yang membuat Ezra tidak heran mengapa karier Pino terus meningkat di tempat kerjanya. Kepada Pria yang sangat cermat dalam memilih tempat untuk makan malam romantis inilah, Ezra telah membuka hatinya dan membiarkan perasaan bernama 'cinta' itu hadir dan berdiam di sana selama tiga setengah bulan terakhir ini.
Awal perkenalan mereka terjadi sejak PT. Bangun Kukuh Lestari menunjuk Ezra yang gesit untuk mengurus sejumlah acara yang mereka selenggarakan.
Meskipun dianggap sebagai 'pemain baru' di bidang bisnis ini, ide dan analisis yang tajam dari Ezra telah membuat semua acara yang ia kelola berbuah menjadi kesuksesan besar. Terlebih, Marketing Plan yang diajukan oleh tim Ezra sejalan dan menjawab kebutuhan PT. Bangun Kukuh Lestari. Pada pertemuan pertama saja, Pino yang saat itu mewakili perusahaan tempatnya bekerja, secara terbuka mengungkapkan kekagumannya terhadap cara kerja tim Ezra. Setelah itu, Ezra langsung menerima kontrak eksklusif dari PT. Bangun Kukuh Lestari untuk semua event mereka. Hal tersebut tentunya menjadikan Pino sebagai perwakilan dari PT. Bangun Kukuh Lestari mempunyai banyak kesempatan untuk mendekati dara cantik sekaligus pengusaha muda tersebut.
Kekaguman Pino terhadap Ezra tumbuh sejalan dengan minat serta ambisi pribadinya, yang dikemas dalam sedikit perhatian, yang berhasil membuat hati Ezra luluh. Dan secara sadar, Ezra membiarkan dirinya terseret lebih jauh ke dalam pusaran cinta.
Ezra auto menyerah. Dia seperti terbawa oleh siklus arus. Dia menikmati alirannya. Dia juga membiarkan dirinya kian terlarut. Andaikan ini merupakan kasus pencurian hati di mana Pino adalah pelakunya sedangkan Ezra adalah korbannya, Ezra dapat memastikan bahwa dia merupakan the willing victims.
Aku nggak akan pernah menyangkal, kehadirannya dalam hari-hariku membuatku selalu bersemangat. Dan nggak berlebihan kan, kalau kugunakan perasaan berbunga-bunga dan suasana hati yang baik itu sebagai dorongan untuk memberikan yang terbaik bagi semua klienku? Ya terutama PT. Bangun Kukuh Lestari, batin Ezra yang menahan senyumannya selagi melamunkan Pino.
"Mendiang Bibi Yola sangat berharap kamu dan Elbi bisa cocok satu sama lain," kata Bu Meta sehati-hati mungkin.
Tetapi bagi Ezra, tidak peduli betapa manis dan halus pilihan kata-kata yang diucapkan oleh sang Mama, tetap saja membuatnya merasa hampir tercekik. Bayangan wajah Pino langsung buyar.
Padahal baru beberapa detik sebelumnya, ketika Ezra membayangkan wajah Pino 'nya' dalam benaknya. Ya, Pino yang telah membuat hari-harinya semakin berwarna belakangan ini. Pino yang romantis. Cowok yang tampan, energik dan menarik yang secara rutin mengiriminya 'video selamat pagi' dengan ide-ide berbeda, hampir di setiap hari. Pino, Cowok yang kerap mengingatkannya agar tidak telambat makan siang, dan sesekali mengirimkan pesan suara selamat malam menjelang tidurnya. Iya, Pino, Cowok yang selalu memberikan perhatian berlimpah pada Dara belia ini, dan membuat Ezra semakin terpesona dari hari ke hari.
Meski dapat dikatakan bahwa mereka berdua jarang bertemu secara fisik, toh Pino tetap memiliki cara yang luar biasa untuk menyanjung Ezra. Pino pandai memberikan kesan bahwa Ezra selalu ada di pikiran dan hatinya. Suara baritonnya sepertinya selalu terngiang di telinga Ezra, setelah mendengar pesan suara Pino sebelum istirahat malamnya, meski hanya ada dua hingga tiga kalimat pendek di sana. Mana mungkin hal itu tak membuat Gadis muda nan cantik kian terlena dan makin mencintai Pino? Tak heran jika Ezra menjuluki sang kekasih sebagai pemilik ide kreatif yang seolah tak ada habisnya. Bahkan, ia kerap memanfaatkannya sebagai inspirasi untuk sejumlah acara yang ditanganinya.
“Elbi itu benar-benar orang yang baik deh, Ra. Dia adalah pengusaha muda yang sukses. Di tangan Elbi, bisnis kuliner Om Wira, ‘W&E Ayam Goreng Nikmaaat’, berkembang makin pesat. Yang aku tahu, itu pula yang membuat Om Wira mengusulkan untuk mengganti nama gerai mereka sebelumnya yaitu 'Kusuma Fried Chicken' yang merupakan nama keluarga mereka menjadi W&E beberapa tahun yang belakangan ini. W&E kan inisial dari Om Wira dan Elbi. Dan dari yang kudengar, Elbi menambahkan kata 'enak'. Makanya setelah itu nama jadi outletnya ‘W&E Ayam Goreng Nikmaaat’,” urai Venus dengan mata berbinar. Dia tampak sangat bangga dengan prestasi Elbi. Seolah-olah dia sedang membicarakan tentang anggota keluarganya sendiri.
Ezra baru saja ingin menyela, tetapi ia kalah cepat.
Venus telah membuka mulutnya lagi.
Kemudian Bu Meta menoleh ke suaminya. Dia tampak sedikit ragu untuk melanjutkan perkataannya dan membutuhkan sedikit dukungan dari suaminya. Pak Aswin menangkap isyarat itu dan manggut kecil.
"Hei...! Jangan salah paham, Sayang. Jangan mikir ke sana. Nggak apa-apa kok, Ara.Serius, nggak apa-apa! Soal ketidakhadiranmu saat itu, kita semua mengerti. Sungguh. Begitu juga keluarga Om Wira. Bukan itu yang akan kita bicarakan sekarang," sela Pak Aswin untuk mengusir kemuraman serta selintas penyesalan yang membayang di paras Ezra, sang Putri bungsu yang sangat mandiri di matanya, juga dekat dengan Putra pertamanya, Arya.
“kalau begitu, lalu ada apa, Pa?” tanya Ezra sambil melirik semua orang di ruang tamu, berusaha mencari jawaban di mata mereka. Ezra tidak menyangkal, ada kegelisahan yang melanda dirinya sekarang, dan dia benci harus membuat menebak-nebak sendiri, di antara prasangka yang berkembang liar di benaknya.
Bu Meta memberi tanda kepada Pak Aswin. Sepertinya ia sudah memiliki kepercayaan diri yang baik untuk melanjutkan kata-katanya yang dijeda tadi. Pak Aswin mengangguk padanya.
Bu Meta menarik napas dalam-dalam sebelum berkata dengan lembut kepada Putri bungsunya.
"Jadi begini Ara sayang. Almarhum Bibi Yola, sepertinya memiliki sebuah permintaan terakhir," Bu Meta menghentikan lagi perkataannya beberapa saat. Tampaknya tetap saja berat bagi dirinya untuk langsung ke pokok permasalahan. Dia menelan ludah sejenak.
Melihat hal itu, Ezra tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya.
Dia langsung bertanya, “Permintaan terakhir? Permintaan terakhir apa yang Mama maksudkan?”
“Dan sejauh apa hubungannya dengan keluarga kita sampai kita harus berkumpul bersama untuk membicarakan soal ini?” hampir saja Ezra melontarkan pertanyaan ini. Untung saja dia masih sempat mengerem mulutnya.
Bu Meta berdeham sebelum melanjutkan kata-katanya.
“Ara sayang, betul, permintaan terakhir. Tetapi Om Wira baru menyebutkan tentang ini, ketika dia bertemu Papa sama Mama. Tepatnya pada peringatan 100 hari kepergian Tante Yola. Tapi melihat betapa sibuknya kalian.., maksud Mama, kamu sama.., Elbi, kami sepakat untuk menunda menyampaikan hal ini kepada kalian berdua. Kami menunggu sampai waktu yang tepat,” papar sang Mama.
Kata-kata Bu Meta yang yang menyebutkan kata sibuk, lalu menghubungkan kata itu dengan dirinya sendiri, begitu juga dengan Elbi, sontak membuat Ezra terkejut. Wajahnya segera menegang, saat sebuah pikiran mendarat di kepalanya.
Apa ini? Itu terlalu jelas bagiku! Jenis berita apa yang lebih konyol dari berita tentang perjodohan? Huh! Nggak banget! Iyalah, apalagi kalau bukan tentang perjodohan! Pikir Ezra dipenuhi prasangka.
Segera saja terlintas wajah seseorang dalam bayangan Ezra. Tak lain eman dekatnya, Pino, seorang tenaga Marketing perusahaan Property yang andal dan tengah menanjak karirnya di PT. Bangun Kukuh Lestari. Pino yang selalu menarik dan mengutamakan penampilan. Seseorang, yang hanya terpaut usia kurang dari satu tahun darinya. Pino adalah pria yang cerdas, dia humoris dan sepertinya memiliki stok kata-kata pujian yang segudang untuk Ezra. Pino, rekan diskusi yang menyenangkan karena wawasan dan pemikirannya yang luar biasa. Sesuatu hal yang membuat Ezra tidak heran mengapa karier Pino terus meningkat di tempat kerjanya. Kepada Pria yang sangat cermat dalam memilih tempat untuk makan malam romantis inilah, Ezra telah membuka hatinya dan membiarkan perasaan bernama 'cinta' itu hadir dan berdiam di sana selama tiga setengah bulan terakhir ini.
Awal perkenalan mereka terjadi sejak PT. Bangun Kukuh Lestari menunjuk Ezra yang gesit untuk mengurus sejumlah acara yang mereka selenggarakan.
Meskipun dianggap sebagai 'pemain baru' di bidang bisnis ini, ide dan analisis yang tajam dari Ezra telah membuat semua acara yang ia kelola berbuah menjadi kesuksesan besar. Terlebih, Marketing Plan yang diajukan oleh tim Ezra sejalan dan menjawab kebutuhan PT. Bangun Kukuh Lestari. Pada pertemuan pertama saja, Pino yang saat itu mewakili perusahaan tempatnya bekerja, secara terbuka mengungkapkan kekagumannya terhadap cara kerja tim Ezra. Setelah itu, Ezra langsung menerima kontrak eksklusif dari PT. Bangun Kukuh Lestari untuk semua event mereka. Hal tersebut tentunya menjadikan Pino sebagai perwakilan dari PT. Bangun Kukuh Lestari mempunyai banyak kesempatan untuk mendekati dara cantik sekaligus pengusaha muda tersebut.
Kekaguman Pino terhadap Ezra tumbuh sejalan dengan minat serta ambisi pribadinya, yang dikemas dalam sedikit perhatian, yang berhasil membuat hati Ezra luluh. Dan secara sadar, Ezra membiarkan dirinya terseret lebih jauh ke dalam pusaran cinta.
Ezra auto menyerah. Dia seperti terbawa oleh siklus arus. Dia menikmati alirannya. Dia juga membiarkan dirinya kian terlarut. Andaikan ini merupakan kasus pencurian hati di mana Pino adalah pelakunya sedangkan Ezra adalah korbannya, Ezra dapat memastikan bahwa dia merupakan the willing victims.
Aku nggak akan pernah menyangkal, kehadirannya dalam hari-hariku membuatku selalu bersemangat. Dan nggak berlebihan kan, kalau kugunakan perasaan berbunga-bunga dan suasana hati yang baik itu sebagai dorongan untuk memberikan yang terbaik bagi semua klienku? Ya terutama PT. Bangun Kukuh Lestari, batin Ezra yang menahan senyumannya selagi melamunkan Pino.
"Mendiang Bibi Yola sangat berharap kamu dan Elbi bisa cocok satu sama lain," kata Bu Meta sehati-hati mungkin.
Tetapi bagi Ezra, tidak peduli betapa manis dan halus pilihan kata-kata yang diucapkan oleh sang Mama, tetap saja membuatnya merasa hampir tercekik. Bayangan wajah Pino langsung buyar.
Padahal baru beberapa detik sebelumnya, ketika Ezra membayangkan wajah Pino 'nya' dalam benaknya. Ya, Pino yang telah membuat hari-harinya semakin berwarna belakangan ini. Pino yang romantis. Cowok yang tampan, energik dan menarik yang secara rutin mengiriminya 'video selamat pagi' dengan ide-ide berbeda, hampir di setiap hari. Pino, Cowok yang kerap mengingatkannya agar tidak telambat makan siang, dan sesekali mengirimkan pesan suara selamat malam menjelang tidurnya. Iya, Pino, Cowok yang selalu memberikan perhatian berlimpah pada Dara belia ini, dan membuat Ezra semakin terpesona dari hari ke hari.
Meski dapat dikatakan bahwa mereka berdua jarang bertemu secara fisik, toh Pino tetap memiliki cara yang luar biasa untuk menyanjung Ezra. Pino pandai memberikan kesan bahwa Ezra selalu ada di pikiran dan hatinya. Suara baritonnya sepertinya selalu terngiang di telinga Ezra, setelah mendengar pesan suara Pino sebelum istirahat malamnya, meski hanya ada dua hingga tiga kalimat pendek di sana. Mana mungkin hal itu tak membuat Gadis muda nan cantik kian terlena dan makin mencintai Pino? Tak heran jika Ezra menjuluki sang kekasih sebagai pemilik ide kreatif yang seolah tak ada habisnya. Bahkan, ia kerap memanfaatkannya sebagai inspirasi untuk sejumlah acara yang ditanganinya.
“Elbi itu benar-benar orang yang baik deh, Ra. Dia adalah pengusaha muda yang sukses. Di tangan Elbi, bisnis kuliner Om Wira, ‘W&E Ayam Goreng Nikmaaat’, berkembang makin pesat. Yang aku tahu, itu pula yang membuat Om Wira mengusulkan untuk mengganti nama gerai mereka sebelumnya yaitu 'Kusuma Fried Chicken' yang merupakan nama keluarga mereka menjadi W&E beberapa tahun yang belakangan ini. W&E kan inisial dari Om Wira dan Elbi. Dan dari yang kudengar, Elbi menambahkan kata 'enak'. Makanya setelah itu nama jadi outletnya ‘W&E Ayam Goreng Nikmaaat’,” urai Venus dengan mata berbinar. Dia tampak sangat bangga dengan prestasi Elbi. Seolah-olah dia sedang membicarakan tentang anggota keluarganya sendiri.
Ezra baru saja ingin menyela, tetapi ia kalah cepat.
Venus telah membuka mulutnya lagi.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved